Kitab Keluaran adalah sebuah kitab yang penuh kuasa dan dramatis ketika menguraikan awal keturunan Abraham yang menjadi suatu bangsa yang terorganisir rapi. Kitab Keluaran adalah sebuah kitab yang berkaitan dengan keselamatan dan pembebasan.
· Judul, dalam kitab Keluaran tersebut sangat bagus karena kata ini bearti “keluar” atau “keberangkatan” dan karena kitab itu melukiskan keberangkatan Israel dari Mesir setelah suatu periode perbudakan yang sangat keras.
· Tujuan dan ruang lingkup penulisan, kitab Keluaran ditulis untuk melukiskan kesulitan-kesulitan orang Israel di Mesir dan kesetiaan Allah yang menyelamatkan mereka dari perbudakan itu.
· Struktur sastra Kitab Keluaran, Keluaran merupakan suatu campuran berbagai ragam sastra, berisi materi cerita puisi, hukum, dan kultus (ibadah, upacara keagamaan)
Enam belas terakhir dalam kitab Kejadian ini menyangkut Kemah Suci, kecuali periode anak lembu emas yang terdapat dalam pasal 32-34, dalam pasal 25-31, Allah memberikan berbagai intruksi kepada Musa mengenai pembangunan Kemah Suci itu dan para tukang atau ahli yang melakukan pembangunan itu.
Bagian 1 : Peristiwa Keluarnya Orang Israel (Cerita Historis)
Ps. 1 Penindasan Orang Israel
Ps. 2-6 Panggilan Musa
Ps. 7-11 Sepuluh Tulah
Ps. 12-18 Keluarnya Orang Israel dan Perjalanan ke Gunung Sinai
Paskah (ps. 12)
Perayaan Hari Raya Roti Tidak Beragi (ps. 13:3-10)
Bagian 2 : Bagian Hukum
Ps. 19-24 Kitab Perjanjian
Sepuluh Hukum (ps. 20)
(syarat-syarat Perjanjian)
Bagian 3 : Ibadah
Ps. 25-31 Petunjuk untuk Membangun Kemah Suci
Diakhiri dengan Perintah untuk Memelihara Hari Sabat (31:12-17)
Ps. 32-34 Ibadah Sesat: Anak Lembu Emas
Ps. 35-40 Pembangunan Kemah Suci
Dimulai dengan Peringatan untuk menguduskan Hari Sabat (35:1-3)
· Kemah Suci sebagai tempat kediaman Allah, setelah pemberian Hukum Taurat dan pengesahan perjanjian itu, Allah pun menyatakan rencana-rencana untuk Kemah Suci kepada Musa, sebagai tempat kediaman Allah yang khusus diantar umat-Nya. Pentingnya Kemah Suci dapat terlihat dari nama-nama yang diberikan kepadanya bersama dengan “Kemah Suci,” yang pada dasarnya bearti “tempat kediaman,” bangunan tersebut pertama kali disebut “tempat kudus,” yang menekankan kemahatinggian Allah (25:8)
I
0 Comments