MINISTRY WITH INTEGRITY
Integritas
erat kaitannya dengan jati diri/identitaas seseorang. Seluruh aspek kehidupan,
baik internal
maupun eksternal, berjalan dengan harmonis, tanpa kepalsuan atau kemunafikan.
Dengan kata lain, seorang yang berintegritas adalah mereka yang memiliki
keselarasan dalam pikiran, perasaan, perbuatan, serta perkataannya. Bagi orang
percaya, integritas merupakan satu paket antara kehidupan rohani dengan pelayanan. Jemaat Tuhan senantiasa merindukan pelayan-pelayan
yang mempunyai integritas diri untuk menjadi teladan dalam pengabdian dan
ketaatan kepada Tuhan.
Tanpa
Integritas, pelayanan hanyalah aktivitas keagamaan belaka. Yesus menyebut Tindakan tersebut sebagaimana dilakukan oleh orang
Farisi sebagai kemunafikan. Dia tahu bahwa orang Farisi lebih memperhatikan
reputasi daripada karakter mereka, dan bahwa bagi mereka pujian manusia lebih mereka sukai dan menarik
perhatian daripada perkenanan Allah. Faktanya,
tidak akan ada seorang pun yang dapat melayani Tuhan
sekaligus ‘bersandiwara’ seperti yang dilakukan orang-orang Farisi.
Pelayanan
sesungguhnya adalah sesuatu yang kudus bagi Tuhan, yang
tidak sepatutnya dinodai
dengan motivasi yang
tidak murni seperti mencari keuntungan duniawi, dan akan sukar dilakukan dengan tulus jika didorong oleh motivasi ‘sebagai sekedar sebuah kewajiban’, hanya kasih kepada Allah
dan sesama manusia yang dapat membuat
kita konsisten, tekun dan
bertahan dalam pelayanan. Tuhan Menghendaki Setiap Orang Percaya Melayani dengan integritas! Jika kita sudah mengenal kasih karunia
Tuhan, pelayanan bukanlah merupakan beban, melainkan sebuah kehormatan.
Rasul Paulus mengingatkan orang
percaya dalam Galatia 5:13, “Saudara-saudara,
memang kamu telah dipanggil untuk merdeka. Tetapi janganlah kamu mempergunakan
kemerdekaan itu sebagai kesempatan untuk kehidupan dalam dosa, melainkan
layanilah seorang akan yang lain oleh kasih.” Rasul Petrus juga menegaskan
bahwa ada sebuah keharusan bagi setiap orang percaya yang sudah menerima kasih karunia Tuhan
diperlengkapi dengan karunia-karunia Rohani untuk melayani, “Layanilah
seorang akan yang lain, sesuai dengan karunia yang telah diperoleh tiap-tiap
orang sebagai pengurus yang baik dari kasih karunia Allah.” (1 Petrus 4:10).”
Sama seperti Yesus datang ke dunia dan mengosongkan diri, bukan untuk
dilayani, tetapi melayani dengan taat bahkan sampai mati di kayu salib
untuk keselamatan dunia (Mat. 20:28; Mark. 10:45; Fil. 2:8), seorang pelayan harus
menyiapkan diri untuk membayar harga dalam
melayani. Pelayanan sejati senantiasa disertai dengan komitmen, bayar harga serta konsekuensi yang harus berani
ditanggung oleh mereka yang rindu dan mau melayani. Bahkan semakin tinggi kedudukan seseorang dalam pelayan, semakin tinggi harga yang
harus dibayarnya. Sebuah nasihat yang
patut direnungkan adalah "lebih baik Jangan jadi
pelayan Tuhan, jika tidak mau bekerja dan melayani orang lain. Apalagi jika hanya ingin
menikmati perhatian dari banyak orang bahkan
ingin
terkenal." Ingatlah,
Yesus mengosongkan diri-Nya dan menjadi seorang hamba bagi manusia, Dia datang
untuk melayani.
Apa
yang harus kita persiapkan untuk melayani Tuhan dan sesama dengan beritegritas?
Kita akan melihat contoh dalam Alkitab seorang yang memiliki integritas dalam
melayani dalam Kej. 39:1-6 yaitu Yusuf.
Ada tiga hal yang Yusuf miliki:
1.
Takut
akan Tuhan
Kejadian
39:1-4 menceritakan tentang yusuf yang sudah tiba di Mesir setelah dijual
saudara-saudaranya.
Yusuf dibeli oleh Potifar dan menjadi budak untuk melayani di rumahnya. Di rumah Potifar, Yusuf
bisa berhasil dalam semua yang dia kerjakkan karena Tuhan menyertainya. Yusuf takut akan Tuhan
(Kej. 39:8-9) dan apa
saja yang diperbuatnya selalu berhasil (ay. 2). Bukti bahwa Yusuf takut akan Tuhan adalah
ia tidak berbuat dosa dan lari dari dosa (ay. 8-10), walaupun ia dibujuk dari
hari ke hari oleh istri potifar.
