Identifikasi Buku
Judul buku : Teologi Dasar 1
Pengarang : DR. Charles C. Ryrie
Tahun Terbit :
1991
Penerbit :
Andi
Jumlah
Halaman : 413
Halaman yang dibaca : 167-340
MALAIKAT
KEBERADAAN
PARA MALAIKAT
Keberadaan
para malakat merupakan salah satu bidang yang keberadaannya diabaikan. Sikap
mengabaikan ini mungkin bisa dikarenakan adanya kelalaian ataupun suatu penolakan
secara diam-diam terhadap ajaran Alkitab. Namun dewasa ini keberadaan malaikat
telah dijawab dengan publitas walaupun masih ada yang menolak secara teologi.
Pengetahuan manusia sangatlah
terbatas sehingga sulit untuk mengetahui bagaimana penciptaan alam semesta ini.
Manusia tidak mempunyai cara yang didasarkan pada teori untuk mengetahui apakah
penciptaan itu meliputi suatu golongan makhluk seperti malaikat-malaikat atau
tidak. Ramm telah menanganai keterbatasan pengetahuan manusia dengan cara yang
cerdik seperti pengetahuan manusia yang terbatas tidak mengizinkan manusia
untuk menarik kesimpulan bahwa tidak ada makhluk-makhluk seperti malaikat.
Dengan demikian perlu iman yang dimiliki oleh setiap orang agar bisa menerima
keberadaan malaikat.
Jika Alkitab merupakan wahyu Allah
yang diberikan langsung kepada penulis, maka tidak akan ada keraguan mengenai
keberadaan malaikat-malaikat. Ada tiga sifat penting yang berkenaan dengan
penyataan itu. Pertama, penyataan itu luas. Perjanjian Lama lebih dari 100 kali
berbicara tentang malaikat-malaikat, sedangkan Perjanjian Baru menyebutkan
malaikat-malaikat kira-kira 165 kali. Ini merupakan bukti yang kuat untuk
diketahui keberadaan yang nyata mengenai malaikat karena tertulis lebih dari
satu kebenaran. Kedua, malaikat-malaikat disebutkan diseluruh bagian Alkitab.
Ketiga, Tuhan menyebutkan malaikat-malaikat merupakan makhluk yang nyata,
sehingga sulit menolak kebenaran tersbut.
PENCIPTAAN MALAIKAT-MALAIKAT
Fakta penciptaan malaikat yaitu, Para
malaikat adalah makhluk yang diciptakan (Maz. 148:5). Ini berarti bahwa mereka
tidak berkembang dan bentuk kehidupan yang lebih rendah atau lebih sederhana.
Hal ini dikuatkan oleh kenyataan bahwa malaikat-malaikat itu tidak berketurunan
(Mat. 22:30). Ketika mereka diciptakan, mereka diciptakan sebagai
malaikat-malaikat. Kristuslah yang menciptakan para malaikat tersebut (Yoh.
1:1-3). Memang Alkitab tidak secara pasti kapan mereka diciptakan, tetapi yang
pasti malaikat-malaikat itu hadir ketika dunia diciptakan (Ayub 38:7, NIV).
Dengan demikian, tentu mereka itu diciptakan sebelum pencipta dunia.
Keadaan malaikat pada mulanya semua
diciptakan kudus. Allah menyatakan bahwa ciptaan-Nya baik (Kej.1:31). Dan
memang tidak dapat menciptakan dosa. Bahkan setelah dosa masuk ke dalam dunia,
malaikat-malaikat Allah yang baik, yang tidak memberontak kepada-Nya, disebut
kudus (Mrk. 8:38). Ini adalah malaikat-malaikat pilihan (1 Tim. 5:21) yang
sangat berbeda dengan malaikat-malaikat jahat yang mengikuti Setan dalam
pemberontakannya melawan Allah (Mat.25:41). Penciptaan mereka penuh kekudusan,
suasana tempat mereka tinggal dan melayani, sebelum setan jatuh ke dalam dosa,
adalah tanpa cacat dan noda dosa.
