Identifikasi Buku
Judul buku :
Metode Penginjilan
Pengarang :
D. W Ellis
Tahun Terbit :
1999
Penerbit :
YKBK (Yayasan Komunikasi Bina Kasih/OMF)
Jumlah Halaman : 210
Cetakan :
Ke-3
1.
Mengabarkan Injil – tanggung jawab siapa?
Pada umumnya orang Kristen menganggapa
bahwa penginjilan adalah tanggung jawab para pemimpin Gereja. Namun hal ini jelas
salah, karena Alkitab sendiri mengatakan bahwa semua orang harus memberitakan
Injil. Semua orang percaya adalah garam dan terang dunia (Mat. 5:13-16). Kata
“adalah” dalam kalimat tersebut memiliki arti barang siapa yang percaya kepada
Yesus adalah saksi-saksi Tuhan. Tidak ada tawar-menawar dalam hal penginjilan.
Dengan demikian, wajib bagi semua orang percaya untuk memberitakan Injil.
Teladan Yesus Kristus sendiri seharusnya
menjadi motivasi pengikut-pengikut-Nya dalam memberitakan Injil. Dalam keadaan
apapun, situasi apapun bahkan dimanapun Yesus berada, pasti Dia memberitakan
kabar baik. Heran jika ada yang mengakui menjadi pengikut Yesus namun tidak mau
memberitakan Injil.[1]
Menurut D. W Ellis ada faktor-faktor
yang mempengaruhi orang percaya dalam memberitakan Injil seperti:
a.
Takut
ditertawakan, dibenci, dianiaya, dianggap aneh, dll.
b.
Takut kehilangan
kedudukan dalam masyarakat.
c.
Malu karena
belum mengerti atau menguasai asas-asas kepercayaan Kristen.
d.
Malu karena
kehidupan kita sebagai Kristen belum begitu baik.[2]
.Memang memberitakan
Injil bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan, namun ini merupakan pekerjaan
yang mulia yang harus dilakukan dengan baik. Jika kesadaran ini tidak dimiliki,
tentu kemuliaan dan keindahannya mulai berkurang dan segera merasa lelah dan
malas melaksanakan tugas tersebut. Iblis senantiasa menentang upaya manusia
unutk memahsyurkan nama Kristus. Dengan demikian, kita jangan sampai kalah dengan
muslihat iblis yang selalu mencoba untuk membatalkan rencana manusia untuk
memberitakan Injil.
Dengan demikian, kita
perlu pertolongan Tuhan agar dalam memberitakan Injil diberi kemampuan dari
–Nya.
2.
Intisari Injil – Allah
Injil Kristus sangatlah luas, tidak
terbatas oleh ruang dan waktu. Karena Allah tidak terbatas oleh ruang dan
waktu. Namun keberadaan Allah juga ada yang tidak mempercayainya seperti Atheis
teoritis dan Atheis praktis. Ini adalah orang yang bebal dan bodoh (Mzm 14:1).[3]
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa intisari dari Injil Allah adalah
keberadaan Allah yang dibuktikan dari 3 Pribadi-Nya yang dinyatakan melalui
penyataan umum dan khusus. Umum itu kepada segenap umat manusia sedangkan
khusus hanyalah kepada bangsa pilihan yaitu Israel.
3.
Intisari Injil – manusia
Manusia adalah makhluk
ciptaan Allah, dan keberadaan manusia sangatlah berharga dimata-Nya sehingga ia
menciptakan menurut gambar dan rupa-Nya. Sebagai orang Kristen, tentu tidak
boleh memandang sesama manusia dengan optimism buta, seolah-olah mereka tidak
memerlukan penebusan dan keselamatan. Sebaliknya juga tidak boleh memandang
manusia dengan pesimisme mati, seolah-olah mereka tidak dapat lagi ditebus dan
diselamatkan. Dengan demikian kita harus memandang bahwa manusia membutuhkan
keselamatan yang Allah berikan, sehingga wajib bagi orang percaya untuk
memberitakan Injil kepada sesamanya.[4]
4.
Intisari Injil – Tuhan Yesus Kristus
Dimulai dari Yesus Kristus yang adalah
pribadi Allah. Ia adalah Allah sejati dan manusia sejati. Yesus Kristus adalah
pengantara yang menyatakan Allah kepada manusia (Mat 11:27), dan menebus
manusia supaya hubungan manusia dengan Allah tidak terputus lagi. Yesus Kristus
juga merupakan inti kekristenan, tidak ada orang Kristen tanpa Kristus.
