Judul buku : RUT
Penulis : David Atkinson
Penerbit : Yayasan Komunikasi Bina Kasih
Tahun terbit : 2000
Cetakan ke : 1 (satu)
Jumlah halaman : 1-184
Meninggalkan Kampung Halaman
Peduli dengan hal-hal biasa (1)
Dalam dunia yang didominasi oleh “krisis” dan “tantangan”, - kalau kita mempercayai media massa – dan setiap kejadian kecil bisa dijadikan judul utama asal ada “cerita laik berita” di dalamnya – bahkan didalam gereja yang menyabut semua yang tidak biasa dan yang menggemparkan sebagai hal yang lebih otientik ketimbang yang itu-itu dan yang rutin – kita membuka Kitab Rut dan merasa lega. Betapa sederhana dan menyegarkan hal-hal yang menjadi pusat perhatian kitab ini: kehidupan desa, suka dukanya, “kebajikannya yang ramah”, dan terutama pemusatan perhatiannya pada tokoh-tokoh utama ceritanya. Perbedaannya mencolok dengan Kitab Hak, yang terkait dengan Kitab Rut melalui kata-kata pembukaannya. Kitab Hak berakhir dengan menyebutkan kekacauan sosial dan penderitaan pribadi yang disebabkan tidak ada penguasa yang adil bagi penduduk: “pada zaman itu tidak ada raja di antara orang Israel: setiap orang berbuat apa yang benar menurut pandangannya sendiri” (Hak 21:25).
Kitab Hakim-hakim dilukis pada kanvas lebar. Meskipun yang berperan dalam kitab ini adalah orang perorangan, namun mereka muncul dalam konteks kerusuhan sipil, gejolak nasional, masalah-masalah internasional. Sebaliknya Kitab Rut, meskipun tidak mengabaikan signifikansi nasional dan bahkan global dari para tokohnya, toh menyoroti orang tertentu, keluarganya dan nasib mereka. Ini mengingatkan kita bahwa Allah bangsa-bangsa juga mempedulikan “orang bersahaja. Perhatian Allah akan nasib seorang pada zaman para hakim memerintah, seyogyanya mengingatkan kita bahwa bahkan kita yang sangat bersahaja tidak remeh bagi Allah, dan termasuk dalam kepedulian-Nya Yang Mahakuasa.
Bala Kelaparan (1:1)
Pindah rumah bukan perkara enteng bagi kebanyakan orang Mahal dan mengganggu kemapanan. Itu juga berarti bedol akar, meninggalak teman dan tetangga. Sering ini berarti juga mencari rumah baru, menyesuaikan diri dengan lingkungan baru, berkenalan dengan orang baru. Bagi sebuah keluarga pindah menimbulkan gejolak besar. Meskipun Elimelekh tidak perlu membawa perkakas rumah tangga sebanyak yang dibawa orang zaman modern, namun baginya pindah merupakan keputusan yang sama beratnya. Dia memutuskan untuk meninggalkan Betlehem karena bencana kelaparan.
Nama-nama (1:2-5)
Elimelekh berarti “ Allah-ku aalah Raja”. Ada komentator yang bertanya, apakah dengan memberitahu kita nama ini tidak menyiratkan suatu teguran? Apakah tidak seharusnya nama itu mengungkapkan kepercayaannya akan Allah? Kita perlu mengerti bahwa semua orang tentu boleh mengaku “Allah-ku adalah Raja”, meskipun tidak pernah dijanjikan hidup tanpa kesulitan, selalu dijamin mendapat makanan setiap hari, dan kepastian bahwa tidak perlu mencemaskan hari esok secara berlebihan (Mat 6:25-33). Sebagian dari makna iman bisa dinyatakan dengan mengatakan, bahwa iman adalah apa yang Allah berikan kepada kita untuk membantu kita mengatasi ketidakpastian mengenai hidup Elimelekh.
Nama Naomi berarti “menyeangkan, cantik, menggembirakan”. Signifikansi yang mengharukan diri namanya menonjol setelah Naomi kembali dari Moab dengan Rut menantunya, penuh kesedihan oleh pengalaman pahit yang ia yakini berasal dari tangan Allah. “Janganlah sebutkan aku Naomi,” katanya kepada para tetangganya, “sebutkan aku Mara, sebab Yang Mahakuasa telah melakukan bayak yang pahit kepadaku” (1:20).
