Header

Ringkasan Buku "Metode Penginjilan" D.W Ellis - Mengabarkan Injil Tangung Jawab Siapa?

Identifikasi Buku

   Judul buku               : Metode Penginjilan  

   Pengarang                : D. W Ellis

   Tahun Terbit             : 1999

   Penerbit                    : YKBK (Yayasan Komunikasi Bina Kasih/OMF)

   Jumlah Halaman       : 210

   Cetakan                    : Ke-3

1.      Mengabarkan Injil – tanggung jawab siapa?

Pada umumnya orang Kristen menganggapa bahwa penginjilan adalah tanggung jawab para pemimpin Gereja. Namun hal ini jelas salah, karena Alkitab sendiri mengatakan bahwa semua orang harus memberitakan Injil. Semua orang percaya adalah garam dan terang dunia (Mat. 5:13-16). Kata “adalah” dalam kalimat tersebut memiliki arti barang siapa yang percaya kepada Yesus adalah saksi-saksi Tuhan. Tidak ada tawar-menawar dalam hal penginjilan. Dengan demikian, wajib bagi semua orang percaya untuk memberitakan Injil.

Teladan Yesus Kristus sendiri seharusnya menjadi motivasi pengikut-pengikut-Nya dalam memberitakan Injil. Dalam keadaan apapun, situasi apapun bahkan dimanapun Yesus berada, pasti Dia memberitakan kabar baik. Heran jika ada yang mengakui menjadi pengikut Yesus namun tidak mau memberitakan Injil.[1]

Menurut D. W Ellis ada faktor-faktor yang mempengaruhi orang percaya dalam memberitakan Injil seperti:

a.       Takut ditertawakan, dibenci, dianiaya, dianggap aneh, dll.

b.      Takut kehilangan kedudukan dalam masyarakat.

c.       Malu karena belum mengerti atau menguasai asas-asas kepercayaan Kristen.

d.      Malu karena kehidupan kita sebagai Kristen belum begitu baik.[2]

.Memang memberitakan Injil bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan, namun ini merupakan pekerjaan yang mulia yang harus dilakukan dengan baik. Jika kesadaran ini tidak dimiliki, tentu kemuliaan dan keindahannya mulai berkurang dan segera merasa lelah dan malas melaksanakan tugas tersebut. Iblis senantiasa menentang upaya manusia unutk memahsyurkan nama Kristus. Dengan demikian, kita jangan sampai kalah dengan muslihat iblis yang selalu mencoba untuk membatalkan rencana manusia untuk memberitakan Injil.

Dengan demikian, kita perlu pertolongan Tuhan agar dalam memberitakan Injil diberi kemampuan dari –Nya.

2.      Intisari Injil – Allah

Injil Kristus sangatlah luas, tidak terbatas oleh ruang dan waktu. Karena Allah tidak terbatas oleh ruang dan waktu. Namun keberadaan Allah juga ada yang tidak mempercayainya seperti Atheis teoritis dan Atheis praktis. Ini adalah orang yang bebal dan bodoh (Mzm 14:1).[3] Dengan demikian dapat dikatakan bahwa intisari dari Injil Allah adalah keberadaan Allah yang dibuktikan dari 3 Pribadi-Nya yang dinyatakan melalui penyataan umum dan khusus. Umum itu kepada segenap umat manusia sedangkan khusus hanyalah kepada bangsa pilihan yaitu Israel.

3.      Intisari Injil – manusia

Manusia adalah makhluk ciptaan Allah, dan keberadaan manusia sangatlah berharga dimata-Nya sehingga ia menciptakan menurut gambar dan rupa-Nya. Sebagai orang Kristen, tentu tidak boleh memandang sesama manusia dengan optimism buta, seolah-olah mereka tidak memerlukan penebusan dan keselamatan. Sebaliknya juga tidak boleh memandang manusia dengan pesimisme mati, seolah-olah mereka tidak dapat lagi ditebus dan diselamatkan. Dengan demikian kita harus memandang bahwa manusia membutuhkan keselamatan yang Allah berikan, sehingga wajib bagi orang percaya untuk memberitakan Injil kepada sesamanya.[4]

4.      Intisari Injil – Tuhan Yesus Kristus

Dimulai dari Yesus Kristus yang adalah pribadi Allah. Ia adalah Allah sejati dan manusia sejati. Yesus Kristus adalah pengantara yang menyatakan Allah kepada manusia (Mat 11:27), dan menebus manusia supaya hubungan manusia dengan Allah tidak terputus lagi. Yesus Kristus juga merupakan inti kekristenan, tidak ada orang Kristen tanpa Kristus.