Para malaikat adalah makhluk, bukan
pencipta. Namun mereka adalah suatu golongan makhluk yang terpisah dan berbeda,
misalnya terpisah dan berbeda dari manusia (1 Kor. 6:3; Ibr. 1:14). Sebagai
makhluk, kekuasaan, pengetahuan, dan kegiatan mereka terbatas (1 Ptr. 1:11-12;
Why. 7:1). Seperti semua makhluk yang bertanggung jawab, para malaikat pun akan
tunduk kepada pengadilan (1 Kor. 6:3; Mat 25:41).
SIFAT PARA MALAIKAT
Para malaikat memilki eksitensi
seperti halnya manusia. Yang dimaksud ialah bahwa malaikat-malaikat itu
mempunyai eksitensi seperti manusia, dan memiliki sifat atau keadaan seperti
manusia. Segi-segi penting dalam suatu pribadi biasanya meliputi kecerdasan,
perasaan, dan kemauan.
Malaikat memiliki pengetahuan yang
terbatas sebagai makhluk ciptaan. Ini berarti mereka tidak seperti Allah yang
mengetahui segala sesuatu. Namun, pengetahuan malaikat melebihi pengetahuan
manusia. Hal ini mungkin disebabkan oleh tiga alasan. Pertama, para malaikat
diciptakan sebagai suatu golongan makhluk yang lebih tinggi daripada manusia di
alam semesta. Kedua, para malaikat mempelajari Alkitab lebih cermat daripada
manusia dan memperoleh pengetahuan daru Alkitab (Yak. 2:19; Why 12:12). Ketiga,
para malaikat mendapatkan pengetahuan melalui pengamatan yang lama terhadap
kegiatan-kegiatan manusia.
Para malaikat memiliki sifat roh.
Mereka disebut roh-rh yang melayani (Ibr 1:14). Roh-roh jahat disebut sebagai
roh-roh yang najis dan jahat (Luk.8:2; 11:24,26) dan setan adalah roh yang
sedang bekerja diantara orang-orang durhaka.
Sebagai makhluk-makhluk halus mereka
bersifat roh dan tidak bertubuh. Orang Yahudi dan bapak-bapak gereja yang
mula-mula mengenal malaikat-malaikat sebagai makhluk yang memiliki semacam
tubuh yang ringan dan halus atau berapi-api. Namun, pada abad pertengahan
disimpulkan bahwa malaikat-malaikat itu adalah makhluk hidup yang semata-mata
bersifat roh.
Para malaikat bersifat kekal dan
tidak bertambah banyak jumlah malaikat tidak berubah dan akan selalu sama.
Tuhan mengajarkan bahwa para melaikat tidak menurunkan malaikat-malaikat bayi
(Mat. 22:30), dan bahwa mereka tidak mati (Luk. 20:36). Akan tetapi
malaikat-malaikat yang jahat akan dihukum di tempat yang terpisah dari Allah
(Mat. 25:41; Luk. 8:31).
Para malaikat adalah makhluk yang
lebih tinggi daripada manusia. Penulis surat Ibrani mengatakan bahwa ketika
Tuhan kita menjelma menjadi manusia, ia untuk waktu yang singkat menjadi
sedikit rendah daripada malaikat-malaikat (Ibr. 2:7-9). Meskipun ada persoalan
persoalan yang berhubungan dengan penggunaan Mazmur 8 dalam bagian ini, rupanya
jelas bahwa Penjelmaan itu menempatkan Kristus pada suatu posisi yang lebih
rendah daripada para malaikat.
ORIENTASI MALAIKAT
Malaikat-malaikat merupakan jumlah
yang sangat besar, yang tidak dapat dihitung. Itulah arti “beribu-ribu” dalam
Ibr. 12:22 dan” berlaksa-laksa” atau “beribu-ribu laksa” dalam Why. 5:11
menyatakan adanya beribu-ribu laksa malaikat. Beberapa banyaknya tidak
dinyatakan secara pasti meskipun sementara orang mengusulkan bahwa jumlah
malaikat di semesta alam ini sama dengan jumlah segenap manusia di sepanjang
sejarah (Mat. 18:10). Jumlah mereka tetap, tidak bertambah ataupun berkurang.
