LIMA
BAGIAN PENTATEUKH
Lima kitab
pertama dalam Alkitab pada umumnya dikenal dengan “pentateukh”, sebuah kata
yang berasal dari kata Yunani, penta (“lima")
dan teuchos (“sebuah wadah untuk
membawa gulungan-gulungan papirus, tetapi kemudian kata ini digunakan untuk
gulungan naskah itu sendiri). Alkitab sendiri menyebut tulisan-tulisan Musa
sebagai “Kitab Taurat” (Yos 18:8; 8:34) “Kitab Hukum Musa”. Bagi orang Yahudi,
kata “Taurat,” sudah paling baik dalam menggambarkan kelima Kitab ini dalam
Alkitab. Taurat bukan hanya bearti hukam tetapi juga bearti “pengajaran” atau
“perintah”.
Waktu pembuangan orang Yahudi dari tanah
air kitab Musalah yang paling sering dibaca di dalam sinanoge-sinanoge.
KESATUAN
PENTATEUKH
Kitab Kejadian
hingga KItab Ulangan menyajikan suatu gambaran yang berkaitan dengan asal-usul
manusia, dan kelahiran derta perkembangan Israel menjadi bangsa. John Sailhamer
memperhatikan bahwa bagian-bagian cerita utama dalam Pentateukh diakhiri dengan
puisi, yang kadangkala diikuti epilog. Hukum Taurat telah diberikan oleh Musa,
dan kesatuan dari lima kitab ini betul-betul didukung oleh tradisi Yahudi dan
oleh berbagai pertimbangan internal.
Kitab Pentateukh berdampak bagi Kitab
Perjanjian Lama seperti; Sejarah, Nubuat, Puisi bahkan Perjanjian Baru.
Teologi
Pentateukh
Pentateukh
merupakan sebuah gudang kebenaran teologis yang melimpah, serta menyentuh
hampir setiap bidang teologi yang utama.
ALLAH
Allah
sebagai pencipta, Pentateukh dimulai dengan penjelasan
mengenai Allah sebagai Pencipta langit dan bumi (Kej 1:1) lalu diakhiri dengan
rujukan kepada Allah sebagai Bapa dan Pencipta Israel (Ul, 32:6, 15).
Allah
sebagai Penebus, gambaran kedua yang penting tentang
Allah adalah karya-Nya sebagai Penebus. Hal ini secara langsung berhubungan
erat dengan penyelamatan bangsa Israel dari negri Mesir, contoh terbessar dalam
penyelamatan Perjanjian Lama. Kata menebus/menyelamatkan dijelaskan secara
lengkap dalam Imamat 25, sebuah pasal yang menjelaskan bagaimana tanah milik
dan kebebasan pribadi dapat diperoleh kembali.
Sifat-sifat
Khas Allah, Allah sebagai Pencipta dan Penebus
ditekankan dalam pentateukh, aspek-aspek lain dari karakter dan pekerjaan-Nya
telah diberikan perhatian yang semestinya. Misalnya, kekudusan Allah yang
secara khusus terlihat dalam Kitab Imamat, dimana bangsa Israel diperhatikan “Kuduslah kamu, sebab Aku Tuhan,
Allahmu, kudus”
Dalam Kitab Kejadian, murka Allah
dicurahka keatas dunia yang bejat melalui Air Bah dan keturunan Nuh dihukum
karena mencoba membangun menara Babel. Di Kanaan, kota Sodom dan Gomora harus
dihancurkan karena kebejatan seksual mereka, walapun Abraham memohon kepada
“Hakim segenap bumi” untuk bertindak dengan adil, dan menyelamatkan orang-orang
benar yang tinggal disana (Kejadian 18:25). Kuasa Allah yang mengagumkan
diperlihatkan dalam tulah-tulah yang memporak-porandakan Mesir dan
mempermalukan Firaun bersama bala tentaranya di Laut Merah.
