Masalah dengan mertua merupakan masalah universal yang tidak dibatasi oleh adat istiadat, suku dan bangsa. Permasalahan dengan mertua dapat mengakibatkan hubungan tidak harmonis antara suami isteri.
· Mertua harusnya menjadi saudara atau teman, bukan menjadi musuh di dalam lingkungan keluarga pasangan.
· Salah satu sebab yang paling utama permusuhan dengan orang tua atau mertua adalah adanya pasangan suami isteri tersebut harus tetap tinggal bersama keluarga sang isteri atau suami.
· Suami dan isteri peril mengetahui dan mengerti dengan baik konsep perkawinan yang terdapat dalam Kejadian 2:24.
· Kebiasaan dan filsafat hidup yang berbeda dapat menjadi permasalahan antara menantu dan mertua.
· Dalam Alkitab ada beberapa contoh hubungan orang tua dengan anaknya yang sudah menikah atau mertua dengan menantunya. Seperti dalam Kejadian 26:34-35.
· Dalam Keluaran 18 terjadi hubungan yang harmonis antara mertua dan menantu, yaitu Yitro dan Musa.
· Rut sebagai menantu yang memperhatikan dan mantaati mertuanya, sebaliknya Naomi sang mertua, melakukan hal bijaksana pada menantu, bahkan dianggap Rut sebagai anaknya sendiri (!:12; 2:2; 3:1,16).
· Beberapa sikap diambil dalam menjaga hubungan yang harmonis dengan mertua. Sikap yang pertama adalah mengambil sikap yang positif dan pandangan optimis dalam hubungan dengan mertua. Kedua belajar ngerti kepribadian mertua.
· Mertua boleh memberikan nasihat tetapi biarlah menantu yang mengambil keputusan.
· Setiap individu berbeda dan tidak mungkin sama dengan kepribadian kita. Menantu yang bijaksana belajar untuk merendahkan diri dan menghargai mertuanya untuk dapat menganggapnya sebagai orang tua sendiri.
· Menantu harus belajar untuk menerima apa adanya keberadaan mertuanya. Tidak sealu mertua menjadi musuh, tetapi mertua juga dapat dijadikan teman atau sahabat yang baik dan bijaksana.
0 Comments