Yesus adalah tokoh sejarah dan
kekeristenan berdiri atas fakta-fakta sejarah, bukan cerita dongeng atau fiksi.
Melainkan fakta-fakta nyata dan rill yang berakar dalam peristiwa sejarah.[5]
Catatan sejarah tentang Yesus terdapat
jelas dalam Kitab-kitab Injil. Penulis merupakan orang Kristen yang cinta
kepada kebenaran. Mereka menuliskan apa adanya dengan bahasa sederhana yang
digunakan. Semua data sangat akurat dengan kehidupan Yesus pada saat itu (Luk.
1:1-4).
Dengan demikian nyata kebenaran yang
sesungguhnya bahwa Yesus adalah Allah yang menjadi manusia, terlihat dari
bukti-bukti sejarah yang akurat yang ditulis oleh orang yang cinta pada
kebenaran Firman Tuhan.
5.
Intisari Injil – salib Kristus
Jika dipoin sebelumnya
sudah dibahas tentang Yesus, maka sekarang beralih kepada karya penyelamatannya
di kayu salib. Yesus datang untuk menyelamatkan (Mat. 1:21; Lukas 2:10, 11
dsb). Menurut DW. Ellis salib adalah pusat agama Kristen. Meskipun dianggap
suatu kebodohan bagi mereka yang tidak percaya (1 Kor. 1:23).[6]
Yesus sering berkata bahwa kedatangan-Nya kedunia bukan untuk hidup melainkan
untuk mati (Mrk. 10:45). Dan satu-satunya peristiwa yang ditetapkan-Nya untuk
diperingati adalah kematian-Nya (Mrk. 14:22-24).
Jadi, salib merupakan
lambang dari kematian Yesus dikayu salib. Sehingga ketika melihat salib maka
seharusnya inget akan kematian Yesus.
6.
Intisari Injil – Roh Kudus
Roh Kudus merupakan Pribadi ketiga dari
Allah Tritunggal, namun banyak orang yang kurang memperhatikan oknum ini karena
banyak yang tidak mengerti. Sering dianggap bahwa Roh Kudus sebagai suatu kuasa
atau pengaruh. Kekeliruan anggapan ini adalah akibat salah menafsir atas
perkataan “Roh” itu. Yesus mengatakan kepada perempuan Samaria bahwa Allah itu
Roh. Tetapi hal ini bukan berarti bahwa Allah bukanlah oknum. Roh Kudus disebut
Roh karena memang Dia oknum Roh seperti Allah Bapa tidak mempunyai tubuh
seperti Yesus Kristus.[7]
Roh Kudus adalah oknum pelaksana dari
Allah Tritunggal. Orang Kristen boleh dikatakan hidup dalam zaman Roh Kudus.
Kalau oknum Allah Bapa menyatakan dirinya kepada bangsa Israel dalam PL, oknum
Yesus menyatakan dalam Kitab Injil dan oknum Roh Kudus menyatakan kepada para
rasul dan gereja saat ini. [8]
Jadi, Roh Kudus hadir bagi hidup orang
percaya untuk mempersiapkan orang percaya masuk kerjaan sorga yang telah
dijanjikan. Maka setiap orang percaya melakukan dosa, ada gejolak dihati untuk
menyadarinya. Itulah pribadi Roh Kudus yang menginsafkan orang percaya dari
dosa-dosa.
7.
Intisari Injil – keselamatan
Setiap manusia yang
percaya kepada Yesus akan memperoleh keselamatan kekal. Manusia yang
diselamatkan akan menerima hati baru (Yeh. 36:26), kelahiran baru (Yoh 3:3),
ciptaan baru (2 Kor. 5:17), arah baru (Mat. 7:13,14), pemilik baru (1 Kor.
3:16), ketenang hati/jiwa baru (Mat 11:28), jalan baru (Yoh. 14:6), hidup baru
(1 Kor. 2:12).
Allah menyediakan
keselamatan yang indah. Namun tidak semua orang bisa mendapatkannya. Menurut
Alkitab manusia masih harus menjawab panggilan Roh Kudus untuk menerima
keselamaan yang disediakan itu. Syaratnya adalah bertobat dan percaya (Mrk.
