Header

Ringkasan Pengantar Kitab-Kitab Sejarah || Yosua-Ester - L Thomas Holdcroft

 



 KITAB-KITAB SEJARAH 

Kitab Yosua

          Ktab Yosua merupakan kitab keenam dalam Alkitab yang melanjutkan riwayat bangsa Israel yang terhenti oleh kematian Musa, Kitab Pentateukh mencatat sejarah Israel sampai masa bangsa itu berkumpul di Lembah Moab yang terletak di sebelah Timur sungai Yordan. Para pengganti Musalah yang mencatat penyebrangan Sungai Yordan dan penaklukan negri yang dijanjikan.

Bukti bahwa Yosua penulisnya adalah sebagai berikut

1.                  Yosua secara tegas disebutkan sebagai penulis dari bagian-bagian, misalnya, “Yosua menuliskan semuanya itu dalam kitab hukum Allah (Yosua 24:26).

2.                        Peristiwa-peristiwa yang melaporkan secara rinci hubungan pribadi Yosua dengan Allah (contoh: Yosua 1:1; 3:7; 4:2; 5:2; 6:2; 7:10; 8:1; 10:8 dan 20:1).  Pemaparan yang diutarakan sering sedemikian rincinya sehingga hanya dapat dicatat oleh seorang saksi mata.

4.             Penggunaan kata ganti orang “kita”dalam pasal 5:6 menunjukan bahwa sekurang-kurangnya penggalan ini merupakan suatu pernyataan langsung dari Yosua.

5.                  Beberapa pernyataan mengenai peristiwa-peristiwa sejarah menunjukan bahwa kitab itu ditulis sebelum Israel berbentuk kerajaan dan dengan demikian ditulis pada zaman Yosua, bukan pada masa kemudian. (Contoh: Yosua 9:23; 13:6; 15:63; dan 16:10 adalah bagian-bagian yang memaparkan peristiwa-peristiwa yang mendahului Daud dan Salomo).

6.                             Kitab Talmud menyatakan bahwa Yosualah yang menulis seluruh kitab Yosua kecuali lima ayat terakhir.

         Kitab Yosua adalah sebuah kitab yang militant, yang melaporkan kemenangan-kemenangan bangsa Israel dalam usaha menaklukan dan memiliki negri perjanjian. Dua belas pasal mula-mula menceritakan tentang pristiwa penaklukan atas negri itu dan dua pasal terakhir menceritakan pembagian negri itu diantara suku-suku Israel. Hal ini tidak terlepas dari bimbingan dan kuasa Allah atas bangsa Israel. Yosua dan Kaleb merupakan orang yang diselamatkan ketika pengembaraan di Padang Gurun, kedua orang tersebut merupakan bagian dari kedua belas pengintai. Jadi usia dan pengalamannya satu generasi lebih banyak dari orang-orang sezamanya. Allah secara Khusus menyatakan bahwa Yosua, sebagai pengganti Musa, seharusnya memimpin bangsa Israel memasuki negeri perjanjian (Ul.31:14-23). Berdasarkan hal yang praktis maupun hal yang rohani, Yosua cocok untuk menjadi pemimpin atas bangsa Israel seperti pendahulunya Musa.

         Kitab Yosua memiliki lingkup pembicaraan seperti memaparkan sejarah Israel selama kurang lebih tiga puluh tahun. Kata kunci dari kitab ini adalah “warisan” (Yos.1:2,3). Dalam Alkitab bahasa Ibrani, kitab Yosua merupakan kitab pertama Nabi-nabi yang terdahulu (Kitab Sejarah).

Analisis

        Penyerbuan ke Palestina (Pasal 1-5), Penaklukan Palestina Tengah (Pasal 6-8), Penaklukan Palestina Selatan (Pasal 9-10), Penaklukan Palestina Bagian Utara (Pasal  11-12), Pembagian Tanah. Pemukiman di Kanaan (Pasal 13-22), Perpisahan dengan Yosua (Pasal 23-24). Yang menarik penutup kitab ini menceritakan kematian Yosua, hal ini seperti yang terdapat dalam kitab Pentateukh yang menceritakan kematian Musa dibagain ayat terakhir dalam Pentateukh.