Nama-nama
Allah, pentateukh hampir semua nama utama Allah. Allah menyatakan
diri-Nya kepada bapa leluhur Israel dan kepada Musa lewat berbagai tindakan-Nya
dan juga melalui nama-nama-Nya.
Karena nama seseorang menyatakan sifat-sifat dasarnya dan hakikatnya, maka
nama-nama yang dipakai untuk ketuhanan harus dianggap sangat penting.
“Allah,” ialah ‘elohim, yaitu suatu kata
untuk “Allah,” yang sepadan dengan bahasa Ugarit ei atau bahasa Akadi ilu.
‘Elohim ialah kata yang dipergunakan di seluruh Kejadian pasal 1, yang
menekankan karya Allah sebagai Pencipta.
MANUSIA
Kitab-kitab Musa
mengemukakan sebuah potret manusia yang mencapai keadaan-keadaan ekstrem yang
tidak ditemukan di tempat lain dalam Alkitab.
Manusia diciptakan menurut gambara dan
rupa Allah, maka ia diberi wewnang ata seluruh ciptaan sebagai wakil Allah dibumi
ini. Manusia dijadikan berkuasa atas ikan-ikan, burung-burung, dan
binatang-binatang (Kejadian 1:26) dan diperintahkan untuk menaklukkan bumi ini
(Kejadian 1:28). Klimaks Kitab Kejadian adalah Penciptan manusia menurut gambar
dan rupa Allah pada hari yang keenam. Manusia serupa dengan Allah terutama
dalam kemampuan moral dan rohaninya dan diciptakan dengan kemampuan untuk dapat
hidup benar dan kudus ( Ef 4:24). Ia diberi kemuliaan da kehormatan melebihi
ciptaan-ciptaan lainnya.
KESELAMATAN
Pentateukh
menjelaskan bagaimana perdamaian dapat dilakukan oleh darah kurban sembelihan
supaya dosa dapat diampuni. Pentingnya iman digarisbawahi dalam kehidupan
Abraham yang “percaya… kepada Tuhan, maka Tuhan memperhitungkan hal itu
kepadanya sebagai kebenaran,” Kejadian 15:6.
PERDAMAIAN
Penulis Surat Ibrani menyatakan bahwa “tanpa penumpahan darah tidak ada pengampunan” (Ibr 9:22). Dasar obyektif yang menjamin pengampunan kepada semua orang percaya adalah kematian Kristus.
KEJADIAN
Kitab
Kejadian adalah kitab yang paling menarik dan sulit dalam Pentateukh. Dengan
ceritanya yang mengasyikkan mengenai penciptaan dan umat manusia, Kitab Kejadian membawa pembaca
kembali ke Firdaus dan mengizinkan dia melihat kesempurnaan dan kemuliaan disana.
· Judul, Kitab Kejadian dikenal sebagai
“pada mulanya”, sebuah nama yang
mengingat penekanannya atas asal usul.
·
Tujuan penulisan dan ruang lingkup,
Kejadian ditulis sebagai suatu prolog untuk seluruh Alkitab, karena kitab ini
mengisahkan asal-usul alam semesta, dunia fisik, kehidupan dan kebudayaan
manusia, dan bangsa Israel.
· Struktur sastra, Kejadian dibagi menjadi
dua bagiaan yang tak seimbang, pasal 1-11 dan 12-50. Bagian pertama menguraikan
asal-usul alam semesta dan penciptaan manusia, serta merunut kejatuhan Adam dan
laju perkembangan dosa. Bagian kedua memusatkan perhatian pada patriarch
Abraham, yang dipanggil oleh Allah dari negrinya untuk mengadakan permulaan
yang baru di Negeri Kanaan. Ini permulaan ketiga dalam Kitab Kejadian sesudah
Adam dan Nuh.