Yesus adalah tokoh sejarah dan kekeristenan berdiri atas fakta-fakta sejarah, bukan cerita dongeng atau fiksi. Melainkan fakta-fakta nyata dan rill yang berakar dalam peristiwa sejarah.[5]

Catatan sejarah tentang Yesus terdapat jelas dalam Kitab-kitab Injil. Penulis merupakan orang Kristen yang cinta kepada kebenaran. Mereka menuliskan apa adanya dengan bahasa sederhana yang digunakan. Semua data sangat akurat dengan kehidupan Yesus pada saat itu (Luk. 1:1-4).

Dengan demikian nyata kebenaran yang sesungguhnya bahwa Yesus adalah Allah yang menjadi manusia, terlihat dari bukti-bukti sejarah yang akurat yang ditulis oleh orang yang cinta pada kebenaran Firman Tuhan.

5.      Intisari Injil – salib Kristus

Jika dipoin sebelumnya sudah dibahas tentang Yesus, maka sekarang beralih kepada karya penyelamatannya di kayu salib. Yesus datang untuk menyelamatkan (Mat. 1:21; Lukas 2:10, 11 dsb). Menurut DW. Ellis salib adalah pusat agama Kristen. Meskipun dianggap suatu kebodohan bagi mereka yang tidak percaya (1 Kor. 1:23).[6] Yesus sering berkata bahwa kedatangan-Nya kedunia bukan untuk hidup melainkan untuk mati (Mrk. 10:45). Dan satu-satunya peristiwa yang ditetapkan-Nya untuk diperingati adalah kematian-Nya (Mrk. 14:22-24).

Jadi, salib merupakan lambang dari kematian Yesus dikayu salib. Sehingga ketika melihat salib maka seharusnya inget akan kematian Yesus.

6.      Intisari Injil – Roh Kudus

Roh Kudus merupakan Pribadi ketiga dari Allah Tritunggal, namun banyak orang yang kurang memperhatikan oknum ini karena banyak yang tidak mengerti. Sering dianggap bahwa Roh Kudus sebagai suatu kuasa atau pengaruh. Kekeliruan anggapan ini adalah akibat salah menafsir atas perkataan “Roh” itu. Yesus mengatakan kepada perempuan Samaria bahwa Allah itu Roh. Tetapi hal ini bukan berarti bahwa Allah bukanlah oknum. Roh Kudus disebut Roh karena memang Dia oknum Roh seperti Allah Bapa tidak mempunyai tubuh seperti Yesus Kristus.[7]

Roh Kudus adalah oknum pelaksana dari Allah Tritunggal. Orang Kristen boleh dikatakan hidup dalam zaman Roh Kudus. Kalau oknum Allah Bapa menyatakan dirinya kepada bangsa Israel dalam PL, oknum Yesus menyatakan dalam Kitab Injil dan oknum Roh Kudus menyatakan kepada para rasul dan gereja saat ini. [8]

Jadi, Roh Kudus hadir bagi hidup orang percaya untuk mempersiapkan orang percaya masuk kerjaan sorga yang telah dijanjikan. Maka setiap orang percaya melakukan dosa, ada gejolak dihati untuk menyadarinya. Itulah pribadi Roh Kudus yang menginsafkan orang percaya dari dosa-dosa.

7.      Intisari Injil – keselamatan

Setiap manusia yang percaya kepada Yesus akan memperoleh keselamatan kekal. Manusia yang diselamatkan akan menerima hati baru (Yeh. 36:26), kelahiran baru (Yoh 3:3), ciptaan baru (2 Kor. 5:17), arah baru (Mat. 7:13,14), pemilik baru (1 Kor. 3:16), ketenang hati/jiwa baru (Mat 11:28), jalan baru (Yoh. 14:6), hidup baru (1 Kor. 2:12).