Kitab Hakim-Hakim

            Kisah bangsa Israel dan kehidupan mereka di tanah perjanjian dilanjutkan dalam kitab ini. Akan tetapi, penaklukan dan kemenangan Yosua diganti dengan laporan-laporan tentang penindasan dan kekalahan. Kitab Hakim-Hakim tidak memberikan kisah sejarah yang kronologis. Masa ketika Yosua meninggal disebut masa kegelapan bangsa Israel, mereka tidak menikmati kedamaian dan kemakmuran yang diinginkan Allah untuk mereka karena mereka gagal mematuhi ajaran-ajaran ilahi. Selama masa ini pemimpin bangsa Israel disebut Hakim-Hakim, Septuaginta  menterjemahkan kitab ini dengan tepat karena pada saat itu pemerintah bangsa Israel disebut hakim.

Menurut tradisi Yahudi, Samuellah yang menulis Kitab ini. Isi kitab ini memperkuat bahwa waktu penulisannya adalah sekitar masa hidup Samuel. Samuel menulis kitab ini ketika pemerintahan Saul atau Daud tetapi sebelum Daud menaklukan bangsa Yerusalem (band. Hakim-Hakim 1:12; 2 Samuel 5:6-8; 18:31). Gelar “hakim” (yang dalam bahasa Ibraninya  shophet) mengandung arti seorang yang berperan untuk membawa kedalam hubungan yang benar (pemimpin, pemerintah dan penyelesaian perselisihan).  Masa hakim-hakim hampir seluas masa monarki Israel, dan Alkitab memberikan pengertian mengenai kurun waktu ini kepada para ahli adalah sangat penting, karena banyak sejarah yang berharga dalam kitab tersebut.

Analisis

Kata pengantar untuk Kitab ini (1:1-3:4), Kemurtadan, Penawanan, dan pembebasan Israel (3:5-16:31), Anarki di Israel (Pasal 17-21).

Kitab Rut

            Peristiwa-peristiwa dalam kitab ini dipaparkan pada zaman berlangsungnya para hakim atas Israel. Kitab ini menceritakan tentang kehidupan manusia yang normal dan emosi manusia yang dasar. saat zaman hakim banyak sekali perang dan kekacauan atas bangsa Israel, tetapi kehidupan terus berlangsung secara aman dan normal selama jangka waktu yang panjang. Kitab Rut kelihatannya ditulis dengan maksud untuk memberi keterangan mengenai silsilah Daud karena informasi semacam itu tidak diberikan dalam kitab-kitab yang ditulis oleh Samuel. Demikianlah, kitab tersebut menuntun kepada silsilah Daud yang terapat pada akhir kitab ini.

Menurut tradisi Yahudi menetapkan bahwa penulisan kitab ini dilakukan oleh Samuel, dan sebuah analisis tentang gaya sastra kelihatannya mempertegas pernyataan ini. Waktu penulisan ini pun kemungkinan sesudah Daud menjadi raja, karena hanya sesudah saat inilah terdapat cukup minat untuk mencatat latar belakang silsilah Daud dalam bentuk roman yang menarik. Kitab ini aditulis sekitar 150 tahun setelah terjadinya peristiwa-peristiwa yang dilaporkannya. Menurut 1:4, kitab ini meliputi suatu jangka waktu yang lebih dari sepuluh tahun. Terjadi dapat bukti tertentu bahwa tahun-tahun kejadian ini terjadi semasa Gideon. Kata kunci dari kitab ini adalah “perlindungan”(1:9). Nilai kitab ini berharga karena ajaran-ajaran yang bersifat khas dan pelajaran-pelajaran praktis yang ada di dalamnya seperti pernikahan Boas dengan Rut yang dianggap pemeliharan Allah terhadap ciptaan-Nya diperhatikan secara efektif. Walaupun boleh dianggap bahwa nasib mujur telah membawa Rut keladang Boas, peristiwa ini langsung berada dalam maksud Allah yang jelas.

