Header

RINGKASAN || TEOLOGI PERJANJIAN BARU - LEON MORRIS

 


 

Identifikasi Buku

   Judul buku               : Teologi Perjanjian Baru

   Pengarang                : Leon Morris

   Tahun Terbit             : 2019

   Penerbit                    : Gandum Mas

   Jumlah Halaman       : 506

BAGIAN PERTAMA

TULISAN-TULISAN PAULUS

            Paulus merupakan seorang yang sangat luar biasa. Karya pelayanannya yang sangat luas dan efektif menjadi lebih mudah oleh karena ia akrab dengan dua dunia, yaitu dunia agama Yahudi dan dunia Helenisme bahkan bisa juga memiliki dunia Romawi. Ia seorang Israel, dari keturunan Abraham, dari suku Benyamin (Roma 11:1; bdk II Korintus 11:22), suatu hal yang jelas dia banggakan (Filipi 3:4-6).  Paulus sangat menghargai darah Yahudinya, dia memandang Israel sebagai pemilik “kemuliaan” (Roma 9:4; II Korintus 3:7). Berbeda dengan orang yang berpindah agama dan langsung membenci agamanya yang dulu. Paulus adalah orang Kristen tulen, tetapi ia juga seorang Yahudi yang tulen.

            Paulus adalah seorang warga negara Romawi (Kis 16:37; 22:25-28). Sebagai warga negara Romawi ia terkenal karena ia naik banding kepada Kaisar (Kis 25:11). Karena kewarganegaraan ini juga  mendesak agar orang-orang Romawi taat kepada pemerintah (Roma 13:1-7) da menganjurkan supaya orang berdoa bagi para raja dan bagi semua penguasa (I  Timotius 2:1-3). Jelas bahwa Paulus menghargai warisan yang ia miliki, baik Yunani maupun Romawi.

            Meskipun ia seorang Yahudi, Paulus membuktikan bahwa ia dipanggil untuk bekerja terutama di tengah bangsa-bangsa lain di dunia ini. Ia adalah rasul bagi orang-orang bukan Yahudi (Roma 11:13).

            Mengenai kehidupan Paulus, sering terjadi berdebatan khususnya mengenai tulisan-tulisan yang dibuatnya. Banyak para ahli yang menyatakan bahwa surat-surat Paulus tidak berasal dari rasul Paulus. Cukup banyak para ahli yang meragukan surat Efesus dan surat Kolose, sedangkan Surat kedua Tesalonika juga ditolak oleh beberapa ahli.

            Namun orang Kristen tidak boleh terpengaruh dengan pandangan mereka. Surat ini nyata ditulis oleh rasul Paulus pada masa awal gereja. Meskipun ada keragu-raguan mengenai tahun penulisan beberapa surat, surat Paulus yang pertama, yang masih kita miliki sekarang, pasti sudah ditulisnya sekitar dua puluh tahun sesudah Yesus disalibkan dan kebanyakan surat-suratnya diselesaikan dalam kurun waktu beberapa tahun saja.

            Tulisan Paulus sudah teguh dan kokoh pada abad pertama, kurang dari 20 tahun sejak Yesus mati. Penulis-penulis sesudah Paulus menambah banyak hal, akan tetapi teologi Paulus itu kaya dan padat. Dengan demikian, cukup sulit jika ada yang membantah tulisan-tulisan yang sudah dikanonisasi dalam Alkitab. Karena memiliki bukti kuat dalam tulisannya tersebut.

1.      ALLAH SEBAGAI PUSAT SEGALANYA

Paulus menaruh perhatian yang amat besar kepada Allah. Kebanyakan orang beranggapan bahwa seorang penulis PB akan menulis tentang Allah dan anggapan ini tidak akan salah. Akan tetapi, pada umumnya kita tidak menyadari bahwa Paulus menggunakan nama Allah dengan amat sering. Penggunaan nama Allah olehnya sungguh-sungguh luar biasa. Paulus mengacu pada Allah jauh lebih sering daripada penulis PB berasal dari Paulus.

a.      Allah Esa Yang Mulia

Sama seperti setiap orang Yahudi yang saleh, Paulus adalah seorang penganut monoteisme yang teguh; hanya ada dan hanya dapat ada satu Allah (Roma 3:30; I Korintus 8:4, 6) Allah yang esa dipandang sebagai Bapa bangsanya. (Roma 1:7; I Korintus 1:3), dan Bapa tersebut jelas adalah Allah yang mahaagung. Segala kekayaan, hikmat dan pegetahuan yang dalam adalah milik-Nya (Roma 11:33).

