Defenisi Pengilhaman Alkitab
Menurut Dr. Harun Hadiwijono kata yang diterjemahkan dengan “diilhamkan” adalah theopneustos, yang secara harafiah yang berarti: dihembus, dimasuki angin, atau nafas Allah. maka ungkapan “tulisan yang diilhamkan” berarti: tulisan yang ke dalamnya atau ditiupkan nafas dari Roh Allah.
Dalam Matius 1:22 mengatakan bahwa
Maria melahirkan Tuhan Yesus supaya genaplah yang difirmankan Tuhan oleh nabi,
yaitu apa yang dinubuatkan oleh Nabi Yesaya (Yesaya 7:14). Di dalam ayat-ayat
ini disebutkan bahwa Tuhan Allah berfirman oleh para nabi dengan memakai mulut
nabi sebagai perantara untuk menyampaikan maksud Tuhan. Didalam 2 Petrus 1:21
mengatakan bahwa nubuat-nubuat dalam Kitab Suci
tidak boleh ditafsirkan menurut kehendak sendiri sebab tidak pernah
nubuat dihasilkan oleh kehendak manusia, tetapi oleh dorongan Roh Kudus
orang-orang berbicara atas nama Allah atau dengan kata lain para nabi yang
dipakai Tuhan untuk menubuatkan kehendak-Nya didorong dan dipimpin oleh Roh
Kudus untuk segala orang beriman. Dua hal yang tampak jelas dari kutipan ayat
diatas yaitu :
a. Bahwa Tuhan Allahlah yang berfirman, Dialah yang
memiliki gagasan.
b. Bahwa manusia (yaitu para nabi atau rasul)
berkata-kata atau menulis karena didorong oleh Roh Kudus.
Menurut Charles C. Ryrie pengilhaman adalah Allah mengawasi sedemikian rupa sehingga para penulis Alkitab itu menyusun dan mencatat tanpa kekeliruan pesan-Nya kepada manusia dalam bentuk kata-kata pada penulisan aslinya.
Kata kunci dalam definisi tersebut yaitu :
1. Kata “mengawasi” memberikan peluang adanya hubungan
antara Allah dengan para penulis dan bahan yang beragam serta meliputi
penjagaan agar para penulis menulisnya dengan teliti.
2. Kata “menyusun” menunjukkan bahwa para penulis
bukanlah penulis yang pasif yang sekedar mencatat apa yang Allah dektekan,
tetapi justru penulis aktif menyusun.
3. “tanpa keliru” menyatakan penegasan Alkitab sebagai
kebenaran (Yohanes 17:17).
Beberapa hal harus dicatat bahwa oleh karena Kitab Suci dinafaskan oleh Allah, maka hal itu menekankan asal dari Kitab Suci yaitu Allah. Keseluruhan Kitab Suci dinafaskan oleh Allah. Paulus menyimpulkan bahwa PL dan PB dinafaskan oleh Allah, memiliki asal dari Allah bukan manusia.
Pembelaan yang paling kuat untuk
inspirasi verbal secara keseluruhan dari Kitab Suci adalah kesaksian dari Yesus
Kristus. Yesus bersaksi atas inspirasi dari keseluruhan Kitab Suci, beragam
kitab-kitab dari PL dan setiap kata-kata dari Kitab Suci sebagai yang dicatat
dalam Kitab aslinya. Fakta bahwa Yesus mendasarkan argumentasi-Nya pada
kata-kata yang rinci dari Kitab Suci menyaksikan pandangan-Nya yang tinggi pada
Kitab Suci sebagai tambahan, Paulus mengakui bahwa semua Kitab Suci dinafaskan
oleh Allah ; manusia adalah alat yang pasif yang dipimpin oleh Allah dalam
aktivitas dan dipimpin oleh Roh Kudus dalam penulisan Kitab Suci tersebut.
0 Comments