Analisis

Pilihan Rut (Pasal 1), Rut Berangkat untuk Memungut Jelai ( Pasal 2), Rut Mendesakan Tuntutannya pada Boas (Pasal 3), Perkawinan Rut dengan Boas (Pasal 4).

Kitab I Samuel

       Bagian Alkitab ini memiliki beberapa judul, tetapi judul yang paling dikenal didasarkan pada judul yang terdapat dalam naskah Ibrani yang asli. Septuaginta menyebut pertama dan kedua Samuel dengan sebutan kitab Kerajaan, sedangkan dalam Vulgata Kata “kerajaan” diterjemahkan dengan “Raja-Raja”. Menurut pertimbangan banyak orang, tepatlah nama Samuel dicantumkan sebagai judul kitab ini oleh karena dialah pemeran utama atau dia yang mengurapi pemeran utama dalam cerita-cerita yang termuat dalam kitab ini.

            Kitab I Samuel merupakan kitab laporan sejarah, penekanan utama kitab ini adalah status rohani para pemimpin dan rakyat mereka. Pengarang kitab ini yaitu Samuel (I Taw. 29:29) dan waktu penulisan kitab ini ditulis dalam tahun-tahun terakhir kehidupan Samuel. Sejarah Yahudi dari kelahiran Samuel sampai pemerintahan Daud digambarkan bahwa I Samuel mencakup lebih sedikit dari satu abad sejarah bangsa itu. Samuel merupakan satu-satunya laporan yang membuka berdirinya kerajaan dan terpilihnya keluarga penguasa yang diakui. Samuel mengurapi Saul maupun Daud telah disebut “Pembuat Raja.” Akibat dari keputusan untuk menyetujui suatu pemerintahan kerajaan merupakan tema utama dari sisa kisah Perjanjian Lama tentang bangsa Israel.

Analisis

Kisah Samuel (Pasal 1-7), Kisah Saul (Pasal 8-15), Kisah Daud (Pasal 16-31).

Kitab 2 Samuel

             Dalam naskah Ibrani yang asli, I dan II Samuel merupakan satu kitan. Karena untuk mempermudah terjemahan Septuaginta. Kitab II Samuel lebih bersifat biografi dibandingkan sejarah. Realitas kehidupan rohani dan rasa persekutuan pribadi dengan Allah sangat ditekankan dalam kitab II Samuel. Kitab ini kadang-kadang disebut “Kitab Raja” karena hampir seluruh kitab ini mengenai Raja Daud. Kata Raja dalam kitab ini ditemukan kira-kira 278 kali. Daud mengajarkan apapun status sesorang, ia harus terus-menerus dekat dengan Allah.

            Pengarang kitab ini menganggap bahwa pernyataan dalam I Tawarikh 29:29, pandangan kitab II Samuel ini kemungkinan adalah Natan dan Gad. Karena menceritakan juga tentang kematian Samuel. Kitab II Samuel ini dihimpun segera sesudah kematian Daud. Dalam 5:5 terdapat suatu petunjuk mengenai lamanya pemerintahan Daud secara keseluruhan, dan diduga bahwa hal ini hanya dapat dilakukan sesudah kematiannya. Di pihak lain, sifat dan pelaksanaan ibadah agama menunjukan bahwa bait Allah belum didirikan oleh Salomo. Dengan demikian dianggap bahwa kitab II Samuel menguraikan empat puluh tahun pemerintahan Daud, yang mencakup pemerintahannya atas Yehuda dan atas Israel. Kitab ini memiliki nilai tertentu seperti dampak dosa seorang beriman jauh melebihi dampak dosa orang lain, meskipun dosa diampuni dosa itu dapat juga dihukum.