b.      Predestinasi

Paulus terus menandakan bahwa kehendak Allah sedang terlaksana; ia berbicara tentang hal ini berulang kali (misalnya Roma 1:10; 12:2). Inti kebenaran agama Kristen adalah bahwa Kristus telah menyerahkan diri-Nya karena dosa-dosa kita, dan Dia melakukannya menurut kehendak Allah dan Bapa kita (Galatia 1:4), suatu gagasan yang berulang kali diungkapkan ragam hikmat Allah sesuai dengan maksud abadi yang tela dilaksanakan-Nya dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.

c.       Allah Akan Menghakimi

Paulus sering mengatakan bahwa perbuatan-perbuatan jahat tercatat di hadapan Allah. Misalnya, orang-orang yang membanggakan hukum Taurat namun melanggarnya tidak hanya menjadi orang-orang munafik dan meremehkan hukum Taurat, tetapi mereka juga tidak menghormati Allah (Roma 2:23); mereka menyebabkan nama Allah dihujat (ayat 24). Kalau Allah menghendaki supaya melakukan perbuatan baik, itu berarti bahwa Ia tidak bersikap acuh tak acuh terhadap cara hidup kita. Suatu hari Dia akan memanggil kita untuk memberikan pertanggungjawaban atas diri kita (Roma 3:19).

d.      Kasih Allah

Paulus memandang Allah sebagai Allah yang mahaagung, Allah yang menciptakan segala sesuatu dan yang sedang melaksanakan rencana-rencana-Nya di dalam ciptaanm dan tanpa mengenal belas kasihan menghukum mereka yang mencoba menghalangi rencana tersebut. Namun tidak bisa di pungkiri bahwa Dia juga memiliki kasih yang begitu besar. Keadilan dan kasih dapat dipertemukan melalui korban-Nya dikayu salib.

e.       Keselamatan Dari Allah

Allah yang kasih-Nya begitu mendalam tidak akan membiarkan orang-orang berdosa binasa. Seluruh teologi dan pengalaman religious Paulus sepenuhnya didasarkan pada apa yang telah dikerjakan Allah di dalam Kristus demi keselamatan manusia. Allah yang mengawalinya, sebab misteri penjelmaan berasal dari Allah; Ia mengutus Anak-Nya (Roma 8:3; Galatia 4:4).

f.       Kehidupan Orang Kristen

Allah dipandang aktif berkarya berbagai aspek kehidupan bersama dari orang-orang yang sudah diselamatkan. Jemaat adalah jemaat Allah ( I Korintus 1:2: 10:32; 11:22; 15:9). Bentuk jamak “jemaat-jemaat Allah” dalam I Korintus 11:16; I Tesalonika 2:14; II Tesalonika 1:4).

g.      Kerajaan Allah

Injil-injil sinoptis berbicara banyak mengenai “Kerajaan Allah” meskipun ini bukan topik favorit Paulus, tema itu dijumpai juga dalam tulisan-tulisannya. Ia mengatakan bahwa kerajaan ini bukanlah soal makan dan minum, tetapi soal kebenaran dan yang semacam itu (Roma 14:17). Dengan kata lain, kerajaan itu menyangkut soal kualitas atau sifat yang direstui Allah dan bukan soal keinginan manusiawi.

2.      YESUS KRISTUS TUHAN KITA

Banyak orang Kristen biasa menyebut Juruselamat dengan “Kristus,” tetapi kebanyakan orang sama sekali tidak menyadari bahwa kebiasaan tersebut diwarisi oleh Paulus. Berbeda dengan para penulis PB lainnya, Paulus sering menggunakan “Kristus.” Dari 529 kali penggunaan gelar itu dalam PB, 379 kali terdapat pada surat-surat Paulus; jadi proporsi Paulus itu luar biasa, yakni sedikit dibaah 72%. Jumlah tertinggi dalam suatu kitab PB di luar tulisan Paulus adalah 25 kali dalam Kisah Para Rasul (sedangkan Paulus menggunakannya 65 kali dalam Surat Roma, yang lebih singkat). Jelas Paulus sangat berbeda dengan para penulis PB lainnya dalam penggunaan nama itu.