Allah telah mengorganisasikan
malaikat-malaikat pilihan dan Setan telah mengorganisasikan malaikat-malaikat
yang jahat. Dari kenyataan tersebut muncul satu hal praktis yang sangat
penting. Para malaikat diorganisasikan; roh-roh jahat diorganisasi; namun
orang-orang Kristen, baik secara perseorangan maupun dalam kelompok-kelompok,
sering merasa bahwa mereka tidak perlu diorganisasi. Ini benar terutama dalam
hal melawan kejahatan. Kadang-kadang orang-orang percaya merasa bahwa mereka
dapat berusaha sendiri-sendiri atau mengharapkan kemenangan tanpa terlebih
dahulu membuat persiapan yang tertib dan terorganisir.
PELAYANAN PARA MALAIKAT
Pada dasarnya malaikat-malaikat yang
baik adalah pelayan-pelayan (Ibr. 1:14). Allah mengutus mereka untuk melayani
atau menolong (diakonian) orang-orang
percaya, dan dalam pelayanan yang demikian para malaikat berfungsi sebagai
utusan-utusan seperti imam dalam Bait Allah.
Dalam hubungannya dengan Allah,
tugas utama para malaikat adalah menyembah dan memuji Dia. Mereka memuji Allah
(Mzm. 148:1-2; Yes. 6:3). Mereka menyembah Allah (Ibr. 1:6; Why. 5:8-13).
Mereka bersukacita atas apa yang dikerjakan Allah (Ay. 38:6-7). Mereka melayani
Allah (Mzm. 103:20; Why. 22:9). Mereka menghadap Allah (Ay. 1:6; 2:1). Mereka
menjadi alat untuk melaksanakan hukuman-hukuman Allah (Why. 7:1; 8:2).
MANUSIA
EVOLUSI KESELAMATAN
Evolusi ialah berubah dalam berbagai
arah. Kata evolusi dipakai berkenaan dengan asal mula kehidupan, maka kata
tersebut lebih dari sekedar bermakna perubahan atau perkembangan. Teori evolusi
juga menyinggung dengan asal mula manusia, evolusi mengajarkan bahwa ia
berputar dalam jangka waktu lama melalui aksi perubahan dan seleksi alamiah
dari yang sederhana, beralih menjadi bentuk lain yang pada dmulanya berasal
dari makhluk bersel tunggal. Kemudian terbukti bahwa dasar evolusi naturalistis
adalah sains dan kepercayaan (“iman”).
Evolusi theistis berpegangan bahwa
Allah mengarahkan, memakai dan megontrol proses evolusi alamiah untuk
menciptakan dunia dan seisinya. Biasanya pandangan ini beranggapan bahwa ide
“hari dalam Kejadian satu bermakna masa-masa”, dalam proses evolusi termasuk di
dalamnya “penciptaan” Adam dan bumi serta bentuk-bentuk pra-manusia, yang mana
kesemuanya termasuk dalam kurun waktu yang lama.
Katolik Roma, Kristen Liberal dan
Oemikiran Neo-Ortodok menyatakan sebenarnya yang diperlukan oleh evolusi
theistis untuk mempertahankan dirinya menjadi theistis ialah adanya satu
pribadi yang supranatural, suatu kekuatan yang tak nampak, yang telah memulai
proses panjang evolusi. Mereka berpandangan bahwa Allah sebagai pribadi yang
terlibat bukan saja pada permulaan dari proses tetapi juga pada berbagai masa
sepanjang proses.
Penciptaan memiliki macam variasi,
ciri utama dari pandangan ini ialah bahwa Alkitab adalah landasan satu-satunya.
Sains boleh saja memberi sumbangsih bagi pengertian manusia, namun tidak boleh
mengontrol atau mengubah penafsiran terhadap Alkitab yang sepenuhnya Firman
Allah demi menjelaskan penemuan-penemuan Sains. Sejauh hal yang berkenaan
dengan manusia adalah mengenai penciptaan yang mengajarkan bahwa Allah
menciptakan manusia pertama menurut gambar dan rupa-Nya dari dalam tanah dan
napas hidup-Nya (Kej. 1:27 dan 2:7) tidak ada makhluk manusia bertingkat rendah
dan dilibatkan, tidak juga proses evolusi.