Bagian 1 : Asal Usul Segala Sesuatu
Pengantar dan penciptaan 1:1-2:3
Cerita mengenai Langit dan Bumi 2:4-4:26
Cerita mengenai Adam 5:1-6:8
Cerita mengenai Nuh 6:9-9:28
Cerita mengenai Sem, Ham dan Yafet 10:1-11:9
Cerita mengenai Sem (terpilih) 11:10-26
Bagian
2 : Sejarah Umat Allah
Cerita
mengenai Terah (Abraham) 11:27-25:11
Cerita
mengenai Ismael (tak terpilih) 25:12-18
Cerita
mengenai Ishak (terpilih) 25:19-35:29
Cerita
mengenai Esau (tak terpilih) 36:1-43
Cerita
mengenai Esau (diulangi) [36:9]
Cerita
mengenai Yakub (terpilih) 37:2-50:26
·
Struktur cerita Yusuf, dalam pasal
terakhir kitab Kejadian adalah cerita Yakub 37:2, tentang kegiatan anak-anaknya
dan secara khusus cerita mengenai Yusuf. Cerita ini yang terdapat dalam pasal
37-50 adalah cerita paling indah dari sudut pandang sastra, yang bergerak dari
suatu uraian mengenai perasaan iri hati di antara kakak-beradik itu sampai ke
lukisan mengenai rasa keperhatian persaudaraan yang mendalam dan perdamaian
kembali. Banyak proses yang terjadi dalam kisah Yusuf namun Yusuf
berahan dalam proses hingga menjadi orang kepercayaan Firaun.
Kitab
Keluaran adalah sebuah kitab yang penuh kuasa dan dramatis ketika menguraikan
awal keturunan Abraham yang menjadi suatu bangsa yang terorganisir rapi. Kitab
Keluaran adalah sebuah kitab yang berkaitan dengan keselamatan dan pembebasan.
·
Judul,
dalam kitab Keluaran tersebut sangat bagus karena kata ini bearti
“keluar” atau “keberangkatan” dan karena kitab itu melukiskan keberangkatan
Israel dari Mesir setelah suatu periode perbudakan yang sangat keras.
·
Tujuan dan ruang lingkup penulisan,
kitab Keluaran ditulis untuk melukiskan kesulitan-kesulitan orang Israel di
Mesir dan kesetiaan Allah yang menyelamatkan mereka dari perbudakan itu.
·
Struktur sastra Kitab Keluaran, Keluaran
merupakan suatu campuran berbagai ragam sastra, berisi materi cerita puisi, hukum,
dan kultus (ibadah, upacara keagamaan)
Enam
belas terakhir dalam kitab Kejadian ini menyangkut Kemah Suci, kecuali periode
anak lembu emas yang terdapat dalam pasal 32-34, dalam pasal 25-31, Allah
memberikan berbagai intruksi kepada Musa mengenai pembangunan Kemah Suci itu
dan para tukang atau ahli yang melakukan pembangunan itu.
Bagian 1 : Peristiwa Keluarnya Orang
Israel (Cerita Historis)
Ps. 1 Penindasan Orang Israel
Ps. 2-6 Panggilan Musa
Ps. 7-11 Sepuluh Tulah
Ps. 12-18 Keluarnya Orang Israel dan Perjalanan ke Gunung Sinai
Paskah
(ps. 12)
Perayaan
Hari Raya Roti Tidak Beragi (ps. 13:3-10)
Bagian
2 : Bagian Hukum
Ps.
19-24 Kitab Perjanjian
Sepuluh Hukum (ps. 20)
(syarat-syarat
Perjanjian)
Bagian
3 : Ibadah
Ps.
25-31 Petunjuk untuk Membangun
Kemah Suci
Diakhiri dengan Perintah untuk
Memelihara Hari Sabat (31:12-17)
Ps.
32-34 Ibadah Sesat: Anak Lembu Emas
Ps.