Paulus juga sering menggunakan nama manusiawi yaitu “Yesus”. Ia memakai sebanyak 214 kali (Lebih sering dari penulis lainnya, kecuali Yohanes). Paulus memakai gelar “Tuhan” 275 kali). Ia juga menyebut Yesus “Anak Allah” sebanyak 4 kali dan 13 kali menulis “Anak-Nya sendiri” atau yang semacam itu. Paulus juga memakai istilah lain juga. Terkadang ia menggunakan kata Yesus sebagai Juruselamat (Efs. 5:23), meskipun tidak sering. Masih ada ungkapan-ungkapan lain tetapi saya akan menyinggungnya dalam konteks uraian umum.

a.      Yesus Sang Manusia

Tinjauan singkat atas terminologi Paulus ini sudah cukup untuk menunjukan bagaimana ia memandang amat tinggi pribadi Kristus. Akan tetapi tidak boleh mengabaikan kenyataan bahwa Paulus juga yakin bahwa Yesus benar-benar seorang manusia. Memang benar sesuai dengan tradisi persuratan dalam seluruh PB, Paulus tidak menyingung banyak pristiwa dalam kehidupan Yesus selama di dunia. Akan tetapi, ia berbicara lebih banyak daripada yang kadang-kadang diduga.

b.      Kristus Dan Allah

Paulus melihat bahwa Yesus sebagai manusia sejati. Namun bukan itu perhatiannya yang paling utama. Seluruh hidupnya telah diubah secara drastis oleh perjumpaannya dengan Yesus di jalan menuju Damsyik. Pertemuan tersebut berarti berlalunya seluruh cara hidupnya yang lama dan mulainya suatu kehidupan yang baru, suatu hidup baru yang penuh dengan kekuatan rohani yang menurut Paulus berasal dari Yesus sendiri.

c.       Fungsi-Fungsi Ilahi

Teologi yang diajarkan Paulus megenai Yesus Kristus yaitu dia memandang bahwa Yesus sudah ada didunia sebelum Yesus menjadi Manusia. Tentang batu karang yang dijumpai oleh orang-orang Israel di padang gurun, ia berkata, “Batu karang itu ialah Kristus” (I Kor. 10:4).

d.      Kasih Kristus

Karena begitu erat dikaitkan dengan Allah dank arena Paulus ingin berbicara mengenai kasih Allah, maka tidak menghernakan kalau ia menulis juga tentang kasih Kristus. Hal ini benar terutama karena Paulus melihat salib Kristus sebagai sesuatu yang penting, salib tempat Kristus mati demi kasih-nya kepada umat manusia yang berdosa.

3.      KARYA PENYELAMATAN OLEH ALLAH MELALUI KRISTUS

Perjalanan Paulus ke Damsyik memiliki arti yang sangat penting bagi Paulus. Karena Yesus menampakan diri kepada-Nya sehingga Paulus bertobat 180 drajat. Saat itu ia meyakini bahwa Yesus Mahatinggi.

a.      Budak Dosa

Dosa mempunyai banyak segi. Paulus menggunakan macam-macam istilah untuk menjelaskan hal tersebut. Paulus menggunakan kata dosa (hamartia) sebanyak 64 kali, 48 dari antaranya muncul dalam kitab Roma, yakni surat Paulus ketika ia membicarakan tentang dosa.

b.      Hukum

Salah satu konsepsi dasar Paulus yang penitng adalah hukuman. Ia memakai kata”hukum” (nomos­) 119 kali, jadi lebih dari setengah dari seluruh penggunaan kata itu dalam PB yang mencapai jumlah 191 itu (62%)

c.       Kematian

Kematian terjadi akibat dosa, ini tidak dapat dihindari bagi hidup manusia. Namun berbeda dengan pandangan Paulus. Ia  memandang mati dari sisi dosa yang sudah Adam lakukan sehingga mendatangkan kematian dalam dunia.

d.      Murka Allah

Allah tidak memandang dosa sebagai soal biasa. Dosa membawa orang-orang kepada apa yang disebut Paulus “murka Allah” atau sekedar “murka” saja. Murka ini dinyatakan dari surga ke atas segala kefasikan dan kelaliman (Roma 1:18).

