Bukan Cinta Biasa
Kejadian 29:1-30
Seakan-akan menemukan secercah harapan, saat Yakub bertemu dengan Rahel, ia menciumnya dan menangis dengan suara keras.
Dengan bergegas, Rahel bercerita tentang Yakub kepada ayahnya, Laban (12). Tanpa berlama-lama, Laban pun menyambut Yakub dengan sepenuh hati (13). Setelah sebulan lamanya, Laban tak tega melihat Yakub yang seakan-akan bekerja secara gratis sehingga ia menawarkan upah yang sesuai keinginan Yakub (15). Ternyata upah yang diharapkan Yakub adalah putri bungsu Laban, yakni Rahel. Bahkan kesungguhan hatinya untuk meminang Rahel ditunjukkan dengan kerelaannya untuk bekerja bagi Laban selama tujuh tahun (16-18).
Siapa sangka, Yakub yang sebelumnya menipu Ishak, ayahnya, akhirnya tertipu oleh Laban, pamannya. Setelah tujuh tahun, bukannya Rahel yang diberikan untuk menjadi istrinya, melainkan Lea (23, 25).
Namun, kisah hidup Yakub tidak berhenti sampai di situ. Meski ia harus bekerja tujuh tahun lagi, pada akhirnya Yakub mendapatkan pujaan hatinya, Rahel. Alkitab mencatat bahwa ia sangat mencintai Rahel (30).
Sekilas kita berpikir bahwa ini adalah kisah cinta Yakub. Namun, lebih dari itu, peristiwa ini termasuk sebagai rangkaian penggenapan janji Tuhan kepada Yakub. Melalui kisah ini, kita kembali diingatkan bahwa Tuhan turut bekerja dalam proses kehidupan kita, termasuk pembentukan rumah tangga.
Bagi kita sebagai orang percaya, keluarga bukanlah sekadar hasil usaha yang berasal dari keinginan manusia. Tuhan turut bekerja dalam setiap keputusan yang kita buat, termasuk saat kita memilih pasangan hidup dan membentuk sebuah keluarga. Keterlibatan Tuhan dalam kehidupan rumah tangga umat-Nya adalah untuk menggenapi setiap janji-Nya.
Cinta adalah anugerah dari Tuhan bagi setiap rumah tangga, bukan untuk memuaskan hasrat manusia, melainkan untuk menggenapi rencana-Nya dan menghadirkan kasih-Nya. Maka, walaupun kita merasa diri kita masih jauh dari sempurna, teruslah mencari kehendak Tuhan bagi rumah tangga yang akan atau yang sedang kita bangun. 🙏
0 Comments