Mahlon dan Kilyon, Kedua putra Naomi rupanya memiliki nama Kanaan kuno, tapi mereka penting untuk meletakan latar air mata dan kepedihan dalam Kitab Rut Selanjutnya. “Mahlon” rupanya terkait dengan akar kata yang berarti “sakit”, dan Kilyon” berarti seperti “gagal”, atau “merana”, bahkan “musnah”
Orpa dan Rut adalah nama-nama Moab, dan artinya tidak jelas.Yang jelas hanyalah kebangsaannya. Putra-putra Elimelekh mengawini pemuja Kamos, dan meskipun perkawinan seperti itu mungkin tidak dilarang, bangsa Moab tidak diterima dalam jemaat yang beribadah.
Dikatakan bahwa keluarga Elimelekh adalah orang Efrata. Efrata adalah kata yang sering dikaitkan dengan Betlehem, tapi tidak diketahui pasti apa artinya. Nama tempat yang dikaitkan dengan kata itu mengisyaratkan bahwa seorang Efrata mempunyai kehormatan dan arti penting tertent. Jadi, penyebutannya di sini mungkin menunjukan bahwa kita berhadapan dengan keluarga mapan. Yang pasti, ketika Naomi kembali dia bukan orang yang tak dikenal (1:19). Barangkali keluarganya adalah golongan “ningrat” lokal, yang ketika berangkat ke Moab dikenal sebagai orang berada (“dng tangan yg penuh aku pergi,” 1:21).
Kematian (1:3-5)
Kematian merupakan hal palig wajar, tapi di pihak lain merupakan peristiwa yang paling tidak wajar. Semua orang fana (Kej. 3:19, 22); masa hidup orang di dunia terbatas. Tidak bisa tidak, kematian mengingatkan keterbatasan atas diri manusia.
TUHAN memperhatikan (1:6-7)
Ingatan kita selalu menyimpan hal-hal penting dari pengalaman masa lalu.betapa seringnya umat Allah dianjurkan untuk “ingat” cara Tuhan membantu mereka di masa lalu. Sesudah keluar dari Mesir pada malam Paskah, kata-kata pertama Musa sampaikan kepada umat Israel adalah “Peringatlah hari ini karena dengan kekuatan tangan-Nya Tuhan telah membawa kamu keluar. Artinya adalah bahwa Tuhan selalu ingat dan memperhatikan kita saat kapanpun.
PULANG KAMPUNG (1:8-22)
Kepedulian Naomi
Iman sejati selalu bisa diukur dari buah kasih yang dihasilkannya (Yak 2:17) --- dan Rut, orang Moab yang menjadi beriman dalam Allah Naomi, tentu telah belajar dari Naomi tentang iman sejati, dengan mengalami manfaatnya dalam kasih aktif ibu mertuanya terhadap dirinya. Naomi dinyatakan sebagai tokoh utama dalam kejadian awal, kemudian pemeliharaan Allah terus sempurna dalam kehidupan Naomi dan keluarganya sehingga Naomi pun dapat menjadi contoh, terutama untuk Rut, sehingga dia jadi beriman kepada Allahnya.
Kasih Perjanjian
Kasih dalam kisah ini menggambarkan kasih Allah kepada umat-Nya yang mengutus Anak-Nya yang tunggal supaya setiap orang percaya tidak binasa melainkan beroleh hidup yang kekal. Dalam PB, kasih Allah ditekankan kepada kasih agape yang artinya kasih tanpa syarat, karena Allah mengasihi kita tanpa minta apapun dari kita. Kita sebagai orang yang telah menerima kasih itu patut untuk mengucap syukur kepada Allah.