e.       Penghakiman

Paulus yakin mengenai adanya penghakiman yang berlangsung di sini dan sekarang dan yang akan berlangsung dalam skala terbesarnya pada akhir zaman.

f.       Salib

Paulus menulis kepada orang-orang Korintus bahwa ketika dia datang pertama kali ke kota mereka, ia telah memutuskan “untuk tidak mengetahui apa-apa di antara kamu selain Yesus Kristus, yaitu Dia yang disalibkan (I Korintus 2:2).

g.      Pembebasan

Pada bagian yang terdahulu sudah dilihat bagaimana para pendosa, dipandang dari berbagai sudut, ada dalam suatu keadaan tanpa harapan. Akan tetapi, bagaimana pun dipandang keadaan mereka, menurut jawabannya adalah Salib.

h.      Pembenaran

Paulus banyak sekali menggunakan kategori hukum untuk melukiskan pembenaran, khususnya dalam suratnya kepada jemaat di Roma dan Galatia. Akhir-akhir ini istilah pembenaran banyak didiskusikan orang dan istilah tersebut mendapat tafsiran yang beranekaragam.

4.       HIDUP DALAM ROH

     Ada dua perbedaan yang penting dalam cara orang Kristen memahami kehadiran Roh. Perbedaan pertama muncul dari kenyataan bahwa orang-orang kuno pada umumnya menganggap roh ilahi itu muncul dari kenyataan bahwa orang-orang kuno pada umumnya menganggap roh ilahi itu hanya turun ke atas segelintir orang terkemuka. Peristiwa tersebut merupakan suatu pengalaman paling luar biasa, yang hanya berlaku untuk mereka yang dekar dengan dewa-dewa. Akan tetapi, orang-orang Kristen menandaskan bahwa semua orang percaya memiliki Roh itu. Dengan demikian Paulus mengatakan orang yang hidupnya dipimpin oleh Roh Allah maka dia adalah anak Allah (Rm. 8:14).

BAGIAN KEDUA

INJIL-INJIL SINOPTIK DAN KISAH PARA RASUL

            Jika msetiap orang percaya memusatkan perhatian pada apa yang dikerjakan dan dikatakan oleh Yesus, mungkin mengabaikan fakta bahwa setiap penginjilan adalah seorang teolog. Sebaliknya, kalau berusaha menunjukan sumbangan masing-masing penginjilan, mungkin memberikan kesan seakan-akan apa yang dikatakan dan dilakukan oleh Yesus tidaklah banyak.

            Setiap penginjil mempunyai prespektif teologisnya sendiri, tetapi janganlah berpikir, bahwa teologi dari masing-masing penulis itulah yang paling penting dalam kitab Injil yang mencantumkan nama mereka. Mereka tidak genius dalam teologi dengan mengemukakan serangkaian ide-ide orisinil yang unik demi pembangunan umat beriman.

            Lebih lanjut dalam studi injil diperkirakan bahwa kitabkitab Injil itu memberikan informasi yang dapat dipercaya tentang Yesus. Ada sementara penafsir yangbegitu mekankan peranan jemaat dalam meneruskan tradisi yang dimasukkan dalam kitab-kitab Injil itu, sehingga Yesus menjadi tidak berarti. Bahwa peranan yang dimainkan oleh jemaat itu penting, tidak perlu diragukan lagi kebenarannya

5.      INJIL MARKUS

      Markus tidak membuang-buang waktu dengan memberi tahu tentang apa yang hendak ia tulis. Ia mengawali karyanya dengan kata-kata “Inilah permulaan Injil tentang Yesus Kristus, anak Allah.” Menurut markus inilah segala-galanya, dan apa yang telah dimulai itu ia definisikan sebagai Injil.

        Allah mempunyai kabar baik bagi umat percaya. Dengan demikian penting bahwa setaip mereka memberikan tanggapan yang sepantasnya. Pemberian awal oleh Yesus diringkas dalam (1:15) Setiao orang tidak boleh memandang Injil sebagai timbul karena keadaan Palestina abad pertama aatu karena kegiatan manusia lainnya. Injil itu ditentukan hanya oleh Allah.