1:15). Kata bertobat berarti perubahan pikiran yang mendampakan perubahan dalam
perbuatan. Sadar akan segala dosa-dosa (Luk. 15:17) dan menyesali dosa-dosa
tersebut (Luk. 15:18).[9]
8.
Intisari Injil – Gereja
Gereja merupakan bagian
dari Injil. Tujuan Tuhan bukan hanya menyelamatkan orang, tetapi juga
menghimpun orang-orang yang diselamatkan-Nya itu menjadi suatu umat bagi
diri-Nya (Kej. 12:1-3; Yoh. 10:16; Titus 2:14).
Dalam bahasa Yunani ada
dua perkataan untuk Gereja, yakni: Kuriakos,
artinya ‘milik Tuhan’; ecclesia, artinya
‘umat Allah’, dalam Perjanjian Lama. Dalam Perjanjian Baru kata ‘Gereja’
mengandung arti berbeda sepperti : am yang
berarti seluruh umat Tuhan diseluruh dunia di mana pun mereka; kelihatan gereja mempunyai jati diri
atau identitas yang sama. Namun sebelum merujuk kepada gereja yang kelihatan
ternyata ada gereja yang tidak kelihatan. Gereja kelihatan memiliki tanda yaitu
baptisan. Sedangkan yang tidak kelihatan yaitu mereka yang mengaku Kristen tapi
namanya tidak tercantum dalam Kitab Kehidupan
dari Anak Domba Allah (Why. 21:27).[10]
Setiap gereja yang
kelihatan tentu harus menjadi dampak dalam pemberitaan Injil, sehingga
melaluinya banyak jiwa-jiwa diselamatkan.
9.
Dunia Roh – godaan dan kemenangan Kristus
Dalam
bidang ini ada dua bahaya besar:
1.
Keinginan tidak
sehat untuk mengetahui dunia roh-roh
Adalah sangat berbahaya
apabila kepercayaan bertalian dengan roh-roh tidak didasarkan pada pernyataan
Firman Allah, melainkan pada takhayul-takhayul dan animism. Sebab bila demikian,
Iblis dengan kuat kuasa kegelapannya pasti senang sekali, karena kuasanya
dibesar-besarkan dalam pikiran kita.
2.
Sikap tak acuh
terhadap dunia roh
Apabila Iblis dianggap
hanya personifikasi dari kejahatan, yaitu selalu menjadi pengaruh dan bukan
suatu oknum, itu adalah kesalahan besar. Iblis akan sungguh-sungguh gembira
kalau kita tidak percaya akan keberadaannya: - bahwa di adalah oknum.
Dari dua pernyataan
tersebut, kita harus meneliti pernyataan Alkitab tentang Iblis, supaya kita
memperoleh pandangan yang sehat dan seimbang. Tolak ukur juta haruslah Alkitab,
bukan takhayul-takhayul atau pengalaman-pengalaman yang aneh. Semua pengalaman
dan takhayul harus disoroti dan diuji dengan terang Alkitab, barulah kita
memperoleh pengertian yang sehat.[11]
10. Kepribadian
penginjil – keyakinan mengenai keselamatan
Kebenaran Injil dan kepribadian
penginjil merupakan dua unsur yang tidak boleh dipisahkan. Allah mencari
manusia bukan hanya melalui Firman-Nya yang diberitakan, tetapi juga melalui
utusan-utusan-Nya yang memberitakan Firman-Nya itu (2 Kor. 5:19-20). Karena itu
perlu sekali mempertimbangkan syarat-syarat kepribadian yang bagaimana yang
harus dipenuhi seseorang, bila seseorang akan diikutsertakan sebagai utusan
Tuhan untuk melaksanakan pekerjaan-Nya.