Pedihnya Perpisahan
Tangisan mengungkapkan kesedihan, dan kesedihan sebagian adalah perasaan mendua untuk Orpa dan untuk Rut yang perlu memilih antara kasih mereka terhadap Naomi dan harapan mereka untuk menjadi ibu dalam perkawinan kedua. Pada mulanya keduanya menolak pergi, tapi atas desakan Naomi, Orpa akhirnya pergi. Jalan pikiran Naomi mungkin mempertimbangkan praktik perkawinan imamat yang akan dibicarakan. Apabila seorang laki-laki meninggal tanpa anak laki-laki kakaknya bertindak sebagai orang yang akan mengambil istri adiknya.
Iman Rut (1:14b-18)
Kalau Orpa menunjukan cinta kasihnya dengan mentaati keinginan Naomi agar dia pulang dan menikah lagi, Rut menunjukan kasihnya dengan tetap menjadi anak perempuannya. Rut berpaut kepada Naomi (ay 14). Kata kerja ini mempunyai makna “berpaut” dengan penuh kesetiaan dan keperdulian dalam hubungan pribadi yang dalam. Iman Rut dalam kisah ini tentu sangat luar biasa, dengan menunjukan kesetiaannya sebagai menantu Naomi bahkan ia tidak ingin pergi seperti Orpa. Dan akhirnya dari keturunan Naomi melahirkan Daud yang merupakan Raja kedua Israel dan dari keturunan Daudlah Yesus dilahirkan.
Yang Mahakuasa
Gelar Allah ini adalah terjemahan dari kata Ibrani Shaddai, yangsering dipakai pada awal Pentateukh, terutama dalam Kejadian. Mengenai makna akarnya para pakar tidak sependapat. Ada penulis yang berpendapat bahwa sangat mungkin etimologinya mengaitkan Shaddai dengan “gunung” dalam arti kualitatif sebagai yang memiliki ketahanan, kekekaran, dan bisa diandalkan. Namun, jika kita telusuri penggunaannya dalam teks Kejadian, kita temukan tiga acuan yang bisa menjelaskan maknanya, dan membawa kita kepada pikiran Naomi ketika ia memakai kata itu. salah satu contohnya ketika Abraham berusia 99 tahun dengan jani bahwa dia akan mempunyai banyak anak, dan menyatakan diri-Nya sebagai “Allah sYang Mahakuasa”. Dia adalah Allah yang bisa mengubah ketakberdayaan manusia menjadi berkat, bagi kebaikan manusia dan kemuliaan-Nya.
KASIH KARUNIA DAN RASA SYUKUR (2:1-13)
Rahasia 2:1
Apabila umumnya cerita detektif mengungkapkan rahasianya baru halaman terakhir, penulis kitab ini membuka rahasianya langsung pada awal bab ini. Perbuatannya ini menjelaskan maksud utama tulisannya dan dia mau memastikan bahwa kita tahu tentang itu. pada saat itu dalam sejarah mereka, baik Naomi maupun Rut tidak tahu bahwa tidak jauh dari rumah mereka tinggal seorang kaya raya dan berpengaru, yang adalah kerabat almarhum suami Naomi. Hari yang menjadi pusat perhatian Kitab Rut 2:1-22 adalah hari Rut bertemu kerabat ini, Boas. Pada akhir hari kerja itu Rut bercerita kepada Naomi tentang apa yang terjadi. Baru sesudah itu makna pertemuan itu jelas bagi Naomi (2:20). Sebelumnya Rut tidak menyadari bahwa pertemuan itu bukan kebetulan, melainkan bagian dari maksud kepedulian Allah yang penuh kasih karunia.
Sanak
Pentingnya kaitan kekeluargaan Boas pada waktunya akan jelas. Tapi kita perlu mengetahui hubungan ini, karena hanya melalui ikatan sanak dengan Naomi inilah Boas memenuhi peran yang disandangnya dalam cerita ini. Keluarga dalam PL terdiri atas semua orang saling terkait oleh ikatan darah, dan yang tinggal bersama di bawah satu atap. Jadi, “keluarga” Nuh terdiri atas istrinya dan putra-putranya dan menantunya (Kej 7:1,7). Keluarga Yakub mencakup tiga generasi (Kej 46:8-26). Hamba orang asing yang tinggal dalam rumah itu termasuk dalam keluarga, begitu pula janda dan anak yatim-piatu yang di bawah perlindungan kepala keluarganya. Keluarga pada zaman Israel kuno merupakan pusat dari serangkaian hubungan: dengan Allah, dengan Israel (umat Allah secara keseluruhan), dan negara.