35-40 Pembangunan Kemah Suci
Dimulai
dengan Peringatan untuk menguduskan Hari Sabat (35:1-3)
· Kemah Suci sebagai tempat kediaman
Allah, setelah pemberian Hukum Taurat dan pengesahan perjanjian itu, Allah pun
menyatakan rencana-rencana untuk Kemah Suci kepada Musa, sebagai tempat
kediaman Allah yang khusus diantar
umat-Nya. Pentingnya Kemah Suci dapat terlihat dari nama-nama yang
diberikan kepadanya bersama dengan “Kemah Suci,” yang pada dasarnya bearti
“tempat kediaman,” bangunan tersebut pertama kali disebut “tempat kudus,” yang
menekankan kemahatinggian Allah (25:8)
IMAMAT
Imamat
berisi banyak detail tentang perkara-perkara alami, dengan teliti membaca kitab
ini akan dapat menolong kita untuk belajar mengenai ibadah dan hidup kudus.
Penekanan Kitab Imamat pada kurban dan persembahan memungkinkan kita untuk
memahami arti pengorbanan Kristus di Kalvari, dan penjelasan tentang Hari Raya
Pendamaian dalam pasal 16 secara khusus penting dalam hal ini. Dalam Kitab
Imamat, kita belajar bahwa dosa harus ditindak dan bahwa Allah menuntut hidup
kudus.
· Judul, Imamat adalah judul yang
diberikan kitab ini oleh Lembaga Alkitab Indonesia, kitab ini berhubungan
dengan para imam atau Lewi. Kitab ini juga berbicara tentang berbagai tanggung
jawab para imam, yang semuanya berasal dari suku lewi.
·
Tujuan dan ruang lingkup, Kitab Imamat
membeitahukan bagaimana umat berdosa mendekati Allah yang kudus dan bagaimana
mereka dapat hidup kudus.
·
Struktur sastra, Kitab Imamat
kelihatannya merupakan suatu daftar peraturan dan ketetapan yang ada tak
habis-habisnya yang disusun secara agak serampangan. Kitab ini memberi lebih
banyak perhatian kepada upacara keagamaan dibanding dengan kitab-kitab lainnya
dalam Pentateukh.
Bagian 1: Upacara
Prosedur
Umum (1:1-6:7)
Hukum-Hukum
mengenai Kurban 1-7
Penahbisan
Para Imam 8-10
Kematian
Dua Anak Tertua Harun(10)
(Cerita
Sisipan)
Peraturan-Peraturan
mengenai Ketahiran 11-15
*Hari
Raya Pendamaian 16
Bagian 2 : Hidup Kudus
ENGSEL:
Penyembahan di Tempat Kudus 17
Soal-Soal
Etika Moral 18-20
Berbagai
Peraturan dan Upacara 21-27
Perayaan-Perayaan
Tahunan (23)
Kematian
Seseorang Penghujat (24)
(Cerita
sisipan)
Tahun
Sabat dan Tahun Yobel (25)
Berkat
dan Kutuk (26)
·
Kurban Keselamatan, ada tiga jenis
kurban keselamatan.
1. Kurban
syukur yang dipersembahkan sebagai tanggapan atas suatu berkat khusus (7:12-15)
2. Kurban
nazar, yang dipersembahkan setelah suatu masa kesukaran yang hebat menyebabkan
si pembawa persembahan itu mengucapkan suatu nazar (Yun 2:9)
3. Kurban
sukarela, yang dipersembahkan sebagai ungkapan terima kasih dan kasih kepada
Allah tanpa memfokus suatu berkat khusus (7:16-18)
· Arti “Tahir” dan “Najis”, berhubungan
erat dengan “kudus” dan ”duniawi” adalah istilah tahir dan najis (10:10). Semua
kata ini digunakan baik dalam pengertian keagamaan maupun moral.
