Studi yang Secara Eksplisit Kristosentris
Terdapat pandangan para pakar
teologi yang meyakini ke Kristosentriasan Tabernakel, didasari ayat-ayat
eksplisit yang menyatakan bahwa objek utama PL ini adalah Kristosentris. Karena Kristus pusat dari semua yang ada
termasuk Tabernakel. Yesus pusat dalam Tabernakel, karena ia telah
menggenapi Tabernakel melalui kehadirannya di dunia ini. Menurut Conner dan
Malmin, pemusatan pokok bahasan Alkitab berada di sekitar pribadi serta karya
Anak Allah dalam Perjanjian Lama. Dalam salah satu kitab sejarah Perjanjian
Lama yakni kitab Keluaran, selain Kristus digambarkan sebagai penyelamatan,
pengantara, pemberi hukum, imam besar, dan anak domba Paskah juga “Kemah Suci
Allah dan manusia.
Dengan
demikian bahwa kehadiran Yesus menjadi center atau pusat untuk dunia ini,
tetapi karena keberdosaan manusia sehingga manusia tidak dapat mengenal Allah
secara benar. Sehingga kehadiran Yesus pun banyak yang menolak dan tidak
mengakuin-Nya sebagai Tuhan dan Juruselamat.
Metode Penafsiran Yahudi Par’des
Metode penafsiran Yahudi disebut dengan Par’des. Penjelasan ringkasnya adalah
metode penafsiran empat tahap dimana Par’des
merupakan “akronim” sesuai huruf-huruf Ibrani yang diwaklinya, Pe – resh – dalet- Samekh. Huruf Pe mewakili tahap pertama penafsiran
yang disebut Peshat, yaitu arti yang
jelas, langsung, dalam Hermeneutika dikenal dengan prinsip arti literal atau
arti normal/biasa.
Mengkaji secara
Teologis
Keserupaan
oknum, benda, kegiatan, dan peristiwa di dalam Perjanjian Lama dengan
Perjanjian baru itulah dasar pemikiran yang rupanya menjadi konsep gambaran
atau yang lazim disebut sebagai “tipe” Menurut Berkhof memang Perjanjian Lama
dihubungkan satu sama lain dengan Perjanjian Baru sebagai “tipe” dan ”anti
tipe.” Lebih lanjut seperti dikatakan oleh Jakob Van Brugen bahwa dengan
istilah tipe ini, akan memudahkan dalam membatasi diti terhadap eksegesis
alegoris yang menghilangkan sifat historis suatu teks.
Dasar Alkitab
Tipe
ditunjukan oleh kata “tupos” jelas
terdapat di dalam Alkitab dan memang berarti “tipe.” Dalam Perjanjian Lama kata
ini merupakan terjemahan LXX dari kata Ibrani “tobniyth” dalam teks BHS. Kata tupos
khususnya terdapat pada Roma 5:14, dimana ayat ini merupakan contoh “tipe”
Alkitab yang dinyatakan secara jelas, terlebih lagi karena “tipe” di dalam ayat
ini secara terang-terangan menunjuk kepada pribadi Kristus.
Tipologis
Tabernakel
Dalam
menunjukan apakah Tabernakel dapat disimpulkan sebagai sebuah tipe, kembali
penulis mengajukan pendapat Hasan Sutanto yang mengutarakan bahwasannya
diantara jenis-jenis “tipe” yang ada, Kemah Suci bersama perlengkapan di
dalamnya adalah suatu “tipe” berjenis benda.
Dengan demikian Tabernakel dalam Perjanjian
Lama yang didirikan oleh Musa menurut perintah Tuhan yaitu merupakan tipologis
dari Kristus yang akan datang kedunia, semua yang ada didalamnya juga merupakan
tipe dari kedatangan Kristus.
Pengkajian Simbol
Pengkajian simbol tidak seperti pengkajian tipologis yang dinyatakan Alkitab secara eksplisit, karena tidak ada ayat yang mengandung kata “simbol” atau lambing. Hanya secara implisit nampaknya ada ayat dan model di dalam Alkitab yang dapat dinyatakan menunjukan adanya simbolisme di Perjanjian Lama, namun ada dasar historis menyangkut wilayah Israel di PL. Dalam Perjanjian Lama biasanya menggunakan tulisan dan gambar.
Simbolis Tabernakel
Dalam
konteks Tabernakel, surat Ibrani adalah surat Perjanjian Baru yang banyak
menyinggung mengenai Tabernakel dengan sistem keimaman dan pengurbananya. Surat
Ibrani adalah kitab yang menyatukan Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru dalam
pribadi dan karya Yesus Kristus. Bagi jemaat, khususnya orang Ibrani atau
porselit yang memahami Taurat, surat ini menjelaskan pemahaman baru.
0 Comments