Allah menyediakan keselamatan yang indah. Namun tidak semua orang bisa mendapatkannya. Menurut Alkitab manusia masih harus menjawab panggilan Roh Kudus untuk menerima keselamaan yang disediakan itu. Syaratnya adalah bertobat dan percaya (Mrk. 1:15). Kata bertobat berarti perubahan pikiran yang mendampakan perubahan dalam perbuatan. Sadar akan segala dosa-dosa (Luk. 15:17) dan menyesali dosa-dosa tersebut (Luk. 15:18).[9]

8.      Intisari Injil – Gereja

Gereja merupakan bagian dari Injil. Tujuan Tuhan bukan hanya menyelamatkan orang, tetapi juga menghimpun orang-orang yang diselamatkan-Nya itu menjadi suatu umat bagi diri-Nya (Kej. 12:1-3; Yoh. 10:16; Titus 2:14).

Dalam bahasa Yunani ada dua perkataan untuk Gereja, yakni: Kuriakos, artinya ‘milik Tuhan’; ecclesia, artinya ‘umat Allah’, dalam Perjanjian Lama. Dalam Perjanjian Baru kata ‘Gereja’ mengandung arti berbeda sepperti : am yang berarti seluruh umat Tuhan diseluruh dunia di mana pun mereka; kelihatan gereja mempunyai jati diri atau identitas yang sama. Namun sebelum merujuk kepada gereja yang kelihatan ternyata ada gereja yang tidak kelihatan. Gereja kelihatan memiliki tanda yaitu baptisan. Sedangkan yang tidak kelihatan yaitu mereka yang mengaku Kristen tapi namanya tidak tercantum dalam Kitab Kehidupan  dari Anak Domba Allah (Why. 21:27).[10]

Setiap gereja yang kelihatan tentu harus menjadi dampak dalam pemberitaan Injil, sehingga melaluinya banyak jiwa-jiwa diselamatkan.

9.      Dunia Roh – godaan dan kemenangan Kristus

Dalam bidang ini ada dua bahaya besar:

1.      Keinginan tidak sehat untuk mengetahui dunia roh-roh

Adalah sangat berbahaya apabila kepercayaan bertalian dengan roh-roh tidak didasarkan pada pernyataan Firman Allah, melainkan pada takhayul-takhayul dan animism. Sebab bila demikian, Iblis dengan kuat kuasa kegelapannya pasti senang sekali, karena kuasanya dibesar-besarkan dalam pikiran kita.

2.      Sikap tak acuh terhadap dunia roh

Apabila Iblis dianggap hanya personifikasi dari kejahatan, yaitu selalu menjadi pengaruh dan bukan suatu oknum, itu adalah kesalahan besar. Iblis akan sungguh-sungguh gembira kalau kita tidak percaya akan keberadaannya: - bahwa di adalah oknum.

Dari dua pernyataan tersebut, kita harus meneliti pernyataan Alkitab tentang Iblis, supaya kita memperoleh pandangan yang sehat dan seimbang. Tolak ukur juta haruslah Alkitab, bukan takhayul-takhayul atau pengalaman-pengalaman yang aneh. Semua pengalaman dan takhayul harus disoroti dan diuji dengan terang Alkitab, barulah kita memperoleh pengertian yang sehat.[11]

10.  Kepribadian penginjil – keyakinan mengenai keselamatan

Kebenaran Injil dan kepribadian penginjil merupakan dua unsur yang tidak boleh dipisahkan. Allah mencari manusia bukan hanya melalui Firman-Nya yang diberitakan, tetapi juga melalui utusan-utusan-Nya yang memberitakan Firman-Nya itu (2 Kor. 5:19-20). Karena itu perlu sekali mempertimbangkan syarat-syarat kepribadian yang bagaimana yang harus dipenuhi seseorang, bila seseorang akan diikutsertakan sebagai utusan Tuhan untuk melaksanakan pekerjaan-Nya.