· Hidup Kudus, kurban dan persembahan
menjadi sarana bagi orang Israel untuk mendekati Allah dan mengadakan
perdamaian karena dosa. Allah yang kudus menghendaki hati yang bertobat dank
urban yang dipersembahkan dengan cara baik. Allah yang kudus juga menuntut agar
umat-Nya hidup kudus, dan pasal 17-25 menguraikan beberapa hal tertentu. Tiga
kali Israel disuruh menjadi kudus sebab Allah itu kudus adanya (Im. 19:2; 20:7,
26)
Bilangan
Setelah satu tahun
lamanya berkemah di Gunung Sinai untuk menerima petunjuk tentang kehidupan di
Tanah Perjanjian nanti, orang Israel pun berjalanlah menuju utara, ketujuan
akhir mereka. Sebagai bangsa yang memiliki undang-undang dan suatu system ibadat
yang lebih tinggi dari bangsa manapun, bangsa Israel kelihatannya sudah pasti
akan memasuki Kanaan dengan jaya. Akan tetapi, diperjalanan, ketiadaan iman
menyebabkan kemacetan selama 38 tahun yang tak masuk akal dan satu generasi
secara keseluruhan meninggal dalam pengembaraan dipadang gurun. Mereka tidak
bertingkah laku sebagai umat pilihan Allah, mallah Israel bersungut-sungut dan
mengeluh, sehingga mereka harus menanggung hukuman Allah pada beberapa
kesempatan. Namun, pada akhir 40 tahun pengembaraan di padang gurun itu, Allah
membuktikan kesetiaan-Nya kepada
janji-Nya lalu memimpin Israel ke kapal batas Tanah Perjanjian itu.
· Judul, kitab keempat dari Pentateukh ini
disebut, “Bilangan” sebab sensus-sensus yang terdapat dalam pasal 1 dan 26.
Bilangan yang terjemahkan dari “arithmoi”
di Septuaginta, merupakan judul yang akurat mengingat semua daftar dan angka
yang terdapat dalam kitab ini.
· Tujuan dan ruang lingkup, setelah
setahun lamanya berkemah di Gunung Sinai, Israel sudah siap untuk melanjutkan
perjalanan ke Tanah Perjanjian, dan Kitab Bilangan menyampaikan bagaimana
suku-suku Israel diatur untuk mengadakan perjalanan itu, Allah menghukum bangsa
Israel untuk mengembara di padang gurun selama 40 tahun. Dalam Kitab Keluaran dan Imamat, Israel sudah
diberi berbagai petunjuk terperinci tentang hukum-hukum moral, sipil, dan upacara
agama yang harus mereka taati. Walapun orang Lewi tidak terhitung diantara
kedua belas suku itu, mereka bertanggung jawab untuk mengusung Kemah Suci dsn
segala perabotan perkakasnya (Bil. 1:50)
· Struktur Kesusastraan, seperti
kitab-kitab lain dalam Pentateukh, kitab Bilangan berisi berbagai macam gaya
sastra dan tidak terbatas hanya pada berbagai daftar dan prosedur upacara.
Tetapi benar juga bahwa daftar-daftar sensus dalam pasal 1 dan 26 merupakan
sejenis lampiran, yang memberikan jumlah populasi pada awal dan pada akhir 40
tahun pengembaraan di padang gurun.
Persiapan
akhir (ps. 1-10) di Gunung Sinai
Keluhan
dan Pemberontakan (ps. 10-21) Pengembaraan di Padang Gurun
Nubuat
Bileam (ps. 22-24) di Dataran Moab
Lampiran
(ps. 27-36), Hak-hak Wanita (ps. 27-36) di Dataran Moab
·
Pengaturan Suku-suku, pada waktu orang
Israel tiba di Gunung Sinai, mereka masih merupakan rombongan orang pelarian
yang tak terorganisir, yang baru saja dibebaskan dari perbudakan. Pada waktu
mereka meninggalkan Gunung Sinai, satu tahun kemudian, mereka telah memiliki kitab
undang-undang dan pedoman ibadat dan kader-kader pemimpin yang kuat.
