PENERAPAN MISI DI ERA PANDEMIK
MELALUI DUNIA DIGITAL
Abstrak
Misi merupakan mandat Allah bagi
kehidupan orang percaya (Mat.28:18-20). Berbicara tentang misi berarti tidak
terlepas dari keselamatan hidup manusia, Allah memiliki misi yang mulia ketika
Dia datang ke dalam dunia, menjadi manusia untuk menebus umat-Nya dari dosa.
Istilah misi berasal dari kata latin yang berarti “pengutusan”. Allah sebagai
inisiator misi telah memberikan otoritas bagi setiap orang percaya untuk
memberitakan kabar baik bagi semua umat manusia. Dalam perjalanan misi, tentu
tidak terlepas dari hambatan-hambatan yang dialami, seperti saat ini keadaan
dunia sedang terancam karena adanya wabah virus corona. Banyak orang takut,
banyak orang khawatir, banyak orang mengalami krisis ekonomi, banyak orang di
PHK, banyak orang yang meninggal. Bahkan bukan hanya itu saja, banyak gedung
gereja yang tidak mengadakan ibadah secara tatap muka seperti biasanya,
kegiatan-kegiatan berkurang, ibadah hanya bisa melalui online saja. Tentu ini
menjadi hambatan bagi para penginjil untuk tetap memberitakan kabar baik, sebab
biasanya mereka datang ke daerah-daerah, desa, plosok dan lain sebagainya.
Tetapi dengan adanya wabah ini para penginjil terhalang untuk datang ke tempat
tersebut, sebab virus yang menular demikian. Namun rencana keselamatan yang
Allah berikan tidak hanya sampai adanya Covid-19 saja, melainkan juga Allah
memberikan sarana-sarana kepada para penginjil agar tetap memberitakan kabar
baik, sehingga tetap banyak orang yang mendengar kabar baik tersebut. Seperti
saat ini, dengan adanya dunia digital yang semakin maju dan berkembang, banyak
teknologi yang semakin canggih, media sosial yang meluas, sehingga membuat para
penginjil tetap untuk memberitakan kabar baik. Karena pada saat ini, dunia
nyata sedang berpindah menjadi dunia maya, dalam arti lain banyak orang yang
menggunakan media sosial untuk mencari informasi, untuk berkomunikasi dan lain
sebagainya. Dengan demikian para penginjil juga dapat menggunakan media sosial
untuk memberitakan kabar baik ditengah situasi pandemik saat ini.
Kata Kunci: Pandemik, misi,
dunia digital
PENDAHULUAN
Corona Virus Disease 2019 atau
sering disebut dengan Covid-19 merupakan wabah yang menyebar ditengah-tengah
dunia saat ini. Virus tersebut menyerang paru-paru dalam tubuh manusia sehingga
mengalami sesak napas bahkan menyebabkan kematian. Kasus kematian pertama
karena virus tersebut dilaporkan di Cina pada 11 Januari 2020.[1] Waktu
penulis membuat karya tulis ini sudah lebih dari 54,7 juta kasus pasien Covid-19.
[2]Banyak
orang yang mengalami ketakutan, khawatir dengan keadaan dewasa ini.
Virus telah menyebar begitu cepat
sehingga terjadi abnormal bagi
negara-negara saat ini. Jalan-jalan, pusat perbelanjaan, stadion olahraga
bahkan tempat yang tadinya ramai dikunjungi banyak orang mulai kosong. Disisi
lain rumah sakit dipenuhi pasien dan kebutuhan tempat pasien meningkat. Berbagai
pekerjaan dan usaha pun mulai menghadapi masalah sehingga mengakibatkan krisis
ekonomi yang sangat luar biasa. Ribuan orang di PHK akibat Covid-19. Banyak
orang yang sedang mempertanyakan keberadaan Allah dengan berpikiran apa Allah
benar-benar ada. Jika Allah benar-benar ada, mengapa harus ada penderitaan
begitu parah (Covid-19).[3]
Covid-19 yang terjadi saat ini juga berdampak
bagi gereja masa kini. Sebab banyak gereja yang tidak melakukan ibadah secara
tatap muka (offline),
kegiatan-kegiatan gereja mulai berkurang, bahkan pelayanan penginjilan juga
terhambat karena adanya Covid-19 ini. Namun hambatan yang terjadi bukan sebuah
alasan untuk gereja tidak bersaksi. Gereja harus menyadari bahwa dunia saat ini
sudah berkembang, dan teknologi semakin canggih. Fakta yang dihadapi saat ini
adalah bahwa komunikasi secara nyata itu juga ada dalam dunia digital, situs
atau web dan dalam telepon genggaman manusia.[4]
Penelitian ini bertujuan untuk
menjelaskan penerapan misi di era pandemik melalui dunia digital. Untuk
menjelaskan hal itu, maka penulis mencari data bagaimana misi tetap berjalan
pada masa seperti yang sedang terjadi saat ini. Pembahasan ini memiliki
kepentingan untuk mengingatkan gereja mengenai tugas dan tanggungjawab yang
dimiliki dalam Amanat Agung Tuhan Yesus Kristus dalam Matius 28:18-20.