Yusuf tetap menjaga kekudusan di hadapan Tuhan, karena ia Takut akan Tuhan dan menghormati kekudusan-Nya. Mereka yang hidup tanpa takut
akan Tuhan tidak akan menyadari
kehadiran, kasih karunia, dan perlindungan-Nya, tidak demikian dengan Yusuf. Takut akan Tuhan berarti
memandang Dia dengan kekaguman dan penghormatan kudus serta menghormati-Nya
sebagai Allah karena kemuliaan, kekudusan, keagungan, dan kuasa-Nya yang besar
(Maz. 33:8-9). Orang
yang takut akan Tuhan pasti diberkati Tuhan. (Maz. 128:4). Ketika kita takut akan
TUHAN pasti dalam melayani sesama dengan Tulus hati (Kol. 3:22).
2.
Dapat
dipercaya (memiliki kredibilitas)
Yusuf
dipercaya penuh oleh potifar (Kej. 39:5-6) untuk usaha dan seluruh harta
kepunyaannya. Potifar merasa sangat diberkati oleh pelayanan Yusuf, sehingga ia
tidak perlu lagi mengerjakan apapun selain untuk makanannya sendiri. Adalah penting sekali bagi kita untuk memiliki kredibilitas dalam
melayani Tuhan, sehingga Tuhan akan memakai dan memberkati kita dalam setiap
pelayanan yang Tuhan percayakan.
Setiap
kita tentu menyadari bahwa dirinya sebagai
orang percaya. Namun yang menjadi pokok pikiran kita hari ini adalah: “Apakah
kita juga dapat dipercaya oleh Tuhan?.” Di akhir zaman ini, Tuhan sedang mencari
orang-orang yang dapat dipercaya dan setia terhadap tanggung jawab yang
dipercayakan-Nya sesuai dengan karunia dan talenta yang ada (1 Kor. 4:2). Kepercayaan
akan diberikan kepada orang yang memang benar-benar teruji kualitasnya, punya
kedekatan hubungan dengan Tuhan dan terlebih lagi memiliki rasa tanggung jawab
terhadap pelayanan. Ketika
Tuhan menyuruh musa mengangkat para hakim untuk melayani bangsa Israel orang
yang takut akan Tuhan dan dapat dipercaya (Kel. 18:21). Orang yang dapat dipercaya bukan
hanya bisa dipakai Tuhan dengan dahsyat, tetapi juga memperoleh buah berkat
(Amsal 28:20).
3.
Memiliki
Sikap dan perilaku yang benar (Kej. 39:6b)
Yusuf
bukan hanya elok parasnya, tetapi memiliki sikap yang manis. Sikap inilah yang perlu dimiliki orang percaya dalam
melayani, yaitu memiliki sikap yang penuh
belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan dan kesabaran (Kol.
3:12). Bersikap lemah lembut terhadap semua orang itu penting bagi kita (Titus
3:2).
Sikap
dan perilaku sama pentingnya dengan kemampuan atau keterampilan. Sikap dan perilaku kita membawa
dampak terhadap orang di sekitar kita, dan dampak itu bisa
langsung diamati atau dirasakan oleh mereka. Sikap dan perilaku bisa disukai, atau
sebaliknya, malah dibenci oleh banyak orang; sebagai orang percaya yang
melayani seharusnya kita mampu
memancarkan sikap dan perilaku Kristus,
sehingga orang dapat
mengenal Kristus melalui
kebiasaan kita sehari-hari. Jangan sampai terjadi
sebaliknya, orang malah
menghindari dan kesal
terhadap kekristenan karena sikap dan perilaku kita. Sikap dan
Perilaku kita
haruslah mencerminkan pikiran dan
perasaan Kristus (Fil. 2:5).
Mari
kita melatih diri untuk mempraktikkan sikap/perilaku kasih Kristus setiap saat.
Bangunlah manusia roh kita
dengan terus memberi diri untuk merenungkan firman, mempelajari
firman
kemudian diubah oleh firman Tuhan. Dengan demikian kita akan
memancarkan Kristus melalui sikap/perilaku kita
setiap
hari. Hasilnya, semakin banyak orang akan diberkati melalui kehidupan kita baik
di dalam pekerjaan, pergaulan sehari-hari maupun pelayanan kerohanian (Kis 2:47).
Jadi,
ada 3 hal yang harus dimiliki oleh
orang percaya dalam
melayani Tuhan dengan integritas, yakni: takut
akan Tuhan, dapat dipercaya dan memiliki sikap yang benar. Dengan memiliki ketiga hal tersebut, kita dapat secara maksimal melayani
dan menjadi berkat bagi banyak orang. Marilah kita gunakan kesempatan yang
sangat singkat ini untuk terus giat di dalam pekerjaan-Nya. Tuhan Yesus segera datang kembali. Maranatha! Tuhan Yesus memberkati. (AR)
0 Comments