       Dengan mengingat apa yang dikerjakan Allah dan yang akan dikerjakan-Nya, Yesus menantang orang-orang untuk memberikan tanggapan; mereka harus bertobat dan percaya. Bertobat berarti menerima kenyataan bahwa manusia telah melakukan apa yang seharusnya tidak boleh dilakukan dan melalaikan apa yang seharusnya dilakukan.

6.      INJIL MATIUS

      Kesan pertama yang paling mencolok dalam Injil Matius ketika beralih dari Injil Markus ke Injil ini adalah sangat meningkatnya jumlah ajaran Yesus. Matius memasukan hampir seluruh Injil kedua ke dalam tulisan sepanjang satu setengah kali Injil Markus, dan sebagian besar dari bahan yang lebih itu merupakan ajaran.

      Ada sifat keyahudian pada Injil ini, sebagaimana yang dilihat, misalnya dalam penekanan Matius pada penggenapan dari apa yang tertulis dalam Kitab Suci. Begitu juga Matius menyebut soal-soal Yahudi seperti pajak bait Allah (17:24) dan tali sembhayang (23:5); ia berbicara soal keabsahan hukum Taurat (5:18-19); ia mengatakan bahwa ajaran orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat (meskipun bukan teladan hidup mereka) patut diikuti (23:2-3).

7.      INJIL LUKAS DAN KISAH PARA RASUL

      Pada umumnya orang sepakat bahwa pengarang yang sama yang telah menulis Injil Lukas dan Kisah Para Rasul. Ini menjadikan pengarang tersebut seorang tokoh yang amat penting dalam studi PB, sebab kedua tulisannya itu bersama-sama merupakan lebih dari seperempat bagian PB secara keseluruhan. Pengarang ini memberikan sumbangan paling besar di antara para pengarang lainnya, dan, lepas dari fakta tentang inspirasi ilahi pun, banyaknya tulisan orang itu saja sudah mengharuskan kita untuk memberikan perhatian yang serius kepada apa yang ditulisnya.

      Sepanjang sejarah gereja mengakui Injil Lukas dan KPR ditulis oleh dokter Lukas, tidak ada alasan kuat untuk meragukan hal ini. Biasanya Lukas dianggap sebagai seorang sejarawan, dan kebanyakan diskusi mengenai dia berkisar pada soal seberapa baiknya dia sebagai sejarawan.

      Dewasa ini orang lebih menyadari bahwa ia harus dipandang sebagai seorang teolog penting, tidak peduli apa jasanya sebagai seorang sejarawan. Namun ini bukanlah pandangan yang diterima oleh semua orang. Misalnya pandangan Vincent mengatakan bahwa Lukas pada hakikatnya bukan seorang teolog. Bertentangan dengan pendapat itu dapat memberkan pernyataan J. Christian Beker bahwa Lukas adalah seorang teolog ulung dan pernyataan J. D. G. Dunn bahwa Lukas adalah salah seorang dari “tiga teolog besar PB.

BAGIAN KETIGA

TULISAN-TULISAN YOHANES

      Salah satu persoalan yang amat sulit dalam PB timbul dari tulisan-tulisan Yohanes. Injil Yohanes, ketiga suratnya dan kitab Wahyu. Menurut pendapat tradisional semua tulisan itu berasal dari satu pengarang, dan pengarang  itu adalah rasul Yohanes. Dewasa ini pandangan semacam itu sudah ditinggalkan banyak orang. Sedikit  yang memandang karya-karya itu sebagai karya seorang rasul. Ada kecendrungan kuat untuk menganggap bahwa ada satu golongan “Yohanes”, yakni sekelompok orang Kristen mula-mula yang memiliki pandangan-pandangan yang sama, tetapi yang berbeda – katakanlah – dengan Paulus dan dengan orang-orang yang berpikir seperti Paulus, atau dengan kelompok orang Kristen lainnya yang pandangan mereka terangkum dalam gagasan-gagasan pada Injil Sinoptis.

8.      INJIL YOHANES: AJARAN KRISTUS

      Orang sepakat bahwa Injil Keempat merupakan salah satu kitab yang amat penting yang pernah ditulis orang. Pengertiannya atas jemaat Kristen dan dunia luar tak terkirakan. Injil itu telah mendorong lahirnya banyak tulisan, dan masalah yang mengagumkan dari penelitian tulisan-tulisan Yohanes adalah  kenyataan ini.