Analisis

Naiknya Daud (Pasal 1-10), Tahun-Tahun Kesukaran Daud (Pasal 11-20), Tahun,Tahun Terakhir Daud (Pasal 21-24).

Kitab I Raja-Raja

             Kitab ini dimulai dengan kata-kata “sebermula,maka” yang berkesinabungan dengan kitab-kitab Samuel yang mendahuluinya. Akan tetapi, karena gaya penulisan dan pandangan penulis demikian berbeda dalam kitab Raja-Raja. Kitab ini memiliki ciri yang umum, dalam kanon bahasa Ibrani, I dan II Raja-Raja merupakan satu kitab, dan digolongkan diantara kitab Nabi-Nabi yang terdahulu. Lingkup kitab I Raja-Raja mencatat sejarah Israel dan Yehuda selama kira-kira 125 tahun. Dalam kitab ini menceritakan rincian teliti mengenai sejarah bangsa Israel dan nasib takhta Daud yang mempunyai hubungan penting dengan perjanjian ilahi. Setelah Daud, anaknya Salomo yang menggantikannya. Namun hal buruk yang terjadi ketika Salomo mati, karena bangsa Israel terpecah menjadi dua bagian. Peristiwa ini sangat penting untuk diketahui, maka karena itu harus diingat dalam peristiwa ini. Cerita kitab ini memberikan latar elakang untuk pelayanan para nabi, dan dengan demikian memberi keterkaitan dan penerapan dalam zamannya.

Pemerintahan Salomo

             Salomo membuktikan bahwa ia seorang pemuda yang sangat bijak karena hikmatnya yang Tuhan berikan kepadanya. Salomo menunjukan kasihnya kepada Tuhan dengan mengikuti ketetapan-ketetapan yang telah diberikan ayahnya. Dalam pemerintahannya, Salomo lebih memilih hikmat dari pada kekayaan. Karena baginya hikmat untuk memimpin lebih penting dari pada kekayaan, namun tak hanya sampai disitu, Tuhan juga memberi apa yang diperlukannya. Dan Salomo membuat bait Allah pada waktu itu, membuat semua yang Tuhan suruh kepadanya untuk dipakai dalam peribadahan. Namun sampai akhirnya, Salomo terkenal mengecewakan Allah. Alkitab menyatakan Salomo jatuh bukan karena harta ataupun tahta tetapi karena ia memiliki 700 isteri dan 300 gundik, salomo memegang rekor sejarah. Dan pada akhirnya Tuhan menampakan diri kepadanya dan memberitahu apa yang akan terjadi setelah ia mati.

Kitab II Raja-Raja

            Dalam kanon naskah Ibrani, kitab I Raja-Raja dan kitab II Raja-Raja merupakan sebuah kitab. Pembagian yang biasa dalam Alkitab sekarang ini adalah hasil terjemahan Septuaginta. Kitab II Raja-Raja meneruskan kisah sejarah dengan pemerintahannya Ahazia (pengganti Ahab) sampai kepada raja Yehuda yang ditawan. Kitab ini disepakati bahwa hanya ada seorang penulis saja. Jadi jika Yeremia dinobatkan sebagai penulis Kitab I Raja-Raja, maka diapun yang menulis kitab II Raja-Raja. Namun bukanlah Yeremia yang menulis kitab ini, melainkan sikap dan keadaan yang sama yang dialami penulis. Bersama Yeremialah ia merasa terbeban dan keprihatinan terhadap kemurtadan.  Kitab ini memiliki jangka waktu dua setengah abad waktu sejarah took-tokoh dalam kitab ini dihubungkan dengan penanggalan sekuler yang diterima. Kitab ini mencatat dua puluh tujuh raja Israel dan Yehuda dan apa tindakan Allah terhadap mereka. Kitab ini merupakan kitab yang sistematis tentang sejarah nasional Yahudi.