Pengenalan akan Kristus adalah hal
terpenting dalam kepribadian seorang Penginjil. Sebelum dia mau menginjil dia
harus mengetahui terlebih dahulu siapa yang diberitakan. Prinsip ini nampak
dalam hidup para rasul (Yoh. 15:27, Kis. 22:12-15). Maka pentinglah pengenalan
akan Kristus terlebih dahulu dengan tanda awal pertobatan atau lahir baru.[12]
11. Kepribadian
penginjil – kedewasaan
Di poin sebelumnya kita
mengetahui bahwa seorang penginjil harus mengenal Yesus terlebih dahulu baru
dapat menginjil dengan baik. Dengan hal inilah Tuhan mengkhendaki agar setiap
orang diselamatkan melalui kasih karunia yang diberikan. Namun bukan hanya itu
saja, setiap orang yang telah diselamatkan memiliki tanggungjawab yang lebih
agar menjadi dewasa secara rohani.
Rasul Paulus pernah
berkata kepada jemaat di Efesus dan orang-orang Ibrani bahwa setiap orang
percaya jangan seperti anak-anak lagi yang selalu memerlukan susu bukan makanan
keras. Dengan demikian hal ini berarti bahwa setiap orang percaya harus hidup
menjadi dewasa. Bagaimana caranya agar kita bertumbuh? Dengan cara menjalani
hubungan dengan Kristus selalu melalui hal spiritual seperti doa pujian
penyembahan dan perenungan akan kebenaran Firman Tuhan yang terdapat dalam
Alkitab.[13]
12. Metode
mengabarkan Injil – contoh-contoh Alkitab
Dalam poin ini kita
beranjak kepada cara pelaksanaan mengabarkan Injil. Metode ini tepat pada
tempatnya yang sebenarnya, kita perlu mengerti maksud ‘mengabrkan Injil’ dan
bagaimana pelaksanaannya dalam Perjanjian Baru, mengapa PB? Karena metode yang
dipakai gereja saat ini yaitu mengikuti zaman para rasul (angkatan pertama).
Mengabarkan Injil
adalah upaya orang Kristen melayankan kabar kesukaan ihwal Yesus Kristus kepada
seseorang, sedemikian rupa, sehingga ia berpaling dari dosa-dosanya dan percaya
kepada Allah melalui AnakNya – Yesus Kristus, dengan kuasa Roh Kudus. Dengan
demikian ia dapat menerima Yesus Kristus sebagai Juruselamatnya, lalu taat
melayani Dia sebagai Rajanya dalam persekutuan Gereja. Dari uraian ini dapat
disimpulkan bahwa mengabarkan Injil adalah upaya orang percaya menyampaikan
Injil kasih karunia Allah kepada seseorang yang belum percaya.[14]
13. Metode
mengabarkan Injil – secara pribadi (MIP)
Mengabarkan Inji secara
pribadi (MIP) adalah pemberitaan Injil dalam hidup sehari-hari, dimana
seseorang yang telah mengenal Kristus berupaya memperkenalkan Kristus kepada
orang lain dan mengajaknya menerima Kristus. Lalu orang yang baru menerima
Kristus itu dibimbing menjadi saksi Kristus. Jika disimpulkan berarti
pemberitaan Injil memiliki prinsip diberitakan untuk memberitakan. Sebagaimana
mestinya setelah kita menerima Injil kita juga harus memberitakan Injil
tersebut.
Setiap orang yang
kepadanya Injil diberitakan. Kita harus mengetahui terlebih dahulu bagaimana
pribadi orang tersebut. Sangat berbahaya jika kita memberitakan namun tidak
tahu caranya untuk memberitakan kepada orang tersebut.
Unsur keperibadian
sangat sukar untuk dipelajari. Keperibadian seseorang meliputi akal atau
kecerdasan, perasaan dan kemauan. Karena itu penginjil harus berusaha mengkomunikasikan
Injil kepada akal seseorang, sehingga perasaannya digerakan dan kemauannya
diserahkan kepada Kristus. Manusia tidak mungkin mengemban tugas ini dengan
kepandaiannya sendiri. Dalam arti lain hanya Allah yang sanggup mengerjakan
ini, jika manusia bisapun semua karena Allah (2 Kor. 3:5).
Oleh karena itu kita
harus belajar megenal kepribadian seseorang, dan menyesuaikan pola pendekatan
dan bobot berita Injil yang akan kita sampaikan dengan kepribadian orang itu. [15]
14. Metode
mengabarkan Injil – beberapa petunjuk untuk MI umum
Mengabarkan Injil
adalah hal yang penting untuk dilakukan, ini merupakan dari teladan Yesus dan
para rasul lainnya. Seperti Khotbah di Bukit (Mat. 5-7), khotbah kepada 5000
orang (Yoh 6), Petrus pada hari Pentakosta (Kis. 2) rasul Paulus di Atena (Kis
17) dan contoh-contoh lain dalam Perjanjian Baru.
