Header

Setiap orang Kristen Mengalami Proses Pengudusan Progresif - Progressive Sanctification

 

Images : pexels.com

Setiap orang Kristen Mengalami Proses Pengudusan Progresif

Setiap orang yang percaya dan menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat,  secara posisi atau status langsung dipandang sebagai “orang kudus” atau istilah yang dikenal dalam teologi yaitu dinamakan pengudusan (positional sanctification). Sedangkan pengudusan progresif merupakan proses pengudusan yang terjadi terus-menerus yang membuat orang percaya mengalami pertumbuhan atau kedewasaan rohani atau istilah yang  dikenal dalam teologi yaitu (progressive sanctification). Pengudusan posisi merupakan dasar dari pengudusan progresif. Setiap orang Kristen yang berada pada pengudusan progresif tidak sedang berusaha untuk menjadi anak-anak Allah melainkan anak-anak Allah yang sedang berada dalam proses menjadi serupa dengan Kristus. Secara sederhananya dapat dipahami bahwa pengudusan posisi yaitu kehidupan orang percaya yang sudah berada di dalam Kristus yang merupakan dasar bagi pengudusan progresif untuk menjadi serupa dengan Kristus.[1]

            Pengudusan progresif merupakan proses yang terjadi terus-menerus dalam kehidupan setiap orang percaya, sebab orang percaya masih tinggal di dunia. Selama hidup di dunia, setiap orang percaya diperhadapkan dengan pencobaan-pencobaan dunia yang membuat orang percaya bisa jatuh ke dalam dosa. Potensi tersebut yang menjadi pergumulan bagi setiap orang percaya untuk terus-menerus berjuang melawan dosa. Tetapi yang harus diperhatikan, meskipun orang percaya masih bisa berbuat dosa, bukan berarti menjadi kewajaran bagi setiap orang percaya jika terus-menerus hidup di dalam dosa. Seperti yang rasul Paulus pernah katakan kepada jemaat Korintus dalam suratnya bahwa setiap yang sudah disucikan secara posisi tetapi terus-menerus hidup dalam dosa maka tidak akan mendapat bagian dalam kerajaan Allah (1Kor 6:10).[2]

Menurut Chris Marantika setiap orang yang beriman adalah orang-orang suci, inilah yang disebut sebagai pengudusan posisi. Sedangakan disisi lain yaitu pengudusan progresif merupakan sebuah proses yang terus-menerus dilakukan oleh orang beriman. Maka tidak ada orang suci instan, hal tersebut merupakan tindakan atau usaha yang berlangsung terus-menerus, memerlukan pengajar atau pembimbing. Maka ada beberapa hal yang harus diperhatikan untuk terus-menerus hidup dalam pengudusan progresif seperti: Tidak mendukakan Roh (Ef. 4:30). Tidak memadamkan Roh (1 Tes. 5:19). Berjalan di dalam Roh bukan keinginan daging (Gal. 5:16) Tetapi meskipun demikian, pengudusan yang terjadi dalam diri manusia bukanlah hasil usaha-usaha manusia sebab hanya pertolongan Roh Kudus yang membuat manusia mampu melakukannya.[3]

 

Sebagaimana yang dikatakan John Wesley yang dikutip oleh French L. Arrington mengatakan bahwa pengudusan merupakan permulaan dari kelahiran kembali. Namun, pengudusan dapat dibedakan dari kelahiran kembali. Karya Allah dalam pengudusan orang percaya pada permulaan kehidupan Kristen memungkinkan orang percaya mengejar kehidupan pengudusan sehari-hari atau pengkhususan bagi Allah di mana orang percaya setiap saat berserah kepada kehendak Allah. Secara sederhana, pengudusan adalah kekuasaan Allah atas orang percaya yang pernah dikuasai dosa, sehingga orang percaya tidak lagi dikendalikan dosa.[4]

 

Seperti yang dikatakan oleh penulis surat Ibrani bahwa “kita telah dikuduskan satu kali untuk selama-lamanya oleh persembahan tubuh Kristus” (Ibr. 10:10). Kematian Kristus merupakan dasar pengudusan orang percaya sebagai fakta yang sudah selesai. Setiap orang percaya disisihkan bagi Allah melalui kematian Kristus dan setiap orang percaya “dikuduskan dalam Kristus Yesus” Dari sisi ilahi pengudusan orang percaya telah dilengkapi dan ini merupakan fakta yang sudah selesai. Namun yang perlu diperhatikan bahwa karya pengudusan Allah menghendaki agar setiap orang percaya meresponi karya-Nya dengan mengejar kehidupan kudus. Rasul Paulus pernah berkata kepada jemaat di Filipi bahwa “kerjakanlah keselamatanmu dengan takut dan gentar” (Fil. 2:12).[5] Dengan demikian pengudusan adalah karya anugerah Allah bagi kehidupan manusia yang mau meresponi panggilan-Nya. Setiap orang percaya yang berada dalam pengudusan progresif merupakan kehendak Allah, bukan untuk memperoleh keselamatan tetapi sebagai respon untuk semakin serupa dengan Kristus.



[1]Neil. T. Anderson, Menjadi Gereja Pembuat Murid (Yogyakarta: Yayasan Gloria,2016) 95.

[2]Nurnilam Sarumaha, Pengudusan Progresif Orang Percaya Menurut 1 Yohanes 1:9, Vol. 5, No. 1 2019, 5.

[3]Chris Marantika, Doktrin Keselamatan danKehidupan Rohani (Yokyakarta: Iman Press, 2009)122.

[4]French L. Arrington, Doktrin Kristen Prespektif Pentakosta (Yogyakarta: ANDI, 2015) 237.

[5]Ibid, 342.

Post a Comment

0 Comments