9.      INJIL YOHANES: ALLAH SANG BAPA

      Yohanes memandang Allah sebagai Bapa dan ia konsisten pada konsep ini. Ia memakai istilah “Bapa” sebanyak 137 kali (pada urutan kedua dalam soal jumlah); Markus 18 kali, sedang Lukas 56 kali. Jadi, Yohanes memakai istilah itu dua kali lebih sering daripada orang yang menduduki urutan kedua dalam hal seringnya memakai istilah itu. Paling sering Yohanes memakai istilah tersebut untuk Allah (122 kali). Karena oengaruh Yohaneslah maka jemaat berbicara tentang Allah sebagai “Bapa” dengan cara yang sangat khusus. Para penulis lain tersebut berbuat demikian juga, akan tetapi hal itu tidak terlalu dominan seperti pada Yohanes. Dia memakai kata “Allah” sebanyak 83 kali, jumlah yang lumayan tinggi. Akan tetapi istilah yang menjadi kekhasannya ialah “Bapa”.

10.  INJIL YOHANES: ALLAH ROH KUDUS

      Yohanes menyajikan beberapa ajaran yang amat penting mengenai Roh Kudus. Ia mulai dengan kesaksian Yohanes Pembaptis yang “melihat Roh turun dari langit seperti merpati, dan Ia tinggal diatas-Nya” (1:32). Semua Injil Sinoptis mengisahkan apa yang dikatakan Yohanes Pembaptis tentang peristiwa itu. Yohanes memberikan satu hal rinci yang tidak terdapat dalam Injil-Injil Sinoptis, yakni bahwa Roh kudus tinggal pada Yesus. Pelayanan Yesus di muka umum tidak hanya diawali dalam kuasa Roh Kudus, tetapi Roh itu menyertai Dia dalam seluruh pelayanannya.

11.  INJIL YOHANES: HIDUP KRISTEN

      Yohanes menaruh perhatian cukup besar pada cara memasuki hidup baru yang dimungkinkan oleh karya Allah dalam diri Kristus. Ia menaruh perhatian juga pada segala yang diperlukan kalau dimulai menghayati hidup Kristen. Hidup merupakan konsepsi dasar yang penting dalam tulisan Yohanes. Kata itu sendiri dipakai sebanyak tiga puluh enam kali dalam Injil keempat, tiga belas kali dalam surat-surat Yohanes, dan tujuh belas kali dalam kitab Wahyu. Di luar tulisan Yohanes, kata itu paling banyak dipakai dalam Surat Roma, yakni empat belas kali; tempat kedua diduduki Injil Matius, yakni tujuh kali.

      Yohanes memakai juga kata kerja “hidup” sebanyak tujuh belas kali. Hal ini membuktikan bahwa Yohanes tidak hanya biasa tetapi sering menaruh minat pada hidup sebagai suatu konsepsi Kristen. Tujuh belas kali dalam Injilnya ia berbicara tentang hidup kekal, namun rupanya ia tidak konsisten dalam membedakan “hidup” dan “hidup kekal.” Pengertian yang lebih lengkap mengenai kata sifatnya menjadikan hidup Kristen itu begitu istimewa, sehingga kalau ia berbicara tentang hidup, maka yang dimaksud olehnya adalah hidup kekal, entah ia memakai kata sifat “kekal” atau tidak. Tentu saja masih banyak hal yang harus dikatakan mengenai hidup Kristen jika ia tidak memakai istilah “hidup” yang khas itu.

12.  WAHYU YOHANES

      Dewasa ini, kebanyakan orang Kristen menganggap kitab Wahyu itu kitab yang sulit, karena di dalamnya ada penglihatan-penglihatan yang hidup, binatang-binatang yang aneh, dan rangkaian metrai, sangkakala dan cawan, dan juga ada simbolisme yang tidak lazim pada waktu gerakan Kristen dimulai, namun sekarang tidak dipakai orang lagi. Karena itu dibutuhkan suatu usaha khusus apabila mau memahami apa yang dikatakan penulis kepada pembaca. Yohanes mengawali kitabnya dengan “inilah wahyu Yesus Kristus” Yohanes beberapa kali menyebut kitab ini adalah kitab nubuat (1:3; 22:7, 10, 18-19). Ia memakai bentuk sastra apokaliptis untuk menyampaikan firman Allah (1:2) kepada zamannya.

