Teologi Kontemporer - Black Teologi
Topik lainnya yang saya dapatkan ketika mempelajari
teologi kontemporer yaitu mengenai Teologi
Hitam atau biasa dikenal dengan nama black
teology.Pemahaman tersbut dimotori oleh James H. Cone yang merupakan orang
kulit hitam, ia mulai melayani Tuhan ketika berusia 16 tahun dan pada usianya
ke 17 ia menjadi pendeta. Pemahaman yang ia buat yaitu mengenai “Teologi
Pembebasan”. Teologi Cone dibangun berdasarkan pengalaman situasi yang ia alami
sebagai orang kulit hitam di Afrika.
Saya memahami apa yang dianut oleh tokoh teologi kulit hitam yaitu mereka memiliki perbedaan pandangan terhadap masalah doktrin. Sebagian besar perbedaan berkaitan dengan ‘hitamnya’ Tuhan. Cone berpegang bahwa Tuhan berkulit putih tidak mungkin memiliki tempat dalam masyarakat yang harus menderita karena kulit mereka. Hal lain yang dapat saya dapatkan dari pemahanannnya yaitu mengenai neraka saat ini yang berupa penindasan, kemiskinan, kekerasan, ketidakadilan dan ketidakberdayaan, bahkan lebih mengerikan daripada neraka di masa mendatang. Dan bagi Cone gagasan tentang surga sama sekali tidak relevan untuk teologi hitam.
Bagi saya, pemikiran seperti ini
adalah suatu hal yang keliru. Sebab James Cone memasukan pengalamannya sebagai
kebenaran yang absolut, bukan Alkitab sebagai dasar kebenaran yang absolut. Maka
dari pembelajaran teologi pembebasan yang saya terima, saya belajar untuk tidak
memaksakan pengalaman saya menjadi suatu kebenaran, tetapi harus lebih
mengedepankan Alkitab sebagai kebenaran yang absolit. (dari teks kepada
konteks)
0 Comments