MALAIKAT
KEBERADAAN PARA MALAIKAT
Keberadaan para malakat merupakan salah satu bidang yang keberadaannya diabaikan. Sikap mengabaikan ini mungkin bisa dikarenakan adanya kelalaian ataupun suatu penolakan secara diam-diam terhadap ajaran Alkitab. Namun dewasa ini keberadaan malaikat telah dijawab dengan publitas walaupun masih ada yang menolak secara teologi.
Pengetahuan manusia sangatlah terbatas sehingga sulit untuk mengetahui bagaimana penciptaan alam semesta ini. Manusia tidak mempunyai cara yang didasarkan pada teori untuk mengetahui apakah penciptaan itu meliputi suatu golongan makhluk seperti malaikat-malaikat atau tidak. Ramm telah menanganai keterbatasan pengetahuan manusia dengan cara yang cerdik seperti pengetahuan manusia yang terbatas tidak mengizinkan manusia untuk menarik kesimpulan bahwa tidak ada makhluk-makhluk seperti malaikat. Dengan demikian perlu iman yang dimiliki oleh setiap orang agar bisa menerima keberadaan malaikat.
Jika Alkitab merupakan wahyu Allah yang diberikan langsung kepada penulis, maka tidak akan ada keraguan mengenai keberadaan malaikat-malaikat. Ada tiga sifat penting yang berkenaan dengan penyataan itu. Pertama, penyataan itu luas. Perjanjian Lama lebih dari 100 kali berbicara tentang malaikat-malaikat, sedangkan Perjanjian Baru menyebutkan malaikat-malaikat kira-kira 165 kali. Ini merupakan bukti yang kuat untuk diketahui keberadaan yang nyata mengenai malaikat karena tertulis lebih dari satu kebenaran. Kedua, malaikat-malaikat disebutkan diseluruh bagian Alkitab. Ketiga, Tuhan menyebutkan malaikat-malaikat merupakan makhluk yang nyata, sehingga sulit menolak kebenaran tersbut.
PENCIPTAAN MALAIKAT-MALAIKAT
Fakta penciptaan malaikat yaitu, Para malaikat adalah makhluk yang diciptakan (Maz. 148:5). Ini berarti bahwa mereka tidak berkembang dan bentuk kehidupan yang lebih rendah atau lebih sederhana. Hal ini dikuatkan oleh kenyataan bahwa malaikat-malaikat itu tidak berketurunan (Mat. 22:30). Ketika mereka diciptakan, mereka diciptakan sebagai malaikat-malaikat. Kristuslah yang menciptakan para malaikat tersebut (Yoh. 1:1-3). Memang Alkitab tidak secara pasti kapan mereka diciptakan, tetapi yang pasti malaikat-malaikat itu hadir ketika dunia diciptakan (Ayub 38:7, NIV). Dengan demikian, tentu mereka itu diciptakan sebelum pencipta dunia.
Keadaan malaikat pada mulanya semua diciptakan kudus. Allah menyatakan bahwa ciptaan-Nya baik (Kej.1:31). Dan memang tidak dapat menciptakan dosa. Bahkan setelah dosa masuk ke dalam dunia, malaikat-malaikat Allah yang baik, yang tidak memberontak kepada-Nya, disebut kudus (Mrk. 8:38). Ini adalah malaikat-malaikat pilihan (1 Tim. 5:21) yang sangat berbeda dengan malaikat-malaikat jahat yang mengikuti Setan dalam pemberontakannya melawan Allah (Mat.25:41). Penciptaan mereka penuh kekudusan, suasana tempat mereka tinggal dan melayani, sebelum setan jatuh ke dalam dosa, adalah tanpa cacat dan noda dosa.
Para malaikat adalah makhluk, bukan pencipta. Namun mereka adalah suatu golongan makhluk yang terpisah dan berbeda, misalnya terpisah dan berbeda dari manusia (1 Kor. 6:3; Ibr. 1:14). Sebagai makhluk, kekuasaan, pengetahuan, dan kegiatan mereka terbatas (1 Ptr. 1:11-12; Why. 7:1). Seperti semua makhluk yang bertanggung jawab, para malaikat pun akan tunduk kepada pengadilan (1 Kor. 6:3; Mat 25:41).
SIFAT PARA MALAIKAT
Para malaikat memilki eksitensi seperti halnya manusia. Yang dimaksud ialah bahwa malaikat-malaikat itu mempunyai eksitensi seperti manusia, dan memiliki sifat atau keadaan seperti manusia. Segi-segi penting dalam suatu pribadi biasanya meliputi kecerdasan, perasaan, dan kemauan.
