Header

Observasi 5W + 1H Kitab Yehezkiel - Lengkap Dengan Refrensi

Observasi 5W+1H

1.      Apakah peristiwa yang dijelaskan oleh teks?

Setelah pemanggilan Yehezkiel menjadi seorang pelayan Tuhan, lalu diberitahukan kepadanya bahwa ia akan bisu dan tidak dapat memarahi umat itu (3:22). Namun pada faktanya bahwa Yehezkiel masih menjalankan pelayanannya (pasal 4-32) tentu ada kesan yang tidak konsisten jika dilihat secara literal. Untuk menjawab hal ini C Hassel Bullock memberikan lima argumentasi untuk mengatasi peristiwa tersebut. Pertama, kebisuaannya harus diartikan bahwa ia tidak aktif sebagai nabi antara tahun 594 dan 586. Kedua, pasal 3:22-27 mungkin bagian dari pasal 24 atau 33. Namun menurut Walther Eichrodt, untuk mengikuti jalur pemikiran ini, ia beranggapan bahwa kebisuan merupakan simbolis yang ditetapkan pada Yehezkiel sesaat sebelum kejatuhan Yerusalem. Ketiga, kebisuan ini terjadi selama tujuh tahun dan baru dianggap secara permanen pada waktu kejatuhan kota Yerusalem. Keempat, Adanya spekulasi mengenai pengalaman yang bersifat penglihatan, seperti halnya berbagai kegiatan aneh lainnya yang digambarkan dalam 3:22-5:17. Namun, penjelasan ini tidak memiliki dukungan tekstual. Biasanya Yehezkiel memberitahukannya ketika pengalamannya mengambil bentuk penglihatan. Kelima, beberapa orang meyakini bahwa kebisuan ini adalah suatu bentuk ucapan yang terhambat yang berlangsung sampai penaklukan Babel atas Yerusalem.[1]

Pandangan Robert R Wilson dalam buku Hassel Bullock menunjukan penyelesaian yang baik. Penafsiran kata mochiah dalam 3:26 sebagai istilah resmi yang berarti “penengah” dan bukan “pencela”, kata ini memiliki maksud yaitu bahwa Yehezkiel dilarang untuk menjadi penengah antara Yahweh dan Israel. Alasan yang kuat mengapa Yehezkiel harus mengurungkan diri (3:24) yaitu karena mereka menolak nabi itu dari tengah-tengah mereka. Maka kebisuan yang dimaksud dapat diartikan pelarangan terhadap teguran di depan umum kepada Israel, ini merupakan pembatasan perannya di depan umum sebagai penjaga (3:17-21).[2]

2.      Siapa saja yang dijelaskan di dalam peristiwa yang terjadi?

Aku (Yehezkiel)

            Kata ganti orang pertama yang merujuk kepada penulis kitab tersebut. Dalam hal ini para teolog mengakui bahwa hanya ada satu penulis yaitu Yehezkiel. Dalam pasal ini Yehezkiel juga disebut sebagai anak manusia, dalam bahasa Ibrani yaitu בֶן־אָדָם  “ben adam”. Dalam Kitab Yehezkiel ini, kata ben adam muncul sebanyak 93 kali, kata ini menunjukan “manusia” atau “manusia fana”. Istilah ini menjelaskan bahwa manusia adalah makhluk ciptaan yang lemah di hadapan keagungan dan kuasa Allah (bdg. Dan. 8:17). Anak Manusia dalam Daniel menunjukan kepada Pribadi Yesus, hal ini bermaksud untuk menyembunyikan dan mengungkapkan hakikat-Nya yang sejati (Mat. 20; 11:19).[3]

 

Tuhan ALLAH

            Teks Masoret memakai Adonay Yahweh. Orang Ibrani kuno membaca , Adonay “Tuhan” sebagai ganti tetragram suci Yahweh (seperti yang disebut dari empat konsonan YHWH, huruf vokal tidak ditulis dalam zaman kuno). Dalam bahasa Indonesia, tetragram tersebut dimunculkan dalam huruf besar, TUHAN atau ALLAH, yang merupakan ciri khas yang tidak lazim dari penulis kitab ini. Yehezkiel menulis nama ganda TUHAN Allah lebih dari 200 kali. Hal ini menjelaskan bahwa hanya Yahweh, TUHAN, yang seharusnya menjadi pusat dalam ayat-ayat tersebut.[4]

 

Mereka (Kaum Pemberontak)

            Dalam terjemahan bahasa Ibrani, kata yang digunakan untuk mereka sebagai kaum pembrontak yaitu בֵּית מְרִי yang berarti secara literal yaitu rumah pemberontakan. Dimana bangsa Israel adalah bangsa yang memberontak kepada Allah, hal ini menunjukan bahwa mereka sama seperti bangsa-bangsa lain yang tidak mengenal Allah.

