Header

Tempat Kudus dan Perabotannya Dalam Skema Tabernakel

 

pexels.com

Tempat Kudus dan Perabotannya

Setelah melewati Pintu Gerbang, mempersembahkan hewan kurban di Mezbah Kurban Bakaran dan membasuh tangan dan kaki di Bejana Pembasuhan, selanjutnya memasuki Tempat Kudus dalam Kemah Pertemuan (Tabernakel) melalui Pintu Kemah. Bentuknya persegi panjang, panjangnya 20 hasta dan lebarnya 10 hasta. Sisi-sisi panjang menghadap ke utara dan selatan, dan sisi-sisi pendek menghadap ke timur dan ke barat, sama dengan sisi-sisi panjang maupun sisi-sisi pendek Pelataran. 

Papan-papan dan Kayu-kayu Lintang

Unsur-unsur konstruksi dinding Kemah Suci, terdiri dari papan-papan kayu penaga yang masing-masing disalut emas, berdiri tegak atas alas perak, disatukan oleh lima kayu lintang bersalut emas (masing-masing daerah) yang dimasukkan ke dalam gelang-gelang emas.

Tenda-tenda dan Tudung-tudung

Bagaikan bangunan, terdiri dari dinding dan penutup yang merupakan atap bagi bangunan tersebut, maka setelah membahas “dinding” Kemah Suci, maka sekarang kita membahas “penutup” Kemah Suci. “Penutup” atau “atap” Kemah Suci ini terdapat di Keluaran 26:1-14; 36:8-19 dan terdiri dari dua Tenda dan 2  Tudung, yang memiliki fungsinya masing-masing.

 

Tenda-tenda dan tudung-tudung menggenapkan strukur Kemah Suci, beserta dengan tiang-tiang Pintu Kemah dan Pintu Tirai Tudung pertama, kulit lumba-lumba. Tudung kedua, kulit domba jantan yang diwarnai merah Sama halnya dengan tenda-tenda terdapat yang memiliki dua bagian yaitu: Tenda pertama bulu kambing. Tenda kedua, kain lenan halus (Kel. 26:1-14. Kel 36:8-19).

Pintu Kemah

Pintu kemah adalah pintu satu-satunya untuk masuk ke Ruang Kudus. Pintu Kemah Tabernakel harus dilalui bila hendak memasuki Tempat Kudus yang tertutup oleh papan-papan, tenda dan tudung yang totalnya empat (4) lapis sebagaimana tersebut di atas. Pintu Kemah dijelaskan di Keluaran 26:36-37; 36:37-38, dan dalam pembahasan ini kita singkat dengan “PK.”

Meja Roti Sajian

Terdiri dari Meja dengan Roti Sajian di atasnya sehingga disebut Meja Roti Sajian, kita singkat dengan “MRS,” yang ditempatkan di sebelah utara (Kel.40:22), berhadapan dengan Kandil Emas (ay.24), dan firman Tuhan tegaskan bahwa penempatan Meja Roti Sajian ini di hadapan TUHAN (ay.23), sehingga tentu memiliki makna literal maupun non literal, suatu makna rohani, apakah “tipe” atau “simbolis.”

Meja roti sajian merupakan tempat roti sajian. Meja ini memiliki ukuran yang berbeda-beda seperti panjangnya, lebarnya dan tingginya. Walalupun ukuranya berbeda tetapi tetap memiliki suatu kesatuan yang kokoh. Meja roti ini memiliki 4 buah gelang emas dan diletakkan ada keempat ujung/sudut meja dekat ke jalur pinggirnya sebagai tempat memasukkan kayu pengusung supaya meja dapat di angkut. Pasti saat di angkut meja ini memiliki beban yang begitu berat yaitu roti dan mejanya. Pasti orang yang mengangkatnya bukan hanya satu orang minimal 4 orang supaya seimbang. Untuk mengangkat meja ini dalam perjalanan dipadang gurun harus benar-benar ada kesatuan yang keempat orang tersebut.

Kandil Emas

Perabot berikut ini adalah Kandil emas yangterbuatt dari emas murni. Pembentukan kandil emas begitu banyak proses di mulai, emasnya di lembekkan, di pukul dan lain-lain. Dengan berbagai proses yang di lalui sehingga terbentuk kandil emas yang sempurna.

Meja Dupa Emas

Mezbah dupa emas merupakan tempat yang diatasnya diletakan ukupan yang dibakar (Kel.40:27), diatas bara api. Mezbah dupa emas berbentuk empat persegi yang menunjuk pada keempat penjutu mata angina. Kedudukan mezbah dupa itu dekat dengan tirai-tirai menghadapi Tabut Perjanjian. Mezbah dupa ini berfungsi sebagai membakar ukupan. Sehingga aroma bakaran ukupan tersebut membuat tempat kudus dan Maha Kudus menjadi harum.

Sebelumnya                                                         

Sumber : Jusak Pundiono, Diktat Perkuliahan, 2020

Post a Comment

0 Comments