LANDASAN
TEORI
1.
Definisi Misi
Untuk menjelaskan tentang misi,
diperlukan pengertian yang benar tentang misi tersbut. Adapun definisi misi
adalah sebagai berikut:
Istilah misiologi berasal dari
kata latin misso yang berarti “pengutusan”. Istilah dalam bahasa Inggris
digunakan dengan kata mission dalam
bentuk tunggal berarti karya Allah (God’s
mission) atau tugas yang diberikan oleh Tuhan kepada orang percaya.
Sedangkan bentuk jamak missions, menandakan
kenyataan praktis atau pelaksanaan pekerjaan itu. [5]Yakub
Tomatala dalam bukunya yang berjudul “Teologi
Misi” berpendapat bahwa misi adalah tugas yang diberikan Allah dengan penuh
otoritas untuk tujuan khusus yang akan dicapainya. Artinya bahwa Allah sebagai
pengutus adalah sumber, inisiator, dinamistor, pelaksana dan penggenap
misi-Nya.[6]
Dengan demikian misi adalah inisiatif Allah untuk mengutus atau mengirim orang
percaya dengan otoritas yang diberikan-Nya dalam mencapai tujuan yang mulia.
2.
Komunikasi Dalam Misi
Komunikasi
misi adalah usaha untuk menyampaikan kabar baik yang tertulis dalam Alkitab
sebagai kebenaran sejati kepada penerima berita, agar berita yang disampaikan
dapat dimengerti dengan jelas sesuai apa yang dibutuhkan oleh penerima berita
tersebut.[7] Komunikasi
yang benar adalah menciptakan pengertian yang benar. Oleh karena itu dalam
pemberitaan kabar baik, yang harus diperhatikan adalah penerimanya. Sebab
sangat sulit untuk didengarkan jika dalam menyampaikan kabar baik terjadi
kesalahpahaman. Hasselgrave menjelaskan bahwa cara menyampaikan berita harus
sesuai dengan budaya yang dapat diterima oleh pendengar tersebut.[8]
3.
Bentuk Dunia Digital
Era digital adalah masa dimana semua manusia dapat
saling berkomunikasi sedemikian dekat meskipun jarak berjauhan. Setiap orang
dapat dengan mudah mengetahui informasi tertentu bahkan real time melalui jari
jemari. Era digital bisa juga disebut dengan globalisasi yang berarti proses
internasional yang terjadi karena pertukaran pandangan dunia, produk,
pemikiran, dan aspek-aspek kebudayaan lainnya yang banyak disebabkan oleh
kemajuan infrastruktur telekomunikasi, transportasi dan internet.[9]
Dalam dunia digital terdapat beberapa bentuk (platform) dan teknologi yang digunakan
dalam berkomunikasi. Dengan itu penulis menjelaskan terlebih dahulu bentuk
dunia digital yang ada pada saat ini. Pertama,
situs www atau the world wide web. Kemudian berkembang kesemua bidang kehidupan
manusia tanpa terkecuali. Kedua,
perkembangan telepon genggam. Ketiga,
jurnalisme warga atau blog seperti blogspot atau wordpress. Keempat, media sosial, fb dan twitter, serta SMS, WA, Youtube.
Dengan demikian dunia digital sangatlah membantu para
penginjil dalam menyampaikan kabar baik, karena penginjilan era digital tidak
lagi dibatasi dengan jarak. Terlebih lagi saat kondisi Covid-19 ini, banyak
gereja yang tidak melakukan ibadah secara tatap muka karena dibatasi oleh
aturan pemerintah untuk menjaga kesehatan. Maka melalui era digital ini membuat
gereja terus tetap dalam rencana Allah untuk menyampaikan kabar baik.
METODE
PENELITIAN
Metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah
prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis
atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Penelitian ini
menggunakan metode studi literatur. Penulis berusaha menjawab permasalahan
dengan mencari sumber-sumber literature untuk menjawab masalah penelitian.
