Karya Tuhan Baik
Keagungan penciptaan
terlihat dengan nyata pada sabda pembukanya “pada mulanya Allah menciptakan langit
dan bumi” semua yang ada di bawah kolong langit ini merupakan karya ilmiah dan
karya seni Allah yang tiada duanya. Dari ketiadaan, kekosongan, dan ketiadaan
bentuk, Allah mencipta, mengisi, dan mengatur alam semesta ini.
Seperti seorang maestro
karya seni memandang karya-karyanya itu dengan perasaan senang dan puas,
demikianlah Sang Pencipta memandang karya akbar-Nya dan mengomentariny sebagai
baik (ayat 4, 10, 12). Betapa brilian pikiran penciptaan yang ada di benak
ilahi, sungguh tidak dapat disamai oleh pikiran-pikiran manusia yang pernah
menjejak dan mengukir sejarah dunia ini karena semua pikiran manusia hanya
meneruskan dan mengembangkan dari fondasi yang Allah sudah letakkan.
Pada tiga hari pertama
Allah menciptakan dan mengatur wadah untuk kehidupan. Di hari pertama, Allah
menciptakan terang untuk menjadi wadah waktu bagi kehidupan: yaitu siang dan
malam. Tanpa terang, tiada kehidupan. Hari kedua dan hari ketiga merupakan
pengaturan yang begitu rapih dan sistematis dari dunia ciptaan ini. Pemisahan
air di langit dari air yang di bawah langit menciptakan ruangan untuk makhluk udara
dan makhluk air. Sedangkan daratan dengan berbagai tumbuhan di dalamnya
diciptakan dan diatur agar menjadi tempat yang indah dan asri bagi penghuninya,
berbagai makhluk hidup darat dan terutama manusia.
Tuhan menciptakan
semuanya ini, bersama dengan ciptaan-ciptaan yang lain di tiga hari berikutnya
sebagai konteks bagi manusia mengembangkan diri dan melayani Tuhan serta
sesama. Tugas manusia sebagai ciptaan tertinggi adalah memelihara dan menjaga
keasrian dan keharmonisan ciptaan. Manusia bertanggung jawab untuk turut serta
menggumuli bahkan mencari jalan keluar bagi penyesalan masalah seperti
pemanasan global, kerusakan ekosistem, dan pembaruan paru-paru dunia
0 Comments