      Kitab Wahyu ditulis untuk sekelompok kecil orang Kristen yang menjadi bingung karena pertanyaan-pertanyaan semacam itu. Pada dasarnya kitab ini berbicara tentang teologi kekuasaan. Sebenarnya yang mau dikatakan oleh penulis adalah sebagai berikut: Kalian hanya melihat sebagian situasinya. Kalau kalian bisa melihat kebalik peristiwa-peristiwa itu, kalian akan melihat bagaimana Allah sedang melaksanakan rencana-Nya dan pada waktu yang ditetapkan-Nya Ia akan mengalahkan secara telak segala kejahatan. Keselamatan yang Dia kerjakan di Kalvari tidak akan gagal mencapai tujuannya.”

BAGIAN KEEMPAT

SURAT-SURAT UMUM

            Surat-surat umum biasanya disebut sebagai surat-surat Katolik. Berbeda dengan surat-surat Paulus, surat-surat ini tidak ditujukan kepada jemaat-jemaat tertentu, sehingga kita harus menduga-duga, berdasarkan  isinya mengenai siapa yang menjadi tujuan dari surati ini.

            Surat kepada orang Ibrani merupakan surat yang paling panjang diantara tulisan-tulisan ini dan harus dianggap salah satu tulisan yang paling penting dalam PB. Surat petrus yang kedua dan surat Yudas biasanya tidak terlalu dihargai. Akan tetapi kitab-kitab ini merupakan bagian dari kanon PB, dan jika ingin benar-benar memahami hakikat teologi PB, haruslah diperhatikan juga apa yang dikatakan kedua kitab ini. paling tidak isi dari kedua kitab ini mengingatkan setiap oran percaya bahwa tidak semua orang dalam jemaat PB berkemampuan seperti Paulus atau seperti Yohanes. Paling tidak orang akan rugi jika mengabaikan kitab ini.

13.  SURAT KEPADA ORANG IBRANI

      Surat Ibrani adalah surat yang berbeda dengan surat lainnya dalam Perjanjian Baru. Secara konsisten surat ini membicarakan persoalan-persoalan orang Yahudi, dan pandangannya tentang Kristus sebagai Imam Besar Agung tidak terdapat dalam surat-surat lainnya. Ada banyak perdebatan tentang siapakah pengarangnya dan siapakah penerima asli surat ini. Akan tetapi, bisa dipelajari ajaran surat ini tanpa masuk terlalu jauh ke dalam masalah-masalah pelik ini.

14.  SURAT YAKOBUS

      Surat Yakobus adalah penekananya yang kuat pad acara hidup yang benar; hal ini membuat sementara orang berpikir bahwa penulis tidak begitu berminat pada teologi. Tetapi ini suatu kesimpulan yang tidak tepat. Yakobus sama sekali tidak meragukan pentingnya hidup yang betul-betul konsekuen dengan agama Kristen yang dipeluk orang; tetapi hal ini tidak didasarkan pada suatu prinsip filosofis yang umum, melainkan pada keyakinan-keyakinan teologis. Biarpun suratnya pendek saja, terbukti ia mengenal begitu banyak kitab PL dan memliki pengetahuan yang luas tentang ajaran Yesus. Apa yang ditulis mengalir dari latar belakang ini.

      Yakobus adalah seorang monoteis (2:19); ia melihat Allah aktif bekerja. Setiap orang percaya hendaknya meminta hikmat, “memilih orang-orang yang dianggap miskin oleh dunia ini untuk menjadi kaya dalam iman” (2:5); nas ini berbicara tentang kepedulian Allah terhadap orang miskin sekaligus tentang iman yang merupakan anugrah-Nya. Manusia diciptakan menurut rupa Allah (3:9); tentu saja hal ini mengandung implikasi bagi cara hidup yang harus mereka jalani; misalnya, tidak baik kalau orang mengutuk orang lain. Allah itu selalu benar, dan ia menuntut kebenaran daru umat-Nya. Ia tidak dapat dicobai oleh yang jahat, dan ia tidak dapat mencobai seorang pun (1:13). Yakobus mengharapkan agar setiap pembaca untuk lamban marah, sebab amarah manusia tidak mengajarkan kebenaran dihadapan Allah (1:19-20). Yakobus lebih menekankan praktek hidup orang beriman, dengan demikian ia mengakatan iman tanpa perbuatan adalah mati.