Memberitakan
Injil untuk umum memiliki keuntungan tertentu seperti serentak mendengarkan
berita Injil. Pada zaman ini dunia terasa makin kecil karena sekarang alat
komunikasi semakin canggih. Penduduk dunia bertambah terus, aliran-aliran atau
lembaga-lembaga lain terus giat memberitakan ajarannya melalui media cetak
ataupun media elektronik – buku, majalah, surat kabar, radio, televise, film,
ceramah, kelompok studi dll. Dengan ini mau tidak mau kita hatus memikirkan
cara yang paling tepat agar berhasil memanfaatkan sarana fasilitas komunikasi
yang canggih tersebut. berikut ada kategori lokasi umum MI:
MI di Gereja?
Dilakukan
biasanya setiap minggu di mimbar Gereja.
MI di rumah sakit
-
Utamakan rumah
sakit Kristen
-
Kesaksian
dirumah sakit
MI
di Lembaga Pemasyarakatan
-
Harus ada izin
khusus
-
Selalu waspada
-
Tidak
menyinggung para tahanan
-
Kunjungi
keluarga tahanan.
MI rumahtangga
Injili
para tetangga yang belum mengenal Kristus, jika mereka punya kios warung,
seharusnya beli ditempatnya bukan di jauh tempat.[16]
15. Metode
mengabarkan Injil – beberapa petunjuk praktis untuk perkunjungan rumah
Pelaksanaan metode
perkunjungan rumah mempunyai dasar alkitbiah. Sebagai metode dalamnya tersirat
ketiga unsur. Seperti unsur Allah, unsur rasuli dan unsur kristen adapun
penjelasan singkat mengenai perkunjungan rumah seperti:
1.
Dasar Perkunjungan
rumah
Sejak zaman PL Allah
mengunjungi umat-Nya melalui Musa dan nabi-nabi. Demikian juga pada zaman PB Khususnya
melalui Kristus (Luk. 7:36-50; 10:38-42). Rasul-rasul juga melakukan hal yang
sama yaitu mengunjungi rumah ke rumah (Kis. 20:20).
2.
Macam-macam
perkunjungan
a.
Dari rumah ke
rumah
b.
Perkunjungan
untuk kesejahteraan orang-orang tua.
c.
Perkunjungan
kepada orang-orang sakit.
3.
Alasan
Perkunjungan
a.
Tugas nasional
b.
Asas pengabaran
Injil
c.
Kesempatan yang
baik dan praktis
4.
Persiapan
sebelum berkunjung
a.
Berdoa
b.
Informasi
lingkungan
c.
Sarana penunjang
5.
Pelaksanaan
Kunjungan
Ketuk pintu,
ketika dibuka jangan langsung masuk. Menjelaskan tujuan, bersaksi, membaca
Alkitab, pelayanan praktis, timbulkan kesan akan kunjungan berikutnya.[17]
16. Metode
mengabarkan Injil – beberapa petunjuk praktis mempersiapkan renungan untuk
mengabarkan Injil
Peranan pemberitaan Injil harus
berdasarkan teladan Yesus dan para rasulnya. Perlu disadari bahwa berkhotbah
mencakup dua unsur, yaitu kepribadian dan kebenaran.
Bahwa
pengkhotbah secara pribadi harus sudah menerima kebenaran Allah, adalah sangat
penting bagi sesamanya.
Keberhasilan
pengabaran Injil bukan terletak pada kepandaian atau keahlian pengkhotbah,
melainkan pada kuasa Roh Kudus. Sebab itu kualitas kepribadian pengkhotbah
penting karena dia dan hidupnya harus menjadi saluran bagi kuasa dan panggilan
Roh Kudus.
a.
Persiapan jangka
Panjang
-
Mempersiapkan
diri (Alkitab, Doa, sikap hati)
-
Ilham dan
persiapannya
-
Menguasai isi
Alkitab
-
Mempelajari
hidup sesama kita.
-
Banyak membaca
b.
