Header

MAKNA KATA “MALANG” DI DALAM SURAT 1 KORINTUS 15:19





MENJELASKAN KATA “MALANG” DI DALAM SURAT 1 KORINTUS 15:19

LATAR BELAKANG

1 KORINTUS

             Korintus merupakan sebuah kota di Tanah Genting Korintus, yang terbentang antara Peloponnesus ke Yunani Daratan. Kota ini didirikan di Zaman Neolitikum sekitar tahun 6000 SM. Pada tahun 146 SM, Korintus sempat dihancurkan oleh Lucio Mummio dari Romawi, dan kota ini didirikan kembali pada tahun 44 SM oleh Gaius Julius Caesar dan sekarang Korintus adalah ibukota Prefektur Korintia. Kota Korintus kerap disebut dalam Kitab Perjanjian Baru, terutama berkaitan dengan pekerjaan pekabaran Injil oleh rasul Paulus di sana. Di bawah kekuasaan Romawi Korintus dibangun menjadi kota besar di provinsi Akhaya yang meliputi seluruh Yunani selatan dan semenanjung Peloponneus dan banyak penduduknya merupakan campuran dari orang-orang Romawi, Yunani dan juga sejumlah orang Yahudi. Paulus pertama kalinya datang ke kota itu (ekitar tahun 51-52 M), Galio menjabat gubernur.[1]

Kisah Para Rasul 18 menceritakan pelayanan Paulus pada misinya, Paulus tinggal selam 18 bulan di Korintus. Di sinilah ia berkenalan pertama kalinya dengan Akwila dan Priskila. Krispus seorang kepala rumah ibadat sinagoge di Korintus menjadi percaya kepada Tuhan bersama-sama dengan seisi rumahnya, setelah mendengarkan pemberitaan Paulus, dan memberi diri di baptis. Selain Krispus dan keluarganya, Paulus membaptis Gayus dan Stefanus beserta keluarganya. Satu setengah tahun kemudian jabatan kepala rumah ibadat diduduki oleh Stefanus yang juga seorang Kristen dan sempat dianiaya oleh orang-orang Yahudi di depan gedung pengadilan. Tidak lama setelah Paulus berangkat ke tempat lain, Apolos datang dari Efesus.[2]

Surat-surat Paulus kepada jemaat Korintus yang demikian kaya dan mendalam merupakan dokumen-dokumen yang mengagumkan. Mungkin surat-surat ini tidak semegah Surat Roma atau Efesus, tidak setajam Surat Galatia, atau tidak berisikan kedamaian yang penuh sukacita seperti Surat Filipi. Akan tetapi Surat-surat Korintus barangkali adalah yang paling penuh rona dan nikmat. Karena terjadi banyak problematika di dalamnya, salah satunya mengenai kebangkitan.

 

Landasan Teori

Definisi “Malang” menurut KBBI bernasib buruk, celaka, sial[3]

TAFSIRAN

Jikalau kita hanya dalam hidup ini saja menaruh pengharapan pada Kristus, maka kita adalah orang-orang yang paling malang dari segala manusia. (1 Korintus 15:19)

Jika tidak ada kebangkitan, maka setiap orang yang percaya kepada-Nya akan menjadi orang-yang paling malang dari segala penciptaan. Kebangkitan Kristus yang membuat setiap iman orang yang percaya kepadanya tidak sia-sia.[4]

Paulus patut dikasihani jika tidak ada kebangkitan orang mati. Demikian juga, Paulus patut dicemburui jika kebangkitan memang terjadi, Jika kita dapat melihatnya saat ini, kita bisa jadi cemburu. Semua pengorbanan dalam hidup Paulus diganjar upah yang telah ia nikmati sepanjang dua ribu tahun terakhir ketika Yesus menebus kita dari dosa. Ini bukti dari kebahagiaan Paulus sebagai pelayan Tuhan yang sudah berkorban karena Kristus dan nampaknya Paulus tidak menyesali pengorbanannya itu karena kebangkitannya Yesus.[5] Yang dimaksud dengan cemburu disini ialah menekankan bahwa kita juga harus berkorban seperti Paulus dalam melayani Kristus.