Pengenalan akan Kristus adalah hal terpenting dalam kepribadian seorang Penginjil. Sebelum dia mau menginjil dia harus mengetahui terlebih dahulu siapa yang diberitakan. Prinsip ini nampak dalam hidup para rasul (Yoh. 15:27, Kis. 22:12-15). Maka pentinglah pengenalan akan Kristus terlebih dahulu dengan tanda awal pertobatan atau lahir baru.[12]

11.  Kepribadian penginjil – kedewasaan

Di poin sebelumnya kita mengetahui bahwa seorang penginjil harus mengenal Yesus terlebih dahulu baru dapat menginjil dengan baik. Dengan hal inilah Tuhan mengkhendaki agar setiap orang diselamatkan melalui kasih karunia yang diberikan. Namun bukan hanya itu saja, setiap orang yang telah diselamatkan memiliki tanggungjawab yang lebih agar menjadi dewasa secara rohani.

Rasul Paulus pernah berkata kepada jemaat di Efesus dan orang-orang Ibrani bahwa setiap orang percaya jangan seperti anak-anak lagi yang selalu memerlukan susu bukan makanan keras. Dengan demikian hal ini berarti bahwa setiap orang percaya harus hidup menjadi dewasa. Bagaimana caranya agar kita bertumbuh? Dengan cara menjalani hubungan dengan Kristus selalu melalui hal spiritual seperti doa pujian penyembahan dan perenungan akan kebenaran Firman Tuhan yang terdapat dalam Alkitab.[13]

12.  Metode mengabarkan Injil – contoh-contoh Alkitab

Dalam poin ini kita beranjak kepada cara pelaksanaan mengabarkan Injil. Metode ini tepat pada tempatnya yang sebenarnya, kita perlu mengerti maksud ‘mengabrkan Injil’ dan bagaimana pelaksanaannya dalam Perjanjian Baru, mengapa PB? Karena metode yang dipakai gereja saat ini yaitu mengikuti zaman para rasul (angkatan pertama).

Mengabarkan Injil adalah upaya orang Kristen melayankan kabar kesukaan ihwal Yesus Kristus kepada seseorang, sedemikian rupa, sehingga ia berpaling dari dosa-dosanya dan percaya kepada Allah melalui AnakNya – Yesus Kristus, dengan kuasa Roh Kudus. Dengan demikian ia dapat menerima Yesus Kristus sebagai Juruselamatnya, lalu taat melayani Dia sebagai Rajanya dalam persekutuan Gereja. Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa mengabarkan Injil adalah upaya orang percaya menyampaikan Injil kasih karunia Allah kepada seseorang yang belum percaya.[14]

13.  Metode mengabarkan Injil – secara pribadi (MIP)

Mengabarkan Inji secara pribadi (MIP) adalah pemberitaan Injil dalam hidup sehari-hari, dimana seseorang yang telah mengenal Kristus berupaya memperkenalkan Kristus kepada orang lain dan mengajaknya menerima Kristus. Lalu orang yang baru menerima Kristus itu dibimbing menjadi saksi Kristus. Jika disimpulkan berarti pemberitaan Injil memiliki prinsip diberitakan untuk memberitakan. Sebagaimana mestinya setelah kita menerima Injil kita juga harus memberitakan Injil tersebut.

Setiap orang yang kepadanya Injil diberitakan. Kita harus mengetahui terlebih dahulu bagaimana pribadi orang tersebut. Sangat berbahaya jika kita memberitakan namun tidak tahu caranya untuk memberitakan kepada orang tersebut.

Unsur keperibadian sangat sukar untuk dipelajari. Keperibadian seseorang meliputi akal atau kecerdasan, perasaan dan kemauan. Karena itu penginjil harus berusaha mengkomunikasikan Injil kepada akal seseorang, sehingga perasaannya digerakan dan kemauannya diserahkan kepada Kristus. Manusia tidak mungkin mengemban tugas ini dengan kepandaiannya sendiri. Dalam arti lain hanya Allah yang sanggup mengerjakan ini, jika manusia bisapun semua karena Allah (2 Kor. 3:5).

Oleh karena itu kita harus belajar megenal kepribadian seseorang, dan menyesuaikan pola pendekatan dan bobot berita Injil yang akan kita sampaikan dengan kepribadian orang itu. [15]

14.  Metode mengabarkan Injil – beberapa petunjuk untuk MI umum

Mengabarkan Injil adalah hal yang penting untuk dilakukan, ini merupakan dari teladan Yesus dan para rasul lainnya. Seperti Khotbah di Bukit (Mat. 5-7), khotbah kepada 5000 orang (Yoh 6), Petrus pada hari Pentakosta (Kis. 2) rasul Paulus di Atena (Kis 17) dan contoh-contoh lain dalam Perjanjian Baru.