ORGANISASI SUKU-SUKU DAN URUAN
BARISAN
Utara
Pasukan
Dan
Divisi Dan (Bilha: Rahel)
Divisi Asyer (Zilpa: Lea)
Divisi Naftali (Bilha)
Barat
Pasukan
Efraim
Divisi Efraim
Divisi Manasye
Divisi Benyamin
(Rahel)
Selatan
Pasukan
Ruben
Divisi Ruben (Lea)
Divisi Simeon (Lea)
Divisi Gad (Zilpa)
Timur
Pasukan
Yehuda
Divisi Yehuda
Divisi Isakhar
Divisi Zebulon
(Lea)
Urutan
barisan menurut Bilangan 10:14-25.
1. Yehuda
2. Gerson
3. Ruben
4. Kehat
5. Efraim
6. Da
ULANGAN
Musa adalah salah seseorang pemimpin
terbesar yang pernah hidup. Dan dalam KItab Ulangan, kita mempunyai kata-kata
terakhirnya kepada bangsa Israel. Musa mendorong Yosua dan seluruh umat itu
agar tetap kuat dan berani serta menduduki Tanah Perjanjian. Dengan ditopang
oleh “lengan-lengan yang kekal,” dari “Allah yang abadi” (33:27), Israel dapat
mengalami kelimpahan berkat Allah pada waktu mereka hidup bagi Tuhan di tanah
air mereka yang baru.
·
Judul, Kitab terakhir dalam Pentateukh
ini memperoleh namanya dari kata Yunani deuteronomion
touto di Ulangan 17:18, yang bearti “pemberian hukum yang kedua.”
Sebenarnya ungkapan ini dalam naskah Ibrani lebih dari tepat bearti “salinan
hukum ini,” tetapi penggunaan yang popular dari “hukum kedua” menghubungkan
kitab ini dengan Perjanjian Sinai dari Kitab Keluaran, yang berhubungan dengan
Kitab Ulangan.
·
Tujuan dan ruang lingkup, secara efektif
Musa memimpin bangsa ini untuk memperbaharui Perjanjian Sinai ketika ia
mengenakan empat puluh tahun yang dilewatkan di padang gurun. Kitab ini
dimaksudkan untuk mengingatkan orang Israel akan kesetiaan Allah dan untuk mendorong
mereka agar mengasihi Tuhan dengan segenap hati mereka.
·
Struktur kesusastraan, lebih banyak
telah ditulis mengenai struktur kesusartraan Kitab Ulangan daripada tentang
salah satu dari keempat kitab Pentateukh lainnya.
PERBANDINGAN
ANTARA KITAB-KITAB ULANGAN DENGAN FAKTA-FAKTA BANGSA HET
Ulangan Urutan
Normal fakta bangsa het
Prolog Historis (1-4) Prolog
Historis
Ketetapan-Ketetapan (5-26) Ketetapan-Ketetapan
Berkat-berkat (27-30) Saksi-saksi
Kuruk-Kutuk Kutuk-kutuk
Saksi-Saksi (31-34) Berkat-berkat
STRUKTUR KESUSASTRAAN KITAB ULANGAN
Judul/Mukadimah 1:1-5
Prolog Historis 1:6-4:43
Ketentuan-ketentuan 4:44-26:19
Berkat, kutuk 27-30
Saksi-saksi 31-34
·
Kitab Ulangan sebagai nasihat, Kitab
Ulangan tidak hanya merupakan kisah pembaruan perjanjian, tetapi juga adalah
suatu catatan tentang amanat-amanat Musa kepada bangsa itu. Sepanjang kitab
itu, Musa berbicara kepada orang Israel dalam serangkaian pesan yang sering
memakai gaya khotbh.
· Balikan kutuk : Janji berkat, sejak pasal-pasal awal Kitab Kejadian, Pentateukh merupakan suatu campuran antara berkat dan kutuk. Di Taman Eden, Allah mengutuk si ular yang sudah menipu Hawa, dan ia mengutuk tanah yang akan diolah dan ditanami dengan susah payah oleh Adam (Kejadain 3:14, 17).
0 Comments