Penganut paham Penciptaan berpegang
pada pandangan yang berbeda mengenai penciptaan. Mereka berpandangan bahwa Adam
bukanlah manusia pertama yang menurunkan manusia diseluruh bumi. Dengan
demikian mereka telah menolak Alkitab yang sepenuhnya adalah Firman Allah.
ALKITAB DAN ASAL MULA KEHIDUPAN
Meskipun Alkitab bukanlah kitab
sains, tetapi tidak berarti bahwa Alkitab tak akurat tatkala ia menampilkan
suatu kebenaran yang bersangkut paut dengan dunia sains. Memang apa saja yang
dinyatakan oleh Alkitab berkenaan dengan pengetahuan apapun juga adalah benar,
tepat dan terpercaya. Alkitab tidak memberi jawaban terhadap setiap pertanyaan
yang kita harapkan dalam hal asal mula kehidupan. Namun apa yang dikatakan Alkitab harus
diungkapkan bahwa Alkitab adalah kebenaran.
Beberapa praduga yang diperlukan,
seperti dalam surat Ibrani yang mengingatkan kita mengenai iman. Semua yang
Allah ciptakan dimulai dari benda-benda yang tidak terlihat. Artinya bahwa
Allah menciptkan segala sesuatu dari ketiadaan menjadi ada. Berbeda dengan apa
yang manusia ciptakan. Mansia tidak pernah bisa membuat yang tidak ada menjadi
ada.
Fakta-fakta kebenaran tentang
Penciptaan hanya ditemukan dalam Alkitab. Kebenaran apapun yang disingkapkan
oleh sains tidak dapat diterima sebagai kebenaran mutlak. Sebab hanya Alkitab
yang dapat memuat kebenaran yang mutlak yang dapat diandalkan termasuk fakta
yang terdapat di pasal-pasal pembukaan kitab Kejadian.
Fakta dalam kitab Kejadian ditulis
oleh Musa. Segala sumber yang dipakai sehubungan dengan penulisan dan kuasa
wahyu Allah dalam penulisannya, ia adalah orang yang terdidik dan terlatih.
Dalam Kejadian 1:1 dimulai dengan
kata Pada Mulanya yang merupakan bukti permulaan penciptaan dunia. Ayat pertama
tersebut adalah suatu pernyataan yang mutlak. Beberapa orang memahami Kejadian
1:1 ini bukan sebagai penjelasan ciptaan yang mula-mula ex nihilo yang dirayakan oleh para malaikat (Ay. 3:7; Yer 45:18),
tetapi banyak lainnya menganggapnya sebagai peristiwa pemulihan bumi yang sudah
terhukum menuju persiapan tatanan baru penciptaan- manusia. Menurut penganut
paham ini, bahwa penciptaan terjadi sebelum Kejadian 1:1. Dengan demikian telah
ada bumi sebelum dunia diciptakan.
Namun pemahaman tersebut tidak
sesuai dengan paham mengenai saat Penciptaan menurut Kejadian 1:1. Karena
tatanan penciptaan bumi sudah dicatat dengan pasti menurut teks dalam Alkitab.
PENCIPTAAN MANUSIA
Menurut Charles C. Ryrie Hanya
catatan Alkitab saja yang memberi informasi yang akurat tentang asal usul
manusia. Ciri tertentu dari telihat dari karya yang dibuktikan dari ayat-ayat
Alkitab yang tepat.
Karya penciptaan manusia didasarlan
atas perundingan sidang Allah. Meskipun semua ciptaan-Nya sampai sebelum jadinya
manusia dikatakan baik, namun ciptaan tersebut belum lengkap bila tanpa
manusia. Allah sudah mendesain tentang kehidupan manusia sejak dunia belum
dijadikan. Setelah penciptaan hari keenam, jadilah manusia dan semua itu amat
baik (Kej. 1:31)
Penciptaan manusia tidak melibatkan
proses evolusi apapun yang menghubungkan manusia dengan makhluk pra manusia
yang berbentuk lebih sederhana. Jika proses evolusi dilibatkan, maka hal ini
berarti bahwa secara jasmani manusia berasal dari bentuk bukan manusia yang
kepadanya Allah menghembuskan napas hidup. (Kej. 2:7) sama sekali tidak
mendukung pendapat itu. Dengan demikian, teori evolusi tentu salah total,
karena manusia sudah di desain Allah, Bahkan Tuhan mengatakan kepada nabi
Yeremia “sebelum engkau dibentuk dari rahim ibumu” teks ini meyakini bahwa
manusia bukanlah bentuk yang dipikirkan oleh paham teori evolusi. Karena Tuhan
sendiri yang telah membentuk manusia.