Kebangkitan Kristus dan kebangkitan orang-orang merupakan sesuatu yang di permasalahkan oleh jemaat di Korintus. Jika tidak ada kebangkitan orang-orang mati, maka Kristus tidak benar-benar dibangkitkan. Dan jika demikian maka pemberitaan rasuli dan iman mereka sia-sia. Penulis ini menekankan tentang kebangkitan, tentu jika tidak terjadi kebangkitan maka memiliki konsekuensi baik untuk rasul maupun orang-orang percaya. Konsekuensi yang mereka dapatkan yaitu; pertama, para rasul adalah saksi palsu jika kebangkitan tidak terjadi. Kedua, mereka masih telah hidup di dalam dosa dan orang yang mati di dalam Kristus akan binasa.[6]

Tanpa kebangkitan maka semua orang percaya yang beranggapan bahwa mereka akan mati dalam Kristus sambil mengharapkan kebahagiaan dari kebangkitan benar-benar binasa (kontras yang tegas). Kesimpulan pahit yang timbul adalah bahwa menolak kebangkitan membuat orang Kristen sebagai orang-orang yang paling malang dari segala manusia. Sekarang ini mereka menderita karena iman yang hanya khayalan saja (bdg. Rm. 8:18).[7]

Jika orang Kristen menaruh pengharapan kepada Kristus dan tidak ada ‘hidup lanjutan’ yang mengikutinya, maka tak ada gunanya mereka percaya dan mereka akan menjadi orang yang paling dikasihani karena ditipu.[8]

PEMBAHASAN

1.      Ayat acuan 1 Korintus 15:19

jikalau kita hanya dalam hidup ini saja menaruh pengharapan pada Kristus, maka kita adalah orang-orang yang paling “malang” dari segala manusia. (1 Korintus 15:19)

2.      Maksud Paulus dalam Teks

Paulus menunjukan bahwa kebangkitan Kristus adalah sebuah bagian yang tidak terpisahkan dari Injil yang telah diterima oleh orang-orang Korintus. Orang-orang di Korintus tidak mempercayai akan adanya kebangkitan orang mati. Disini Paulus ingin menjelaskan kebangkitan orang mati, bagaimana orang yang sudah mati dapat dibangkitkan, ia menjelaskan diayat ini bahwa semua orang akan dibangkitkan dari kuburnya.[9] Untuk menjawab problem ini, Paulus memberi doktrin kepada jemaat Korintus, setiap orang yang menyangkal kebangkitan orang percaya berarti menyangkal Kristus, yang berarti juga menyangkal iman Kristen. Paulus menunjukan bahwa orang percaya menerima jaminan akan kebangkitan, untuk jemaat Korintus bertukun dalam karya Allah.[10]

3.      Konteks Ayat 1 Korintus 15:19

3.1. Konteks Sebelum

Dalam konteks sebelum ayat 19, Paulus sedang membahas sebuah tema mengenai kebangkitan. Paulus menghubungkan kebangkitan Kristus dengan kebangkitan orang-orang percaya.[11] Frasa dalam ayat sebelumnya menjelaskan mengenai pengakuan iman, yang mana banyak orang mengalami kesulitan yang berat dalam mengamini. Maka haruslah mengetahui latar belakang dari kitab 1 Korintus 15 ini, agar lebih mudah memahami maksud dan tujuan Paulus menulis surat ini. Jadi konteks sebelumnya merupakan kaitan dari latar belakang teks ayat ini.

3.2.Konteks Sesudah

Kata awalan dari ayat 20 yaitu “tetapi.” Kata “tetapi” menandakan suatu titik balik. Dalam gaya penulisan retorika Paulus, ia suka menggunakan confutation, yaitu melawan tesis sendiri. Yang menyatakan ketidakbenaran perkataan sebelum ayat ini, yaitu ayat 19, yang menyatakan kata “malang”, Paulus ingin menjelaskan bahwa Kristus benar-benar telah bangkit. [12]

4.      Latar Belakang Teks

Jemaat Korintus tidaklah percaya akan kebangkitan tubuh. pada saat itu juga orang-orang Saduki benar-benar tidak mempercayai bahwa akan adanya kehidupan sesudah kematian. Ini yang membuat pemikiran Yahudi yang sama sekali tidak mempercayai kekalan jiwa  maupun kebangkitan tubuh. Karena di dalam PL pun sedikit sekali cerita sesudah kematian.[13] Di Korintus juga terdapat ilmu filsafat Yunani, yang menyebarkan ide-ide dan penekanan-penekanannya sendiri. Mereka bukan mengimani Kebangkitan Kristus tetapi berpikir dengan filsafat yang mereka miliki.[14] Paulus dengan sengaja membicarakan salah satu unsur masalah-masalah yang dihadapi jemaat di Korintus, mengenai kebangkitan ini untuk mengingatkan orang-orang Korintus tentang kokohnya historis yang melandasi kepercayaan akan kebangkitan.[15]