            Memberitakan Injil untuk umum memiliki keuntungan tertentu seperti serentak mendengarkan berita Injil. Pada zaman ini dunia terasa makin kecil karena sekarang alat komunikasi semakin canggih. Penduduk dunia bertambah terus, aliran-aliran atau lembaga-lembaga lain terus giat memberitakan ajarannya melalui media cetak ataupun media elektronik – buku, majalah, surat kabar, radio, televise, film, ceramah, kelompok studi dll. Dengan ini mau tidak mau kita hatus memikirkan cara yang paling tepat agar berhasil memanfaatkan sarana fasilitas komunikasi yang canggih tersebut. berikut ada kategori lokasi umum MI:

MI di Gereja?

            Dilakukan biasanya setiap minggu di mimbar Gereja.

MI di rumah sakit

-          Utamakan rumah sakit Kristen

-          Kesaksian dirumah sakit

MI di Lembaga Pemasyarakatan

-          Harus ada izin khusus

-          Selalu waspada

-          Tidak menyinggung para tahanan

-          Kunjungi keluarga tahanan.

MI rumahtangga

            Injili para tetangga yang belum mengenal Kristus, jika mereka punya kios warung, seharusnya beli ditempatnya bukan di jauh tempat.[16]

15.  Metode mengabarkan Injil – beberapa petunjuk praktis untuk perkunjungan rumah

Pelaksanaan metode perkunjungan rumah mempunyai dasar alkitbiah. Sebagai metode dalamnya tersirat ketiga unsur. Seperti unsur Allah, unsur rasuli dan unsur kristen adapun penjelasan singkat mengenai perkunjungan rumah seperti:

1.      Dasar Perkunjungan rumah

Sejak zaman PL Allah mengunjungi umat-Nya melalui Musa dan nabi-nabi. Demikian juga pada zaman PB Khususnya melalui Kristus (Luk. 7:36-50; 10:38-42). Rasul-rasul juga melakukan hal yang sama yaitu mengunjungi rumah ke rumah (Kis. 20:20).

2.      Macam-macam perkunjungan

a.       Dari rumah ke rumah

b.      Perkunjungan untuk kesejahteraan orang-orang tua.

c.       Perkunjungan kepada orang-orang sakit.

3.      Alasan Perkunjungan

a.       Tugas nasional

b.      Asas pengabaran Injil

c.       Kesempatan yang baik dan praktis

4.      Persiapan sebelum berkunjung

a.       Berdoa

b.      Informasi lingkungan

c.       Sarana penunjang

5.      Pelaksanaan Kunjungan

Ketuk pintu, ketika dibuka jangan langsung masuk. Menjelaskan tujuan, bersaksi, membaca Alkitab, pelayanan praktis, timbulkan kesan akan kunjungan berikutnya.[17]

16.  Metode mengabarkan Injil – beberapa petunjuk praktis mempersiapkan renungan untuk mengabarkan Injil

Peranan pemberitaan Injil harus berdasarkan teladan Yesus dan para rasulnya. Perlu disadari bahwa berkhotbah mencakup dua unsur, yaitu kepribadian dan kebenaran.

            Bahwa pengkhotbah secara pribadi harus sudah menerima kebenaran Allah, adalah sangat penting bagi sesamanya.

            Keberhasilan pengabaran Injil bukan terletak pada kepandaian atau keahlian pengkhotbah, melainkan pada kuasa Roh Kudus. Sebab itu kualitas kepribadian pengkhotbah penting karena dia dan hidupnya harus menjadi saluran bagi kuasa dan panggilan Roh Kudus.

a.       Persiapan jangka Panjang

-          Mempersiapkan diri (Alkitab, Doa, sikap hati)

-          Ilham dan persiapannya

-          Menguasai isi Alkitab

-          Mempelajari hidup sesama kita.