Wanita Moab (2:5-13)
Pakar mengatakan bahwa salah satu maksud penulisan Kitab Rut adalah untuk menandingi ketatnya penerapan hukum menentang perkawinan antar bangsa yang terjadi pada zaman Ezra dan Nehemia. Tapi Kitab Rut mungkin sekali ditulis lebih awal dari pembuangan, dan bagaimanapun, sama sekali tidak mirip selebaran polemic politik. Meskipun begitu, kitab ini memunculkan Beberapa pertanyaan serius untuk mereka yang berpikir bahwa umat Allah dalam PL ditentukan oleh ras. Ini adalah pandangan umum. Rut sendiri menganggap dirinya “orang asing”.
TEMPAT DALAM KELUARGA 2:14-16
Sengaja Menguntungkan
Tidak ada tempat untuk legalisme dalam iman umat Allah. Ketaatan kaku terhadap hukum secara harafiah akan membawa hukum keluar dari perjanjian kasih karunia, yang pada intinya adalah hubungan kaish yang murah hati, dan yang dimaksudkan untuk melindungi dan melalui ketaatan, untuk memperdalam dan memperkaya. Ayat-ayat ini tidak hanya menyatakan cukupnya persediaan bagi kebutuhan Rut, tetapi seperti Beberapa bakul potong roti yang tersisa diberi makan ke pada 5.000 orang dalam Yoh 6:13.
Kasih Yang Murah Hati (2:17-20a)
Sesudah bekerja keras seharian, Rut mengirik jelainya untuk mendapatkan jelai yang bisa dimakan, dan ternyata dia bisa membawa pulang sebanyak satu efa untuk diberikan kepada mertuanya. Naomi, keheranan dan senang, mendoakan orang yang berbuat baik kepada Rut, sebelum dia tahu siapa orang itu. Ketika Rut memberitahu bahwa nama orang itu adalah Boas, Naomi berseru dalam syukur. Tapi marilah sejenak mengamati kata yang diterjemahkan “kasih setia”, dan berusaha menggali lebih banyak makna “kasih setia” TUHAN yang disebutkan Naomi. Ciri sifat kasih Ilahi yang tidak terpatahkan, tercermin dengan indah dalam pemerian tentang kesetiaan manusia yang luar biasa menurut jenis keajegan kasih yang diinginkan dan diwujudkan oleh Yahweh. Begitulah Daud berkeinginan menunjukan kepada Yonatan “kasih setia TUHAN” (1 Sam 20:14) dan bertahun-tahun kemudian bertanya apakah ada “orang yang tinggal dari keluarga Saul” karena ia hendak menunjukan kepadanya “kasih yang dari Allah” (2 Sam 9:3).
Gambaran yang sering dipakai dalam PL tentang Allah sebagai Gembala-Bapa umat-Nya, juga memunculkan sesuatu dari makna jelas kepahaman Israel mengenai hesed Yahweh. Dia pertama-tama adalah “Bapa” karena Dia adalah Pencipta, dan ini memberikan hak kepada-Nya diungkapkan dalam kasih saying-Nya (Yes 63:14-15) dan Dia bahkan dikenal sebagai “bapa bagi anak yatim” (Mzm 68:6). Dia Gembala yang memberi kepada umat perjanjian-Nya rasa keamanan yang tinggi, karena mereka menjadi “umat gembalaan-Nya dan kawanan domba tuntunan tangan-Nya” (Mzm 95:1).
