YITRO-MUSA
Dalam
Perjanjian Lama, Musa pemimpin besar bangsa Israel mengakui bahwa mentoring
merupakan satu hal yang penting dalam perjalanan kehidupan. Secara eksplisit Musa berkata: “Berkatalah Musa kepada-Nya: "Jika
Engkau sendiri tidak membimbing kami, janganlah suruh kami berangkat dari sini. (Kel. 33:15).” Ayat tersebut secara
prinsip mengajarkan kepada setiap orang percaya bahwa pada umumnya seseorang
membutuhkan mentor untuk mencapai tujuan.
Alkitab
mencatat bahwa Yitro (mertua Musa) sangat peduli dengan peran dan tugas Musa,
sehingga Yitro mengamati secara kritis dan menyatakan bahwa cara kerja Musa
akan sangat melelahkan (Kel. 18:17-18). Sebagai mertua sekaligus mentor Musa
dalam memimpin bangsa Israel, Yitro memberi saran kepada Musa agar memilih para
pemimpin dari antara umat Israel untuk membantu Musa dalam mengerjakan tugasnya
dengan ketentuan: Cakap, takut akan Allah, dapat dipercaya, dan membenci
pengajaran suap (ay. 21). Musa menyadari bahwa hal yang disampaikan oleh Yitro
adalah baik dan berguna bagi kepemimpinannya sehingga Musa menerima saran yang
disampaikan Yitro. Lalu Musa segera memilih dan mengangkat pemimpin seribu, pemimpin
seratus, pemimpin lima puluh orang, dan pemimpin sepuluh (Kel. 18:25-26).
Berdasarkan hal tersebut, peneliti
melihat bahwa Yitro bukan saja menjadi mertua bagi Musa, tetapi juga menjadi
mentor bagi Musa pada saat itu. Strategi yang Yitro berikan kepada Musa
membantunya untuk menjalankan kepemimpinannya. Itu artinya mentor memiliki
peran penting dalam membimbing seseorang untuk mencapai keberhasilan. Selain
itu, yang lebih menarik lagi yakni bahwa seorang pemimpin besar saja masih
membutuhkan arahan dan bimbingan dalam mengemban tugas dan tanggung jawabnya
sebagai pemimpin. Hal ini membuktikan bahwa peran mentor sangat penting bagi kehidupan
orang percaya.
0 Comments