 

3.      Dimanakah peristiwa yang dijelaskan teks itu terjadi?

Dalam bagian pengantar (1:3), Yehezkiel menyebut lokasinya di negeri orang Kasdim di tepi Sungai Kebar. Bagian ini menjadi refrensi bahwa peristiwa tersebut terjadi di pembuangan bersama-sama dengan bangasa Israel. Meskipun banyak teori yang menyatakan bahwa tempat pelayanan Yehezkiel berada di Yerusalem, teori dua tempat beranggapan peristiwa tentang Yehezkiel terjadi di Yerusalem dan Babel, bahkan ada juga yang beranggapan bahwa peristiwa ini hanya fiksi sehingga lokasi tempat dimana ia melayani tidak penting sebagai fakta sejarah. Tetapi para teolog sepakat peristiwa ini terjadi hanya di satu tempat, yaitu di Babel. Hal ini dapat dilihat dari lokasi Sungai Kebar  yang dijelasakan berada di wilayah Tel Abib (1:3; 3:15, 23; 10:15, 20, 22; 43:3).[5]

4.      Kapankah peristiwa di dalam teks terjadi?

Yehezkiel menjelaskan tahun pelayanannya dengan pasti. Dia ditawan pada gelombang penawanan yang kedua, pada tahun 597 sM. Hal ini ditunjukan diakhir-akhir cerita Yehezkiel (33:21). Yehezkiel menunjukan pemanggilannya sebagai nabi datang pada tahun kelima sesuadah Yoyakhin dibuang (1:2), yang berarti pada tahun 592 sM. Dia terus melayani sampai tahun yang kedua puluh tujuh setelah dibuang (29:17), yaitu tahun 571 sM, berarti ia melayani sekurang-kurangnya dua puluh dua tahun.[6]

 

5.      Bagaimanakah peristiwa di dalam teks itu terjadi?

Dimulai dari pemanggilan Allah kepada dirinya. Allah memenggil Yehezkiel sebagai nabi untuk menyampaikan pesan kepada bangsa Israel yang hidup di masa pembuangan Babilonia. Tuhan memberikan visi kepada Yehezkiel untuk pergi ke lembah sebab Tuhan mau berfirman kepadanya disana, lalu Yehezkiel menerima firman itu sehingga ia pergi ke lembah. Di sana Tuhan memperlihatkan kuasanya kepada Yehezkiel melalui kemuliaan TUHAN yang dilihatnya. Setelah peristiwa itu terjadi, Roh Allah masuk kedalam dirinya dan menyuruh ia kembali pulang. Sesampainya Yehezkiel dirumah, Yehezkiel diminta untuk membatasi diri terhadap bangsa Israel. Bahkan sepertinya Tuhan menyuruhnya untuk tidak berbicara kepada bangsa Israel. Hal ini dikarenakan pembrontakan yang mereka lakukan membuat murka Tuhan turun atas bangsa Israel. Tuhan juga berkata kepadanya jika Tuhan (Aku/orang pertama tunggal menunjuk kepada TUHAN) berfirman kepada Yehezkiel, maka sampaikanlah pesan itu kepada bangsa Israel, tetapi bagaimanapun respon mereka, Yehezkiel diajarkan untuk menerimanya.

 

6.      Mengapa peristiwa di dalam teks terjadi?

Peristiwa ini terjadi bukan karena kesalahan Yehezkiel, tetapi karena pemberontakan bangsa Israel kepada Allah. Dalam Yehezkiel 3: 27 menjelaskan secara gamblang bahwa mereka adalah בֵּית מְרִי yang berarti bangsa pemberontak. Sehingga Tuhan menjadikannya bisu, dalam arti lain bahwa Yehezkiel sebagai nabi yang bertugas sebagai mediator Allah, akan berbicara ketika firman Tuhan datang kepada dirnya.


Sebelumnya

[1]C Hassel Bullock, Kitab Nabi-nabi Perjanjian Lama (Malang: Gandum Mas, 1986),319.

[2]Ibid,320.

[3]……Tafsiran Alkitab Wycliffe, (Malang: Gandum Mas,2005),705.

[4]Ibid, 706.

[5]Evendy Tobing, Kitab Nabi-nabi Perjanjian Lama, 80.

[6]Leon J. Wood, The Prophets of Israel. (Malang: Gandum Mas, 2005),511.


Post a Comment

0 Comments