15.  SURAT PERTAMA PETRUS

      Menjadi orang Kristen abat pertama tidaklah mudah, tetapi ada waktu-waktu tertentu ketika hal itu sangat sukar, dan surat ini ditulis pada waktu semacam itu. Para penerima surat ini ditulis pada waktu semacam itu. Para penerima surat ini ada dalam bahwa penderitaan justru karena mereka menjadi orang Kristen (4:16).

      Orang Kristen kemungkinan menderita hanya karena berbuat baik. Namun tidak ada kelebihan apa-apa, jika orang menderita dengan sabar apa yang memang sudah sepantasnya ia tanggung; hanya orang yang berbuat baik namun menderita oleh karena kebaikannya, akan menerima pujian dari Allah (2:20).

      Dengan demikian, jangan berpikir bahwa I Petrus adalah surat yang secara kebebetulan saja ditujukan kepada orang-orang menganggur yang akan menghargai beberapa pernyataan tidak berarti yang dipilih dengan baik. Penulis benar-benar sadar bahwa para pembacanya ada dalam bahaya, dan ia menulis surat kepada mereka dengan menyadari sepenuhnya akan situasi mereka yang memperhatikan. Dengan hati-hati ia memilih kata-kata yang tepat, karena ia tahu hanya hal yang mengandung kebesaran abdi akan berguna di sini. Ia mengemas sejumlah besar ajaran Kristen yang mendasar dalam lima pasal yang merupakan semacam kompas kecil.

16.  SURAT KEDUA PETRUS

      Dalam surat ini Petrus memusatkan perhatiannya pada beberapa topik. Ia mulai dengan keselamatan yang dianugrahkan Allah dalam Kristus dan cara hidup yang seharusnya mewarnai kehidupan orang yang telah mengalami keselamatan ini. Kemudian ia melanjutkan pembicaraannya dengan kesaksian para nabi dan Kitab Suci, lalu masalah yang timbul karena munculnya guru-guru palsu, dan akhirnya mengenai Parousia yang tertund itu.

      Petrus menyebut para pembacanya sebagai “mereka yang bersama-sama dengan kamu memperoleh iman oleh karena keadilan Allah dan Juruselamat, Yesus Kristus (1:1). Ia menulis bagaimana Kristus berinisiatif untuk menimbulkan iman dan ia menguraikan karya Kristus dari segi kebenaran, jadi mirip dengan cara Paulus.

      Petrus menyebut bahwa Yesus sebagai Allah dan Juruselamat. Dengan pernyataan tersebut hampir pasti ia menyebut Yesus “Allah.” Petrus memberi Yesus kedudukan yang tinggi. Ia hampir selalu menggunakan kombinasi nama “Yesus Kristus” dan sering kali menggabungkannya dengan sebutan “Tuhan.”

17.  SURAT YUDAS

      Surat Yudas dan II Petrus memiliki kesamaan. Dengan demikian para ahli telah membicarakan hubungan kedua tulisan tersebut. Pada umumnya para ahli berpendapat bahwa Surat Yudas ditulis lebih dahulu, dan bahwa II Petrus bergantung pada surat Yudas. Faktanya terdapat banyak hal yang sangat mirip antara satu sama lain yang dibahas kedua penulis tersebut.

      Dalam II Petrus, terdapat kemripan yang begitu banyak. Kecuali ketiga ayat pertama dan tujuh ayat terakhir. Kedua penulis berhadapan dengan para pengajar sesat yang berusaha menyelewengkan ajaran yang benar, dan kedua penulis ini menulis untuk meluruskan situasi. Sebenarnya Yudas ingin menulis tentang keselamatan (ayat 3), namun karena kebutuhan yang mendesak saat itu maka ia terpaksa menangani situasi saat itu.

      Memang ada masalah mengenai tulisan singkat ini, namun mungkin cukup kalau dikatakan bahwa banyak hal yang dibahas di sini sama dengn II Petrus. Surat Yudas menekankan pentingnya iman yang benar dan cara hidup yang lurus. Pada akhirnya Yudas berharap bahwa Allah dalam kristus akan menjaga setiap orang percaya agar tidak jatuh dan akhirnya membawa orang percaya tanpa noda kehadapan-Nya (ay 24-25).

 

 

-       

Post a Comment

0 Comments