-          Banyak membaca

b.      Persiapan jangka pendek

-          Membaca Firman Allah

-          Berdoa dan menyadarkan diri kepada Roh Kudus

-          Membayangkan keadaan dan kebutuhan para pendengar.

c.       Beberapa petunjuk untuk menyampaikan khotbah

-          Percaya akan kuasa Roh Kudus

-          Sadarlah bahwa kita melayani Tuhan demu manusia

-          Menghayati dan menguasai pokok khotbah yang akan dikhotbahkan

-          Keberanian akan bertambah melalui pengalaman[18]

17.  Beberapa petunjuk praktis mengabarkan Injil

Dalam poin ini ada beberapa petunjuk praktis tentang pelaksanaan pekabaran Injil, yang didasarkan pada pengalaman MI beberapa tahun di Indonesia.

a.       Hal-hal yang sebaiknya dihindari dalam mengabarkan Injil secara pribadi

-          Hindari kesan dagang dan paksaan

-          Hindari kepura-puraan

-          Hindari perdebatan

-          Hindari bicara terlalu banyak

-          Hindari menggunakan terlalu banyak ayat Alkitab

-          Hindari banyak orang

-          Hindari pemakaian ‘istilah-istilah rohani’

-          Hindari memberikan kepastian yang palsu

-          Hindari keputusan

-          Sumber kuasa – jangan dilupakan

b.      Alasan-alasan yang umum dikemukakan untuk menolak Kristus

-          Tulus ikhlas

-          Setia dan rajin menunaikan tuntutan agama

-          Bukan penjahat

-          Semua agama adalah sama-sama baik

-          Kemunafikan

-          Dibenci dan dikucilkan

-          Kasih Allah dan hukuman kekal – dua hal yang berlawanan?

-          Anggota Gereja

c.       Sukarnya menerima Kristus

-          Cita-cita Kristen terlampau tinggi sehingga sukar digapai

-          Iman yang terlalu lemah

-          Tidak merasakan apa-apa

18.  Tiga golongan besar masyarakat

Masyarakat Indonesia terkenal sebagai umat beragama. Berkaitan dengan pemberitaan Injil, maka kepada masyarakat beragama yang demikianlah kita akan mengkomunikasikan Injil. Pada dasarnya masyarakat itu dapat dibagi menjadi tiga golongan. Pertama, masyarakat Kristen. Kedua, masyarakat beragama atas dasar statistik. Masyarakat beragama yang setia pada keyakinan agamanya dan mendalaminya.

a.       Masyarakat Kristen

Mengabarkan Injil kepada masyarakat Kristen terdengar aneh. Namun sejarah membuktikan itu adalah satu keyainan. Ada cukup banyak orang Kristen menganggap bahkan menyebut dirinya Kristen, namun tidak menghayati kekristenan. Dan yang lebih parah lagi, sebenernya orang seperti itu belum pernah bertobat dan belum pernah menerima keselamatan.

b.      Masyarakat beragama atas dasar statistik

Tekanan sosial merupakan salah satu pengaruh umat beragama sehingga muncul perubahan. Tetapi perlu diperhatikan bahwa golongan ini memiliki sifat tidak acuh dan berminat tetapi tidak berprakarsa.

c.       Masyarakat beragama yang setia pada keyakinan agamanya dan mendalaminya

Cara yang terbaik untuk golongan ini adalah melalui media cetak. Seperti tulisan Alkitab adalah firman Allah, Kristus sebagai Anak Allah, ke Allahan Yesus Kristus, salib, Trinitas. Ini adalah cara paling efektif dalam menginjil umat beragama yang mau mendalaminya.[19]

 



[1]D.W Ellis, Metode Penginjilan (Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina kasih/OMF, 1999), 1

[2]Ibid, 2

[3]Ibid, 18

[4]Ibid, 27

[5]Ibid, 37

[6]Ibid, 45

[7]Ibid, 51

[8]Ibid, 53

[9]Ibid, 68

[10]Ibid, 72

[11]Ibid, 79

[12]Ibid, 97

[13]Ibid, 103

[14]Ibid, 117

[15]Ibid, 127

[16]Ibid, 141

[17]Ibid, 154

 

[18]Ibid, 162

[19]Ibid, 205


Post a Comment

0 Comments