Allah memakai debu tanah serta
meniupkan napas hidup ke dalamnya. Hal tersebut menyebabkan manusia menjadi
makhluk hidup. Frasa yang sama (“makhluk hidup”) dipakai juga pada hewan (1:21,
24; 2:19), tetapi karena hewan tidak diciptakan menurut gambar-nya Allah, maka
jelas ada perbedaan antara manusia dengan hewan.
Allah menciptakan manusia menurut gambar
dan rupa-Nya (Kej. 1:26-27). Bagian lain dari Alkitab yang relevan dengan
pengajaran ini adalah Kejadian 5:1,3 yang memuat tentang penularan gambar
(citra). Arti gambar dan rupa yaitu berasal dari kata bahasa Ibrani adalah tselem dan Demuth yang dalam Alkitab bahasa Latin diterjemahkan imago dan similitude. Dalam perjanjian barum kata-kata yang mirip untuk itu
adalah ei-kon dan homoiosis. Walau ada sebagian ahli
membedakan arti dua secara linguistic. Arti dari dua kata tersebut merupakan
refleksi yang nyata dari Allah namun sekaligus juga penulis mengartikannya
secara rohani yang bersifat abstrak.
Para bapa gereja yang berbahasa
Gerik dan Latin memperbedakan antara gambar dan rupa. Gambar mengacu pada
kejasmanian sedangkan rupa mengacu kepada bagian etika dari gambar Allah.
Irenaeus menafsirkan gambar adalah akal dan kemerdekaan manusia sedangkan rupa
adalah karunia untuk bergaul dengan Allah yang hilang pada waktu kejatuhan
manusia.
SEGI-SEGI MANUSIA
Adam diciptakan melalui debu tanah
dan dihembuskan napas hidup supaya menjadi makhluk hidup (Kej.2:7). Ada dua
unsur dalam penciptaan manusia. Pertama unsur tanah yaitu sebagai bahan
kebendaan. Kedua unsur bukan kebendaan. Unsur kebendaan yaitu terdapat berbagai
bentuk – saluran darah, otak, otot, rambut dan lain-lain. Unsur bukan kebendaan
seperti roh, jiwa, hati nurani, kemauan, kesadaran dan lain-lain. Kedua unsur
ini memiliki fungsinya masing-masing.
KEJATUHAN MANUSIA
Pandangan mengenai kejatuhan manusia
di Kejadian 3 dapat dikelompokan dalam tiga golongan.
1. Sebagian mengatakan bahwa hal tersebut adalah
legenda sehingga kenyataan yang dipaparkan adalah tidak benar.
2. Yang lain mempertahankan “kebenaran” dari kisah
kejatuhan tanpa harus menerima kebenaran sejarahnya.
3. Banyak yang menganggap peristiwa itu nyata serta
merupakan kebenaran sejarah,
Bagian
lain dari Alkitab mengabsahkan kesejarahan kejatuhan. Rasul Paulus juga pernah
menyinggung sejarah dosa Adam di Roma 5:12-21. Paulus membandingkan kejatuhan dengan
karya Kristus di Kayu Salib. Orang-orang yang menganggap bahwa Kejadian 3 itu
adalah legenda, puisi, mitos yang benar ataupun juga, tak menyangkal kenyataan
Kematian Kristus (walau mereka tidak setuju terhadap maknanya). Keberdosaan dan
kematian Kristus merupakan sejarah yang real dan benar-benar terjadi, dengan
demikian setiap orang percaya yang telah berdosa dan menerima Yesus akan
diselamatkan.
