Definisi Teologi Sistematika
Istilah “teologi” diturunkan dari kata Yunani “theos”, yang
berarti “Allah”, dan “logos”, yang berarti “uraian”, “perkataan”, atau “pengajaran”.
Maka karena itu teologi dapat diartikan “pengajaran tentang penyataan Allah dan
karya-karya-Nya”. Sedangkan kata “sistematika” berasal dari kata kerja Yunani “sunistano”,
yang berarti “berdiri bersama” atau mengorganisir”, karena itu, Teologi
Sistematika menekankan sistimatis/pengaturan teologi.
Chafer menyediakan sebuah definisi yang tepat tentang
teologi sistematika.
“Teologi Sistematika dapat ditegaskan sebagai pengumpulan, penyusunan
secara ilmiah, membandingkan, memperlihatkan, dan mempertahankan semua fakta
dari mana pun dan setiap sumber berkenaan dengan Allah dan pekerjaan-Nya”.
Dengan demikian, Teologi Sistematika merupakan sajian
teratur dari hasil penelitian teologi.
Mengapa Harus Ada Teologi Sistematika?
1. Sebagai Sebuah Penjelasan Tentang Kekristenan
Teologi sistematika diperlukan sebagai
penjelasan yang dapat dipelajari dan diteliti seperti halnya suatu penyusunan
sistematis doktrin-doktrin yang mendasar dan diperlukan bagi Kekristenan.
Sebagai hasil teologi sistematika orang-orang bisa mempunyai suatu pemahaman
yang jelas tentang kepercayaan-kepercayaan pokok Iman Kristen.
Sebagai Suatu Apologia Bagi Kekristenan
Teologi sistematika memungkinkan orang-orang Kristen untuk mempertahankan kepercayaan mereka secara rasional melawan terhadap para musuh iman. Pada awalnya orang-orang beriman jaman gereja mula-mula menggunakan kepercayaan sistematis mereka untuk menghadap para lawan mereka yang tidak percaya. Lebih penting lagi sekarang dengan kemunculan humanism, komunisme, penyembahan berhala, dan agama-agama timur. Ajaran-ajaran iman Kristen yang disusun secara teratur harus diteliti, dilukiskan, dan diperkenalkan sebagai sebuah pertahanan dari Kekristenan yang historis.
3. Sebagai Sarana Kedewasaan Bagi Orang-orang Kristen
Teologi sistematika adalah suatu pernyataan
kebenaran Kristen; kebenaran yang sama ii adalah penting bagi kedewasaan
orang-orang percaya (2 Timotius 3:16-17). Tulisan-tulisan Paulus membuatnya
jelas bahwa doktrin (teologi) adalah dasar bagi kedewasaan Kristen. Itu
sebabnya Paulus secara normal membangun suatu dasar berkenaan dengan doktrin di
dalam surat-suratnya (misalnya Efesus 1-3) sebelum ia mendesak orang-orang
percaya untuk hidup dengan benar (misalnya Efesus 4-6). Juga banyak orang-orang
Kristen sudah dengan setia menghadiri ibadah-ibadah di gereja selama puluhan
tahun namun demikian hanya mempunyai sedikit pemahaman tentang ajaran-ajaran
iman Kristen yang utama. Padahal, suatu pengetahuan tentang ajaran-ajaran yang
benar adalah penting di dalam Kedewasaan Kristen; lebih dari itu melindungi
orang-oorang percaya dari kesalahan (bd 1 Yohanes 4:1,6; Yudas 4).
0 Comments