Sifat hesed barangkali paling jelas Nampak dalam kesediaan Yahweh memperkenakan kasih-Nya berlanjut dalam kemurahan terhadap umat-Nya, meskipun dosa mengancam memutuskan dan bahkan menghancurkan sama sekali ikatan perjanjian. Dengan demikian makna kemurahan yang sebetulnya tidak patut diterima, dimasukkan ke dalam konsep kasih yang setia. Ini digambarkan dengan sangat jelas dalam riwayat hidup Hosea. Mencintai sekalipun” (Hos. 3:1), menggambarkan cinta tak terputus dari sang nabi terhadap wanita pezina. Itu disejarakan dengan kasih Yahweh yang setia dan penuh belas kasihan terhadap Israel, sekalipun mereka telah berpaling kepada allah lain. Seperti ditunjukan lagi oleh Eichrodt, ini membantu memperdalam citra bapak sebagaimana diterapkan kepada Allah. Dengarkan apa yang ditulis Hosea dalam Hos 11:1-4:
Inilah sifat Allah yang dikenal Naomi sebagai Yahweh, dan kepada-Nya Naomi telah mempercayakan dirinya. Barangkali Naomi tidak memiliki kepahaman sepenuhnya seperti yang dipaparkan dengan begitu lancer oleh para nabi. Tapi ada petunjuk jelas bahwa bahkan dalam kepahaman Naomi yang terbatas, Allah memperkenalkan diri kepadanya sebagai Allah yang memberikan kasih karunia, bahkan kepada mereka yang sesungguhnya tidak berhak menerimanya. Hesed ini, kasih setia yang penuh belas kasihan dan kasih karunia, terlihatoleh Naomi dalam kemurahan hati Boas terhadap Rut. Seluruh sikap mental Naomi melihat tangan Tuhan di dalam semua situasi hidupnya. Sebelumnya dia berpegang terus kepada kasih karunia ini dalam segala penderitaannya kehilangan orang-orang yang di kasihinya. Sekarang dia mengalami kasih karunia pemeliharaan Tuhan melalui kemurahan hati seorang petani kaya. Kita juga belajar melihat dalam segala keadaan tangan Allah yang penuh kasih karunia.
Saluran Kasih Karunia
Kita sekarang harus menggarisbawahi kenyataan bahwa Naomi melihat tangan Allah yang penuh kasih karunia, bertindak melalui perbuatan manusia yang penuh kasih. Ada pola yang mirip dalam tulisan Rasul Paulus kepada jemaat di Korintus mengenai kasih karunia. Dia mengungkapkan keinginannya agar pembacanya mengenal kasih karunia Allah, yang dia uraikan sebagai “kasih karunia Tuhan kita Yesus Kristus vahwa sekalipun Ia kaya, oleh karena Ia menjadi miskin, supaya kamu menjadi kaya oleh karena kemiskinan-Ny” (2 Kor 8:1, 9). Tapi dalam bacaan ini, Paulus berbicara tentang uang. Paulus melanjutkan pengajarannya kepada orang-orang Korintus tentang persamaan sosial (2 Kor 8:14). Kasih karunia Allah dalam konteks ini Nampak dalam sikap murah hati gereja-gereja Makedonia. Paulus kemudian mendesak orang-orang Korintus supaya kaya dalam pelayanan kasih.
Percaya dalam kasih karunia Allah mengikat kita, demikian Rasul Paulus mengatakan, untuk bekerja keras satu sama lain dalam pelayanan-Nya. Dan pelayanan ini mencakup kepedulian kita terhadap keadilan dalam pembagian sumber daya, dank arena itu terhadap struktur sosial dan prioritas yang bisa menghambat pembagian yang adil dari kekayaan bumi Allah. Di dalam Kitab Rut tidak ada penguasa yang memanfaatkan orang yang kurang beruntung sebagai bidak politik untuk keuntungan pribadi.
KERABAT DAN PENEBUS
Levir & Goel
Levir (kata dari bahasa Latin yang diterjemahkan dari bahasa Ibrani untuk “saudara ipar laki-laki”), menyangkut tugas keluarga yang disebut dalam Rut 3:12-13, berbicara tentang “kaum yang wajib, yang dekat”. Jadi, levirate mengatur adat perkawinan apabila kepala keluarga meninggal. Langusung ke Goel, ialah kerabat dekat yang bertindak sebagai penebus orang atau harta benda. Kata kerja g’l berarti “membeli kembali” atau “menebus”, tapi pada dasarnya berarti “melindungi”.