DOSA
KONSEP ALKITAB TENTANG DOSA
Konsep Alkitab tentang dosa berasal
dari tinjauan terhadap istilah dosa yang digunakan dalam Perjanjian Lama maupun
dalam Perjanjian Baru. Bla dibandingkan dengan istilah anugrah dalam Alkitab,
istilah dosa yang paling banyak tertulis. Berikut beberapa contoh kata dosa
dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru.
Perjanjian Lama
Khata,
kata dasar ini muncul sekitar 522 kali dalam Perjanjian Lama. Arti utamanya
adalah tidak mengenai sasaran, dan sepadan dengan kata Yunani hamartano.
Ra,
Kata ini digunakan sekitar 444 kali dalam Perjanjian Lama, dan sepadan dengan
kata Yunani kakos dan poneros, yang arti utamanya ialah
menghentikan atau menghancurkan. Kata ini seringkali diartikan sebagai
malapetaka atau bencana besar, atau bencana besar, dan banyak kali diterjemahkan
dengan kata “jahat”.
Pasha,
arti utama dari kata ini adalah memberontak, meskipun biasanya juga
diterjemahkan sebagai “pelanggaran”. 1 Raja-raja 12:19.
Awon,
Kata ini mencakup pengertian perbuatan salah maupun rasa bersalah, yang dalam
pemikiran Ibrani sangat bertautan (1 Sam. 3:13).
Shagag,
kata ini bersifat melakukan kesalahan atau menyimpang seperti yang mungkin
dilakukan seekor domba atau seorang pemabuk (Yes. 28:7).
Perjanjian Baru
Kakos,
artinya buruk (tidak baik), kata tersebut kadang-kadang menunjuk kepada
keadaan fisik yang buruk seperti penyakit (Mrk.1:32).
Poneros,
artinya merupakan istilah dasar untuk kejahatan, dan hampir selalu menunjuk
tentang kejahatan moral (Mat. 7:11; 12:39; 15:19).
Asebes,
artinya tanpa Allah, kata ini muncul paling banyak dalam surat II Petrus
dan Yudas yang berarti orang-orang yang murtad dari Allah. Mereka yang belum
diselamtkan disebut orang-orang durhaka (Rm. 4:5; 5:6).
AJARAN KRISTUS TENTANG DOSA
Penjelasan tentang dosa sangatlah
banyak. Bukan berarti penekanan pengajaran Yesus adalah tentang dosa. Yesus
memakai semua kata utama untuk menunjukan sejumlah dosa yang khusus. Berikut
ini adalah daftar tentang dosa-dosa seseorang yang Dia Sebutkan dalam
pengajaran-Nya.
Beberapa Dosa Yang Khusus
Tuhan Yesus memakai semua kata utama
untuk menunjukan sejumlah dosa yang khusus. Berikut ini adalah daftar tentang
dosa-dosa seorang yang Dia sebutkan dalam pengajaran-Nya.
1.
Menajiskan
Tempat Kudus (Mrk. 11:15-18)
Ketika menyucikan Bait
Allah, Yesus mengutuki dosa para penukar uang karena telah menajiskan tempat
kudus (yaitu, menodai rumah yang dikhususkan bagi Allah dan bersikap meremehkan
terhadap barang-barang yang dikuduskan). Kristus menyucikan Bait Allah pada
masa dan akhir pelayanan-Nya (Yoh. 2:12-16).
2.
Kemunafikan
(Mat. 23:1-36)
Yesus
menunjukan beberapa kemunafikan yang orang Saduki, orang Farisi, dan Ahli
Taurat perlihatkan.
-
Mereka tak melakukan
apa yang mereka ajarkan (ay. 1-4).
-
Mereka
meninggikan diri dengan cara mendorong orang lain agar memberikan puji-pujian
yang berlebihan (ay. 5-12).
-
Mereka tidak
menepati sumpah mereka (ay. 16-22).
-
Secara
sungguh-sungguh mereka memelihara pemberian persepuluhan, namun mengabaikan
penegakan keadilan (ay. 23).
-
Secara lahiriah
mereka tampak benar, namun secara batiniah mereka munafik (ay. 25).