Pendekatan tematis digunakan untuk memahami penerapan misi di era pandemik melalui dunia digital.
HASIL
DAN PEMBAHASAN
4. Penerapan Penginjilan Melalui Dunia
Digital
Pembahasan ini merupakan metode
bagaimana melakukan penginjilan di era pandmik melalui dunia digital, secara
khusus melalui medsos atau media sosial yang banyak digunakan oleh masyarakat
saat ini.
4.1. Personal Chat
Para penginjil bisa menyampaikan
kabar baik melalui obrolan pribadi. Bisa saja melalui Wa, Line, SMS atau bahkan
bisa langsung menghubungi melalui telepon. Tentu yang harus menjadi subtansi
melalui obrolan prbadi adalah pemberitaan Injil yang disampaikan agar pendengar
juga merasakan kabar baik yang diberitakan.
4.2. Live Streaming (Youtube, Fb,
Instagram)
Live
Streaming adalah konten video yang disiarkan secara langsung melalui internet
tanpa adanya penundaan waktu tayangan. Live Streaming perlu dilakukan untuk
mencapai sebuah goal atau tujuan, seperti memberi informasi kepada audience.
Ini juga merupakan salah satu strategi digital untuk membantu menjangkau lebih
banyak audience. Live Streaming biasanya dapat diakses melalui media sosial: Facebook, Instagram, Youtube.
Gereja
saat ini tentu perlu mengikuti perkembangan teknologi yang semakin canggih, terlebih
lagi saat keadaan seperti ini, setiap gereja tidak dapat melakukan ibadah
secara tatap muka, tentu live streaming sangat membantu gereja dalam
menjalankan penginjilan. Gereja-gereja dapat menayangkan kebaktian seperti
biasa melalui live streaming. Sehingga membantu jemaat untuk tetap beribadah
kepada Tuhan, mendengarkan kabar baik yang disampaikan, meskipun di rumah
mereka masing-masing.
4.3.Zoom
Meeting
Zoom
telah menjadi aplikasi andalan yang digunakan untuk meeting saat ini. Hal ini disebabkan wabah Covid-19 yang terjadi
saat ini, sehingga pekerjaan kantor, anak sekolah, mahasiswa dan yang lainnya
menggunakan aplikasi ini guna untuk mencegah penyebaran virus yang mematikan
tersebut.[10]
Di era pandemik saat ini, gereja juga
dapat menggunakan aplikasi ini untuk acara kegiatan ibadah seperti biasa dilakukan
saat tatap muka. Gereja bisa melakukan komsel, konseling, seminar, penginjilan,
doa bersama dan lainnya dengan menggunakan aplikasi tersebut.
Penulis
yakin bahwa setiap hambatan yang dialami gereja saat ini memiliki solusi, asal
saja gereja menyadari akan solusi yang diberikan. Dengan demikian zoom meeting merupakan salah satu solusi
agar orang percaya tetap memiliki relasi yang baik dengan sesamanya.
4.4.Tulisan-tulisan
Di
era pandemik seperti ini, tulisan-tulisan juga menjadi sarana untuk para penginjil
dapat terus-menerus menyampaikan kabar baik. Paulus pernah mengalami hambatan
dalam pelayanan misi, namun ia tetap melakukan misi yang Allah berikan
kepadanya melalui tulisan-tulisan yang dibuatnya. Begitu juga dengan keadaan
saat ini, para penginjil juga bisa menggunakan strategi tulisan untuk
menyampaikan kabar baik. Seperti membagikan majalah rohani, buku renungan
bahkan membagi-bagikan Alkitab ke daerah-daerah yang membutuhkan.
Perkembangan
zaman yang semakin maju, para penginjil juga dapat menyampaikan tulisannya
melalui media sosial seperti pada beranda facebook, twitter, instagram, wordpress, blogspot dan lain sebagainya
dengan menyampaikan kabar baik yang sesuai dengan kebenaran.
Dengan
demikian, tidak ada lagi hambatan yang dimiliki oleh para penginjil, gereja,
orang percaya untuk menyampaikan berita Injil. Sebab semua sudah memiliki
solusi yang baik untuk dilakukan.