Kedua pranata kerabat ini terkait bersama dalam beberapa hal dalam kisah Rut, dan sebelum memeriksa lebih rinci Rut 3 dan 4, kita sebagai pembaca perlu mengetahui jelas apa yang tercakup dalam adat istiadat ini. Seperti Levir adalah pranata pernikahan kuno yang menyangkut seorang saudara ipar. Jika seorang suami meninggal tanpa anak “nama” almarhum diteruskan melalui pernikahan jandanya dengan laki-laki lain misalnya saudara si suami, dan melalui anak-anak yang dilahirkan “untuk” almarhum.
Kedua yaitu goel, yang merupakan anggota keluarga berkewajiban untuk mengurusi dan melindungi satu sama lain. Ada situasi tertentu yang dirumuskan dengan hukum dalam pranata goel di Israel kuno, yang mengungkapkan kewajiban-kewajiban ini dalam tindakan. Ada analogi di antara bangsa-bangsa lain, pranata goel di Israel mempunyai bentuk istimewakarena sebagai umat perjanjian Allah. Goel juga disebut pelindung krabat dekat yang dalam keadaan tertentu wajib bertindak menjadi penebus karena dibutuhkan.
Tanah dan Orang
Salah satu ciri menarik fungsi “goel” dalam perjanjian, adalah bahwa goel bisa menebus baik tanah maupun orang. Sementara dalam hukum pentateukh nilai pribadi selalu lebih didahulukan ketimbang hal-hal materi. Ini merupakan hal penting dalam pemahaman Alkitab tentang hidup manusia. Ini merupakan ciri yang tetapbaik dari PL maupun PB sehingga, meskipun ada perbedaan tekanan antara “tubuh” dan “jiwa”, yang paling penting untuk dikatakan tentang umat manusia adalah bahwa hidup kita merupakan kesatuan: kesatuan psikomotorik dengan potensi spiritual. Dalam PL konsep seperti hati, jiwa, daging dan roh, dan kata-kata untuk bagian-bagian tubuh (mulut, tangan, kaki), sering bisa saling pertukarkan dalam puisi Ibrani, masing-masing bisa mewakili”seluruh” manusia, terungkap dalam berbagai cara. Tidak ada dualism tubuh/jiwa.
Biaya penebusan
Goel merupakan kewajiban bagi keluarga, dalam cakupan ini, terutama dalam penggunaan “goel” dengan mengacu kepada kebutuhan manusia, kata itu juga mengandung arti pembayaran biaya. Ini menyiratkan adanya upaya dan biaya dipihak penebus demi keluarga itu. terkadang berarti pembayaran uang tebusan, sebagai akibat hubungan kekerabatan. Di dalam ayat-ayat, banyak yang menyatakan Tuhan adalah goel, karena ia sudah menebus manusia dari dosa.
IMAN AKTIF DALAM KASIH 3:1-18
Prakarsa Naomi
Dalam kisah Naomi memiliki inisiatif. Yang menjadi perhatiannya adalah kesejahteraan Rut. Bahwa Rut berhak mendapatkan semuanya karena kesetiaan yang ia miliki, yang dahulu harapan nikah itu sangat kecil namun telah terbukti karena kesetiaannya, Boas menjadi Suami Rut. Naomi memandang kedepan dalam merencanakan agar Rut minta Boas bertindak sebagai levirnya. Boas adalah kerabat dekat, wajarlah menikah dengan Rut.
Ketabahan Rut untuk setia
Rut melakukan apa yang diperintahkan ibu mertuanya. Di sini tidak dijelaskan apa yang mendorong Rut untuk berbuat melampaui kesetiaannya terhadap Naomi. Ketika musim panen yang juga merupakan musim pesta, dan sesudah berpesta, Boas terbaring untuk tidur, diamatinya oleh Rut yang sampai sekarang belum dilihatnya. Ketika Boas tertidur Rut membaringkan di ujung kakinya yang rendah tempatnya; hal ini merupakan keinginan pertolongan Rut. Dan percakapan terjadi pada saat itu dan akhirnya ia Boas menolong Rut dengan cara menikahinya.