Kemerosotan dan Kejatuhan Yehuda

            Hizkia, putra Ahas, naik takhta Yehuda pada usia dua puluh lima tahun. Pada permulaan pemerintahannya ia mengadakan pembaharuan rohani yang luas dengan melenyapkan berhala kafir dari negri itu. dan membersihkan serta menahbiskan kembali ke bait suci kepada peribadatan terhadap Yahwe. Hizkia merupakan raja yang saleh, raja ini patut dipuji. Pembaharuan yang dilakukan dengan cepat sehingga tanggapan rakyatpun makin cepat. Namun Hizkia memiliki kegagalan, faktornya adalah karena harta benda yang dia miliki sehingga kekayaan nasional itu diserahkan. Dan pada akhirnya kerajaan Yehuda mengalami keruntuhan, sekalipun nabi Yeremia telah memperingati kebodohan mengharapkan bantuan dari Mesir, tampaknya pemberontakan Zedekia didasarkan pada pengharapan semacam itu. namun sampai akhir, Zedekia ditawan, putra-putranya dibunuh didepan matanya, matanya dicungkil, lalu dalam keadaan terbelenggu ia dibawa ke Babel. Orang-orang Babel menghancurkan kota Yerusalem dengan kejam, termasuk bai suci yang telah berdiri selama 400 tahun, tembok kota, gedung-gedung pemerintah, dan bahkan rumah-rumah pribadi. Seluruh rakyat keculi orang-orang paling miskin dibawa tertawan di Babel, sementara sekitar 60 orang yang merupakan pejabat-pejabat utama dari bait suci dan kota-kota serta para pemimpin rakyat dihukum mati. Kejadian-kejadian ini berlangsung pada tahun 586 SM. Yeremia sudah berusaha untuk menasehatkan bangsa itu untuk terus hidup saleh namun dihiraukannya. Lalu Yeremia meninggalkan kota itu, tafsiran mereka yaitu Yeremia penghianat, karena itu ia dipenjarakan. Ketika Nebukadnezar merebut kota itu ia membebaskan Yeremia lalu dibawa ke Mesir, namun di Mesir Yeremia di lontari batu karena orang-orang Yahudi di situ menyembah berhala. Nebukadnezar menunjuk Gedalya, seorang Yahudi dari golongan atas, sebagai gubernur, ia merupakan sahabat Yeremia, dan ia pernah menyelamatkan nabi itu. Kitab II Raja-Raja berakhir dengan laporan tentang Yoyakhin yang mengalami kenaikan pangkat setelah tiga puluh tujuh tahun dipenjara.

Kitab-Kitab Tawarikh

            Kitab Tawarikh tidaklah berisi bahan yang baru. Kitab ini banyak meninjau histori dari kitab Samuel dan Raja-Raja serta bagian permulaan kitab Ezra. Menurut perhitungan seorang ahli dalam kitab Tawarikh, terdapat 27 kisah yang tidak ditemukan dalam kitab-kitab sejarah yang lain. Isi kitab ini merupakan bagian-bagian yang ada dalam kitab-kitab sebelumnya. Kitab keuda kitab ini dalam kanon bahasa Ibrani  dilestarikan sebagai satu kitab sampai tahun 1517. Sampai masa itu judul kitab Tawarikh dalam bahasa Ibrani dapat diterjemahkan dengan berbagai cara sebagai “Tawarikh Zaman” atau peristiwa-peristiwa zaman” Kanon bahasa Ibrani menghubungkan Tawarikh dengan Ezra dan Nehemia (yang merupakan satu kitab dalam kanon itu) dan Daniel. Ketiga kitab ini ditempatkan terakhir dalam Kethubhim Ibrani atau Tulisan-tulisan suci.