KESIMPULAN
Tetapi bagaimana mereka dapat
berseru kepada-Nya, jika mereka tidak percaya kepada Dia? Bagaimana mereka dapat
percaya kepada Dia, jika mereka tidak mendengar tentang Dia. Bagaimana mereka
mendengar tentang Dia, jika tidak ada yang memberitakan-Nya? Dan bagaimana
mereka dapat memberitakan-Nya, jika mereka tidak diutus? Seperti ada tertulis:
"Betapa indahnya kedatangan mereka yang membawa kabar
baik!"(Rom 10:14-15 ITB)[11]
Misi
merupakan tugas yang Allah berikan kepada orang percaya. Setiap orang percaya
diberi otoritas untuk memberitakan kabar baik yang sesuai dengan kebenaran
firman Tuhan. Sebab tanpa ada yang memberitakan, orang sulit untuk
mendengarkannya, dan jika mereka tidak mendengarkan tentu sulit untuk menerima
keselamatan yang Allah berikan. Maka disitulah tugas orang percaya untuk
memberitakan kabar baik tersebut.
Namun
misi saat ini mendapatkan tantangan besar, dimana Virus Corona yang menyebar
diseluruh dunia mengakibatkan para penginjil sulit untuk menyampaikan kabar
baik secara tatap muka. Meskipun demikian, Injil harus tetap diberitakan
melalui metode online yang sudah ada saat ini. Sehingga kabar baik tetap
disampaikan dan banyak orang diselamatkan.
APLIKASI
Keselamatan
hanya datang dari Yesus Kristus. Oleh karena itu, kita sebagai orang percaya
perlu untuk memberitakan Injil kepada semua orang, agar bukan hanya kita yang
diselamatkan, tetapi semua orang juga menerima keselamatan.
DAFTAR PUSTAKA
Kepustakaan
Hasselgrave,
David J. Communicating Christ
Cross-Culturally. Malang: SAAT, 2005.
Kuyper,
A. De. Misiologi. Jakarta: BPK Gunung
Mulia, 1989.
Lennox,
Jhon C. Where Is Coronavirus? Dimana Allah
dalam Dunia Corona. Jawa Timur: Literatur Perkantas Jatim, 2020.
Piper,
John. Coronavirus And Christ. Jawa
Timur: Literatur Perkantas Jatim, 2020.
Tomatala,
Yakub. Teologi Misi. Jakarta: YT Leadership
Foundation, 2003.
Jurnal
Ronda,
Daniel. Pemimpin Dan Media: Misi Pemimpin
Membawa Injil Melalui Dunia Digital, Jurnal Jaffray, Vol. 14, No. 2,
Oktober 2016, 190
Internet
https://id.wikipedia.org/wiki/Digital.
Diakses pada Jumat 13 November 2020, 15:00 WIB.
https://www.harapanrakyat.com/2020/03/cara-pakai-aplikasi-zoom/#:~:text=Zoom%20Meeting%20merupakan%20aplikasi%20yang,dan%20dapat%20disesuaikan%20dengan%20kebutuhan.
Diakses 15 November 2020, 21:08 WIB.
https://www.kompas.com/tren/read/2020/11/16/082300265/update-corona-dunia-16-november--54-7-juta-orang-terinfeksi-as-catatkan-11?page=all
Diakses16 November 2020, 20:40 WIB.
[1]John
Piper, Coronavirus And Christ (Jawa
Timur: Literatur Perkantas Jatim, 2020), 6.
[2]https://www.kompas.com/tren/read/2020/11/16/082300265/update-corona-dunia-16-november--54-7-juta-orang-terinfeksi-as-catatkan-11?page=all
16 November 2020, 20:40 WIB.
[3]Jhon
C. Lennox, Where Is Coronavirus? Dimana
Allah dalam Dunia Corona (Jawa Timur: Literatur Perkantas Jatim, 2020),16.
[4]Daniel
Ronda, Pemimpin Dan Media: Misi Pemimpin
Membawa Injil Melalui Dunia Digital , Jurnal Jaffray, Vol. 14, No. 2,
Oktober 2016, 190
[5]A.
De Kuyper, Misiologi (Jakarta: BPK
Gunung Mulia, 1989), 9.
[6]Yakub
Tomatala, Teologi Misi (Jakarta: YT
Leadership Foundation, 2003), 16.
[7]David
J. Hasselgrave, Communicating Christ
Cross-Culturally (Malang: SAAT, 2005), 111.
[8]Ibid,
70
[9]https://id.wikipedia.org/wiki/Digital.
Di akses pada Jumat 13 November 2020, 15:00 WIB.
[10]https://www.harapanrakyat.com/2020/03/cara-pakai-aplikasi-zoom/#:~:text=Zoom%20Meeting%20merupakan%20aplikasi%20yang,dan%20dapat%20disesuaikan%20dengan%20kebutuhan.
Di akses 15 November 2020, 21:08 WIB.
[11]Roma
10:14-15
0 Comments