PENEBUSAN DAN SUKACITA 4:1-12
Kasih Melebihi Hukum
Ketika kerabat terdekat itu muncul, Boas memanggilnya dengan ramah, dan memintanya bergabung dengan dia. Kemudian Boas memanggil sepuluh orang tua-tua untuk menjadi saksi dalam transaksi yang akan diajukan. Para tua-tua inilah biasanya yang mensahkan kontrak dan persetujuan dengan menerima undangan resmi untuk menjadi saksi. Dalam peristiwa inilah Boas menunjukan kejujuran, kesantunan, dan kepiawainya berdiplomasi dengan memaparkan bahwa bukan Naomi yang harus dipertimbangkan untuk pernikahan levirate, melainkan menantunya, Rut. Seorang kerabat dia memiliki kewajiban untuk bertanggungjawab.
Saksi pernikahan
Satu pokok yang istimewa pentingnya muncul dalam bagian ini yaitu Boas menikah dengan Rut. Sejauh ini dibicarakan hanya kewajiban levirate saja. Kewajiban ini tidak selalu menyiaratkan pernikahan penuh. Dalam kasus Yehuda dan Tamar, tidak terjadi pernikahan penuh. Pada masa kini, ada yang menganggap pernikahan hanya sebagai persekutuan pribadi antara dua orang, yang dibuat sesuka hati mereka. Salah satu dari tiga dasar yang menjadi tumpuan perjanjian pernikahan, seperti yang dinyatakan dengan istilah yang menjadi tumpuan perjanjian pernikahan, seperti dinyatakan dengan istilah yang paling sederhana dalam Kej 2:24 yang menjelaskan hal pernikahan.
KITA MEMPUNYAI SEJARAH 4:13-22
Satu Daging
Hubungan Allah dengan manusia biasanya digambarkan dengan bahasa perkawinan; kehidupan perkawinan manusia memperoleh maknanya dari, dan harus berpola atas, hubungan Allah berdasarkan perjanjian dengan umat-Nya, hubungan Kristus dengan gereja-Nya. Dalam pemikiran penulis Kitab Rut dan penulis alkitabiah lainnya, penyatuan seksual secara fisik termasuk konteks hubungan cinta yang mengikat dan diketahui umum. Ini merupakan bagian makna satu daging.
Karunia Kehidupan
Dari doa yang disampaikan para tua-tua, jelas bahwa mereka menganggap anak-anak sebagai karunia Allah. Ini ditegaskan dengan komentar berikut. Tidak hanya peristiwa manusia yang diceritakan. Jika ada satu tema yang lebih mendominasi Kitab Rut daripada tema lainnya, itu adalah pemeliharan Allah yang mengatasi semuanya, dan ketergantungan manusia kepada Dia. Karena Allah adalah sumber kehidupan untuk semua orang.
Kaitan Sejarah
Silsilah sering membosankan. Namun, silsilah diperlukan untuk mengingatkan kita kepada satu fakta sangat penting yang oleh Alkitab ditegaskan tidak boleh kita lupakan. Setiap pemahaman adalah karunia Allah, jadi kita paham karena Allah telah membuat kita memahami. (karunia dalam suatu konteks) Kelanjutan sejarah dari rencana perjanjian Allah dan dalam umat perjanjian-Nya, miulai dari bapak leluhur Abraham sampai peristiwa penyelamatan dalam hidup, mati, dan kebangkitan Yesus Kristus dan selanjutnya ke dalam kehidupan dan kerterkaitan keluarga gereja Kristen.
Rut melakukan apa yang diperintahkan ibu mertuanya. Di sini tidak dijelaskan apa yang mendorong Rut untuk berbuat melampaui kesetiaannya terhadap Naomi. Ketika musim panen yang juga merupakan musim pesta, dan sesudah berpesta, Boas terbaring untuk tidur, diamatinya oleh Rut yang sampai sekarang belum dilihatnya. Ketika Boas tertidur Rut membaringkan di ujung kakinya yang rendah tempatnya; hal ini merupakan keinginan pertolongan Rut. Dan percakapan terjadi pada saat itu dan akhirnya ia Boas menolong Rut dengan cara menikahinya.
0 Comments