3.
Ketamakan (Luk.
12:15)
Menyadari bahwa
ketamakanlah yang menjadi penyebab utama mengapa orang yang datang kepada Yesus
meminta-Nya untuk menyelesaikan pertikaian orang tersebut dengan saudaranya,
maka Tuhan Yesus memberi peringatan kepada orang banyak supaya melawan dosa
ketamakan.
Beberapa Pengelompokan Dosa
Dosa-dosa khusus yang dikemukakan berikut
ini dapat dikelompokkan ke dalam beberapa bagian.
1. Pelanggaran terhadap hukum Taurat Musa
2. Dosa yang terbuka/terang-terangan
3. Sikap batin yang salah
4. Ragi
Sumber-sumber Dosa
1. Iblis
Kristus benar-benar
mengetahui kuasa, program, dan cara kerja Iblis. Memang ada beberapa orang yang
mencoba berpendapat bahwa sebenarnya Tuhan Yesus tidak percaya akan adanya
Iblis, dan hanya memanfaatkan kebodohan orang banyak pada saat Dia mengajarkan
tentang Setan.
2. Dunia
Dunia Iblis selalu berusaha menentang
umat Allah dan menggencarkan rencana-rencananya. Karena itu, sistem dunia ini
merupakan suatu sumber dosa apabila seseorang menjadi serupa dengannya.
3. Hati
Seringkali Yesus
menekankan bahwa apa yang diperbuat oleh seseorang merupakan pancaran dari apa
yang ada di dalam hatinya (Yoh. 15:19).
DOSA WARISAN
Dosa warisan adalah dosa yang berada
dari sejak lahir manusia. Dengan jelas Alkitab menyatakan bahwa seluruh aspek
keberadaan manusia telah rusak (Efs. 2:3) Manusia pada awalnya rusak total.
Istilah ini memberi arti tentang keadaan yang tercela, bengkok dan tidak lurus.
(Rm. 1:28).
PERTALIAN DOSA
Pertalian di sini dimaksudkan
sebagai pertautan, pelimpahan, atau pengaitan sesuatu terhadap sesuatu terhadap
seseorang. Yang menjadi pokok perhatian dalam pengertian ini adalah
keterlibatan atau keterhisaban, bukan hanya pengaruh.
Ada tiga pertalian dasar seperti;
1.
Pertalian dosa
Adam kepada segala bangsa (Rm. 5:12-21)
2.
Pertalian dosa
manusia kepada Kristus (2 Kor. 5:19)
3.
Pertalian
kebenaran Kristus kepada orang-orang percaya (2 Kor. 5:21).
DOSA-DOSA PRIBADI
Masalah dosa pribadi tampaknya juga
menjadi salah satu pokok bahasan yang amat penting apabila orang berpikir
mengenai dosa. Dalam Alkitab Roma 3:9-18 menjelaskan soal penghukuman atas
semua orang karena dosa-dosa yang mereka lakukan sendiri. Hukuman itu berlaku
umum dan didasarkan atas perbuatan jahat, baik lewat perkataan maupun lewat
perbuatan.
Adapun ciri sifat dosa pribadi
yaitu;
1. Universalitasnya
2. Tindakan yang jelas jahat
3. Penggolongannya.
Dosa
pribadi memiliki beberapa akibat, salah satu akibat dosa pribadi yaitu
hilangnya persekutuan yang harmonis. Orang yang tidak beriman tidak memiliki
persekutuan dengan Allah karena dosa-dosanya; dan apabila orang percaya
berdosa, maka kehilangan sukacita dalam persekutuannya dengan keluarga Allah.
ORANG KRISTEN DAN DOSA
Menjadi seorang Kristen bukanlah
berarti langsung bebas dari berbuat dosa maupun dar ketaatan terhadap ajaran
Kristus. Hal ini dikarenakan orang Kristen masih hidup di dalam daging. Dengan demikian, perlu penebusan yang harus
dilakukan yaitu darah Anak Domba Allah yang merupakan pribadi Yesus. Yesus
menawarkan penebusan bagi setiap orang yang mau menerimanya.
0 Comments