Persiapan jangka
pendek
-
Membaca Firman
Allah
-
Berdoa dan
menyadarkan diri kepada Roh Kudus
-
Membayangkan
keadaan dan kebutuhan para pendengar.
c.
Beberapa
petunjuk untuk menyampaikan khotbah
-
Percaya akan
kuasa Roh Kudus
-
Sadarlah bahwa
kita melayani Tuhan demu manusia
-
Menghayati dan
menguasai pokok khotbah yang akan dikhotbahkan
-
Keberanian akan
bertambah melalui pengalaman[18]
17. Beberapa
petunjuk praktis mengabarkan Injil
Dalam poin ini ada
beberapa petunjuk praktis tentang pelaksanaan pekabaran Injil, yang didasarkan
pada pengalaman MI beberapa tahun di Indonesia.
a.
Hal-hal yang
sebaiknya dihindari dalam mengabarkan Injil secara pribadi
-
Hindari kesan
dagang dan paksaan
-
Hindari
kepura-puraan
-
Hindari
perdebatan
-
Hindari bicara
terlalu banyak
-
Hindari
menggunakan terlalu banyak ayat Alkitab
-
Hindari banyak
orang
-
Hindari
pemakaian ‘istilah-istilah rohani’
-
Hindari
memberikan kepastian yang palsu
-
Hindari
keputusan
-
Sumber kuasa –
jangan dilupakan
b.
Alasan-alasan
yang umum dikemukakan untuk menolak Kristus
-
Tulus ikhlas
-
Setia dan rajin
menunaikan tuntutan agama
-
Bukan penjahat
-
Semua agama
adalah sama-sama baik
-
Kemunafikan
-
Dibenci dan
dikucilkan
-
Kasih Allah dan
hukuman kekal – dua hal yang berlawanan?
-
Anggota Gereja
c.
Sukarnya
menerima Kristus
-
Cita-cita
Kristen terlampau tinggi sehingga sukar digapai
-
Iman yang
terlalu lemah
-
Tidak merasakan
apa-apa
18. Tiga golongan
besar masyarakat
Masyarakat Indonesia terkenal
sebagai umat beragama. Berkaitan dengan pemberitaan Injil, maka kepada
masyarakat beragama yang demikianlah kita akan mengkomunikasikan Injil. Pada
dasarnya masyarakat itu dapat dibagi menjadi tiga golongan. Pertama, masyarakat
Kristen. Kedua, masyarakat beragama atas dasar statistik. Masyarakat beragama
yang setia pada keyakinan agamanya dan mendalaminya.
a.
Masyarakat
Kristen
Mengabarkan Injil
kepada masyarakat Kristen terdengar aneh. Namun sejarah membuktikan itu adalah
satu keyainan. Ada cukup banyak orang Kristen menganggap bahkan menyebut
dirinya Kristen, namun tidak menghayati kekristenan. Dan yang lebih parah lagi,
sebenernya orang seperti itu belum pernah bertobat dan belum pernah menerima
keselamatan.
b.
Masyarakat
beragama atas dasar statistik
Tekanan sosial
merupakan salah satu pengaruh umat beragama sehingga muncul perubahan. Tetapi
perlu diperhatikan bahwa golongan ini memiliki sifat tidak acuh dan berminat
tetapi tidak berprakarsa.
c.
Masyarakat
beragama yang setia pada keyakinan agamanya dan mendalaminya
Cara yang terbaik untuk
golongan ini adalah melalui media cetak. Seperti tulisan Alkitab adalah firman
Allah, Kristus sebagai Anak Allah, ke Allahan Yesus Kristus, salib, Trinitas. Ini
adalah cara paling efektif dalam menginjil umat beragama yang mau mendalaminya.[19]
[1]D.W
Ellis, Metode Penginjilan (Jakarta:
Yayasan Komunikasi Bina kasih/OMF, 1999), 1
[2]Ibid,
2
[3]Ibid,
18
[4]Ibid,
27
[5]Ibid,
37
[6]Ibid,
45
[7]Ibid,
51
[8]Ibid,
53
[9]Ibid,
68
[10]Ibid,
72
[11]Ibid,
79
[12]Ibid,
97
[13]Ibid,
103
[14]Ibid,
117
[15]Ibid,
127
[16]Ibid,
141
[17]Ibid,
154
[18]Ibid,
162
[19]Ibid,
205
0 Comments