            Pengarang kitab ini tidak menyebutkan siapa yang menulis kitab-kitab ini. Akan tetapi, menurut anggapan banyak orang, termasuk para ahli tradisi Yahudi, kitab-kitab ini disusun oleh Ezra, ahli kitab itu, terkecuali bagian-bagian berkenan dengan kematiannya. Kitab Ezra secara langsung melanjutkan kisah dari kitab Tawarikh. Hubungan antara kitab Ezra dan kitab Tawarikh dapat dinyatakan sebagai berikut: 1) Kedua kitab tersebut kadang menggunakan istilah-istilah Kasdim; 2) Kedua kitab tersebut menulis mata uang Persia yang dikenal dengan dram atau dirham (I Tawarikh 29:7; Ezra 2:69); 3) Kedua kitab tersebut menggunakan fase yang sama ketika mengutip Taurat (1 Taw. 23:31; Ezra 3:4); 4) Kedua kitab ini menulis dari segi keimaman; 5) gaya sastra dan keduanya sangat mirip.

             Menurut II Tawarikh 36:9-23, penulis tinggal di Babel yag merupakan tempat kediaman Ezra pada tahun permulaan kehidupannya. Penulis juga memiliki kemampuan sama seperti Ezra yang teliti ketika menulis kitab. Dan dalam I Tawarikh, penulis merupakan keturunan Daud sampai generasi keenam sesudah Zerubabel, menunjukan bahwa penyusunan kitab ini dilakukan selama masa terakhir dari periode Pemulihan, yang sezamannya dengan Ezra. Kitab ini merupakan laporan sejarah tentang peristiwa-peristiwa dalam kehidupan bangsa pilihan sejak kematian Saul. Kitab ini memiliki lingkup pembicaraan selama 500 tahun dari sejarah Yehuda.

             Nilai yang terdapat dalam kitab ini seperti telah diperhatikan, kitab-kitab Tawarikh memberikan sedikit fakta sejarah saja yang tidak ditemukan dalam kitab-kitab yang lain. Kitab ini menyingkapkan betapa berhrganya fakta-fakta sejarah. Kitab ini mendaftarkan rangkaian dan pembagian para imam dan orang Lewi. Serta melaporkan prosedur dalam melaksanakan Ibadah umum pada masa pemerintahan Daud, Salomo, Hizkia, dan Yosia. Bagi orang-orang buangan yang kembali, laporan terinci tentang garis keturunan dan hubungan rohani merupakan sebuah dokumen paling berharga.

Kitab Ezra

             Kitab Ezra melanjutkan kisah yang terhenti dalam kitab Tawarikh dan mengembangkan cerita tentang kembalinya bangsa Yahudi ke tanah Kanaan. Kitab ini merupakan Nama dari penulis sendiri yang menceritakan hidupnya pada pasal 7-10.  Dalam kanon bahasa Ibrani, sampai tahun 1448, kitab Ezra dan kitab Nehemia dianggap sebagai satu kitab, sekalipun nama kitab tersebut dipertahankan.

            Sifat dan tema kitab Ezra merupakan sejenis catatan harian atau laporan jurnal tentang dua kali pemulangan orang-orang Yahudi yang menjadi tawanan ke tanah air mereka. Pasal 1-6 menceritakan tentang kembalinya bangsa Yahudi dibawah pimpinan Zerubabel dan Yesua, sedangkan pasal 7-10 menceritakan kembalinya bangsa Yahudi dibawah pimpinan Ezra sendiri.

           Pengarang kitab ini ditulis oleh Ezra sendiri. Sudah tentu, peristiwa-peristiwa yang terdapat dalam enam pasal yang mula-mula, terjadi hampir 60 tahun sebelum Ezra; Karenanya hal-hal itu hanya dikumpulkannya dari dokumen-dokumen yang ada. (sehingga tertulis dalam bahasa Aram). Dalam pasal 7, menceritsksn tentang kehidupannya sendiri.

            Lingkup pembicaraan kitab pada masa yang diliputi kitab Ezra adalah sekitar 80 tahun, tetapi kisahnya tidaklah berkesinabungan. Pasal 1-6 menggambarkan dua puluh tahun permulaan dari lingkup pembicaraan kitab; sedangkan pasal 7-10 hanya menggambarkan satu atau dua tahun dari waktu tersebut.