Malaikat memiliki pengetahuan yang terbatas sebagai makhluk ciptaan. Ini berarti mereka tidak seperti Allah yang mengetahui segala sesuatu. Namun, pengetahuan malaikat melebihi pengetahuan manusia. Hal ini mungkin disebabkan oleh tiga alasan. Pertama, para malaikat diciptakan sebagai suatu golongan makhluk yang lebih tinggi daripada manusia di alam semesta. Kedua, para malaikat mempelajari Alkitab lebih cermat daripada manusia dan memperoleh pengetahuan daru Alkitab (Yak. 2:19; Why 12:12). Ketiga, para malaikat mendapatkan pengetahuan melalui pengamatan yang lama terhadap kegiatan-kegiatan manusia.
Para malaikat memiliki sifat roh. Mereka disebut roh-rh yang melayani (Ibr 1:14). Roh-roh jahat disebut sebagai roh-roh yang najis dan jahat (Luk.8:2; 11:24,26) dan setan adalah roh yang sedang bekerja diantara orang-orang durhaka.
Sebagai makhluk-makhluk halus mereka bersifat roh dan tidak bertubuh. Orang Yahudi dan bapak-bapak gereja yang mula-mula mengenal malaikat-malaikat sebagai makhluk yang memiliki semacam tubuh yang ringan dan halus atau berapi-api. Namun, pada abad pertengahan disimpulkan bahwa malaikat-malaikat itu adalah makhluk hidup yang semata-mata bersifat roh.
Para malaikat bersifat kekal dan tidak bertambah banyak jumlah malaikat tidak berubah dan akan selalu sama. Tuhan mengajarkan bahwa para melaikat tidak menurunkan malaikat-malaikat bayi (Mat. 22:30), dan bahwa mereka tidak mati (Luk. 20:36). Akan tetapi malaikat-malaikat yang jahat akan dihukum di tempat yang terpisah dari Allah (Mat. 25:41; Luk. 8:31).
Para malaikat adalah makhluk yang lebih tinggi daripada manusia. Penulis surat Ibrani mengatakan bahwa ketika Tuhan kita menjelma menjadi manusia, ia untuk waktu yang singkat menjadi sedikit rendah daripada malaikat-malaikat (Ibr. 2:7-9). Meskipun ada persoalan persoalan yang berhubungan dengan penggunaan Mazmur 8 dalam bagian ini, rupanya jelas bahwa Penjelmaan itu menempatkan Kristus pada suatu posisi yang lebih rendah daripada para malaikat.
ORIENTASI MALAIKAT
Malaikat-malaikat merupakan jumlah yang sangat besar, yang tidak dapat dihitung. Itulah arti “beribu-ribu” dalam Ibr. 12:22 dan” berlaksa-laksa” atau “beribu-ribu laksa” dalam Why. 5:11 menyatakan adanya beribu-ribu laksa malaikat. Beberapa banyaknya tidak dinyatakan secara pasti meskipun sementara orang mengusulkan bahwa jumlah malaikat di semesta alam ini sama dengan jumlah segenap manusia di sepanjang sejarah (Mat. 18:10). Jumlah mereka tetap, tidak bertambah ataupun berkurang.
Allah telah mengorganisasikan malaikat-malaikat pilihan dan Setan telah mengorganisasikan malaikat-malaikat yang jahat. Dari kenyataan tersebut muncul satu hal praktis yang sangat penting. Para malaikat diorganisasikan; roh-roh jahat diorganisasi; namun orang-orang Kristen, baik secara perseorangan maupun dalam kelompok-kelompok, sering merasa bahwa mereka tidak perlu diorganisasi. Ini benar terutama dalam hal melawan kejahatan. Kadang-kadang orang-orang percaya merasa bahwa mereka dapat berusaha sendiri-sendiri atau mengharapkan kemenangan tanpa terlebih dahulu membuat persiapan yang tertib dan terorganisir.
PELAYANAN PARA MALAIKAT
Pada dasarnya malaikat-malaikat yang baik adalah pelayan-pelayan (Ibr. 1:14). Allah mengutus mereka untuk melayani atau menolong (diakonian) orang-orang percaya, dan dalam pelayanan yang demikian para malaikat berfungsi sebagai utusan-utusan seperti imam dalam Bait Allah.
Dalam hubungannya dengan Allah, tugas utama para malaikat adalah menyembah dan memuji Dia. Mereka memuji Allah (Mzm. 148:1-2; Yes. 6:3). Mereka menyembah Allah (Ibr. 1:6; Why. 5:8-13). Mereka bersukacita atas apa yang dikerjakan Allah (Ay. 38:6-7). Mereka melayani Allah (Mzm. 103:20; Why. 22:9). Mereka menghadap Allah (Ay. 1:6; 2:1). Mereka menjadi alat untuk melaksanakan hukuman-hukuman Allah (Why. 7:1; 8:2).
0 Comments