5.      Kesimpulan

Jika Kristus tidak bangkit dari antara orang-orang mati maka sia-sialah semua iman kepercayaan kita dan kita masih hidup di dalam dosa. Paulus mengatakan “jikalau kita hanya dalam hidup ini saja menaruh pengharapan pada Kristus, maka kita adalah orang-orang yang paling malang dari segala manusia.” Maksudnya ialah bahwa kita orang malang jika kita berharap kepada Kristus yang tidak bangkit. Namun ayat 20 telah menjawab Tetapi yang benar ialah, bahwa Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati, sebagai yang sulung dari orang-orang yang telah meninggal.” Paulus menggunakan kata “tetapi” ini merupakan pertentangan kata sebelumnya yang menyatakan tentang “malang”. Setiap kalimat pernyataan jika terdapat kata “tetapi” maka kalimat sebelumnya akan berbeda makna. Karena kata “tetapi” merupakan suatu kata pertentangan dari pernyataan awal.

Jadi setiap orang yang percaya akan kebangkitan Kristus, bukanlah orang yang malang. Karena Yesus telah membuktikan lewat kebangkitan tubuh orang mati, maka sekarang setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak menjadi sia-sia.

 


Daftar Pustaka

            Kepustakaan

Kim, Woo Young. 2005. Yesuslah Jawaban. (Jakarta; BPK Gunung Mulia).

Chan, Francis. Dkk. 2015. You And Me Forever. (Jakarta; Yayasan Gloria).

Anderson, R. Dean. 2018. Surat 1 Korintus. (Surabaya; Momentum.)

Pfeiffer, Charles. F. dkk. 2001. The Wycliffe Bible Commentary. (Malang; Gandum Mas).

Simanjuntak, A. 2006. Tafsiran Alkitab Masa Kini 3. Jakarta; Yayasan Komunikasi Bina kasih

Pfitzner, V.C. 2006. Kesatuan Dalam Kepelbagaian. (Jakarta; BPK Gunung Mulia). Guthrie, Donald. 2009. Pengantar Perjanjian Baru, Vol 2. (Surabaya; Momentum). Guthrie Donald. 2009. Teologi Perjanjian Baru 3. (Jakarta; BPK Gunung Mulia).

Kristianto, Billy. 2015. Ajarlah kami bertumbuh. (Surabaya; Momentum).

Barclay, William. 2008. Pemahaman Alkitab Setiap Hari.(Jakarata; BPK Gunung Mulia). Darne, Jhon 2005. Memahami Perjanjian Baru. (Jakarta; BPK Gunung Mulia).

            Internet

https://id.wikipedia.org/wiki/Korintus

KBBI. Online 2019

PC

Alkitab. Offline; 2018

 



[2]Alkitab. Offline; 2018

[3]KBBI. Online 2019

[4]Woo Young Kim. 2005. Yesuslah Jawaban. (Jakarta; BPK Gunung Mulia). Hlm 29

[5]Francis Chan. Dkk. 2015. You And Me Forever. (Jakarta; Yayasan Gloria). Hlm 141

[6]R. Dean Anderson. 2018. Surat 1 Korintus. (Surabaya; Momentum.) Hlm 369

[7]Charles Pfeiffer. F. dkk. 2001. The Wycliffe Bible Commentary. (Malang; Gandum Mas). Hlm 653

[8]A. Simanjuntak. 2006. Tafsiran Alkitab Masa Kini 3. Jakarta; Yayasan Komunikasi Bina kasih

[9]V.C Pfitzner 2006. Kesatuan Dalam Kepelbagaian. (Jakarta; BPK Gunung Mulia). Hlm 298

[10]Donald Guthrie. 2009. Pengantar Perjanjian Baru, Vol 2. (Surabaya; Momentum). Hlm 53

[11]Donald Guthrie. 2009. Teologi Perjanjian Baru 3. (Jakarta; BPK Gunung Mulia). Hlm 176

[12]Billy Kristianto. 2015. Ajarlah kami bertumbuh. (Surabaya; Momentum). Hlm 302

[13]William Barclay. 2008. Pemahaman Alkitab Setiap Hari.(Jakarata; BPK Gunung Mulia). Hlm 246

[14]Jhon Darne. 2005. Memahami Perjanjian Baru. (Jakarta; BPK Gunung Mulia). Hlm 352

[15]Jhon Darne. 2011. Memahami Perjanjian Baru. (Jakarta; BPK Gunung Mulia). Hlm 360

Post a Comment

0 Comments