            Nilai kitab, Ezra dengan sangat hidup memperlihatkan kesetiaan Allah dalam mempertahankan Firman-Nya; dan secara wajar mengemukakan keperluan mutlak untuk taat pada Firman Allah dalam segala situasi kehidupan. Pada waktu umat Allah berada dalam hubungan yang benar dengan-Nya, maka Firman-Nya akan menjangkau seluruh kehidupan mereka, yang mencakup bidang agama, sosial, dan pemerintahan.

Kitab Nehemia

           Antara kitab Ezra dan kitab Nehemia terdapat selang waktu yang singkat, sekitar dua belas tahun. Kitab ini lebih khusus menceritakan riwayat hidupnya, sekalipun keberuntungan sisa umat Yahudi yang ada di Palestina berkaitan erat kehidupannya. Kitab ini memperhatikan tentang pendirian tembok-tembok kota Yerusalem. Sekalipun umat Yahudi yang kembali telah berada di Palestina hampir seabad. Nehemia memberikan semangat kepada setiap orang Yahudi yang berada di Palestin pada saat itu. Ketika tembok-tembok itu berhasil dibangun  kembali, Nehemia mencurahkan tenaganya pada pembentukan pemerintahan sipil di Palestina, dan dibidang ini pun ia mencapai suatu warisan abadi bagi umat itu.

          Pengarang Kitab ini tentu adalah karya dari Nehemia yang namanya dipakai untuk kitab ini.  Buktinya yaitu pada pasal 1-7 dan pasal 11-12 ditulis dengan memakai gata ganti orang pertama, dan hanya pasal 8 dan 10 yang ditulis menggunakan kata ganti orang ketiga. Lingkup Pembicaraan kitab ini pada waktu peristiwa yang dipaparkan dalam kitab Nehemia menguraikan dua belas tahun sejarah orang Yahudi, meskipun Nehemia sendiri masih melanjutkan pelayanannya selama dua puluh tahun lagi. Sulit unutk mencocokkan sejarah alkitabiah dengan sejarah sekuler, telah diusulkan untuk menghubungkan Nehemia dengan pemerintahan Darius Nothus (424-395).

       Kitab Nehemia merupakan mata rantai penting dalam sejarah alkitabiah. Laporan tentang pembangunan tembok kembali tembok Yerusalem dan pemukiman kota itu melatari peristiwa-peristiwa sejarah pada masa Perjanjian Baru. Nilai yang paling penting adalah ketika beribadah dengan hati yang murni.

Kitab Ester

       Sekalipun kanon menempatkan kitab Ester sesudah kitab Nehemia, kejadian-kejadian yang dikisahkan dalam kitab itu sebenarnya terjadi sekitar 30 tahun sebelum hdup Nehemia. Seandainya tidak terjadi pembebsan dibawah Ester, pasti Nehemia tidak aka nada, maupun pembanguan kembali tembok yang dipaparkannya.

            Kitab ini menceritakan bagaimana Allah membebaskan umat-Nya pada waktu mereka terancam pembinasaan fisik. Kitab ini khususnya bersifat patriotic dan bukan keagamaan, kitab Ester merupakan kitab yang sama penting dengan cerita pada musa saat pembebasan pada waktu Paskah, sehingga sampai saat ini kitab Ester dibaca pada hari raya mereka, dan mereka menghargai kisahnya mengenai asal mula hari raya Purim. Kitab ini tidak menggunakan kata Allah karena pada saat menceritakan ringkasan  dari laporan-laporan istana Persia yang resmi dengan menghilangkan acuan pada kepercayaan dan kebiasaan agama rang Yahudi. Penulis kitab ini merupakan orang yang mengetahui tentang kerajaan Persia pada saat itu, orang yang mengetahui sezamannya yaitu Mordekhai. Dan kejadiannya dalam kitab Ester ini diperkirkan telah terjadi  selama waktu dua belas tahun.

           

Post a Comment

0 Comments