Header

RINGKASAN BUKU || New Testament Exegesis - Gordon D. Fee

Identifikasi Buku

   Judul buku               : New Testament Exegesis     

   Pengarang                : Gordon D. Fee

   Tahun Terbit             : 2011

   Penerbit                    : Literatur SAAT

   Jumlah Halaman       : 223

RINGKASAN

Eksegesis adalah kata yang dipakai dalam penyelidikan yang bersifat sejarah kedalam makna teks Alkitab. Hal ini perlu dilakukan karena Alkitab memiliki “penulis-penulis” dan pembaca-pembacanya," para penulis bermaksud agar para pembacanya mengerti apa yang telah ditulis. Jarak waktu antara penulis hingga saat ini tentu sangatlah jauh sehingga terjadi gap yang harus dipecahkan. Dengan eksegesis inilah membantu para pembaca sekarang ini dapat memahami. Istilah yang lebih luas untuk ilmu penafsiran, secara historis, yang mencakup eksegetis disebut hermeneutika. Namun karena istilah hermeneutika lebih menyoroti pada masalah arti sebagai suatu keberadaan yang nyata, yakni apa makna yang terkandung dalam teks suci tersebut berasal dari suatu zaman kuno tertentu bagi kita sekarang, dengan demikian penggunaan istilah hermeneutika pada arti yang lebih sempit yaitu “arti masa kini” atau “aplikasi”

Langkah unutk melakukan eksegesis dan menulis suatu karya eksegesis, sebagian ditentukan oleh alasan-alasan seseorang memilih sebuah teks yang khusus. Pada dasarnya, ada tiga alasan seperti:

1.      Sebagai suatu cara berkarya untuk menerobos kitab dalam Alkitab;

2.      Sebagai suatu usaha untuk memecahkan kesulitan-kesulitan yang amat dikenal sebagai sebuah crux (hal yang terpenting), atau bagian yang bermasalah (1 Kor. 7:14; 15:29; dst).

3.      Sebagai persiapan untuk khotbah minggu atau pelajaran, atau perhatian yang berhubungan dengan masalah penggembalaan.

Melakukan eksegesis merupakan tugas semua pelayan gereja, dengan demikian seharusnya para pelayan gereha mau belajar melakukan eksegesis atas seluruh kitab, bukan hanya untuk pengajaran yang bersifat sementara atau hanya maksud berkhotbah tetapi juga untuk membuat sebuah waduk yang dalam bagi bahan-bahan Alkitab demi memberikan informasi untuk keseluruhan pelayanan mereka.

Perjanjian baru ditulis atas empat genre seperti:

1.      Bagian yang paling banyak yaitu surat-surat, terdiri dari paragraph-paragraf argumentasi atau nasihat. Disini seorang ekseget harus memperhatikan, lebih dari yang lainnya, untuk mencari alur argumentasi penulis supaya dapat memahami tiap kalimat dan paragraph.

2.      Kitab-kitab Injil terdiri atas perikop-perikop, unit-unit mandiri dari cerita atau pengajaran, yang berbeda-beda jenisnya dengan ciri-ciri formal yang berbeda-beda, dan yang telah ditetapkan di dalam konteksnya oleh para penginjil.

3.      Kisah Para Rasul pada dasarnya berupa suatu rangkaian yang berkaitan dengan cerita-cerita singkat yang membentuk seluruh cerita yang diselingi oleh pidato-pidato.

4.      Kitab Wahyu pada dasarnya adalah suatu rangkaian dari penglihatan-penglihatan yang dibentuk secara hati-hati, dijalin bersama untuk membentuk suatu cerita apokaliptik (penyingkapan) yang lengkap.

Kunci untuk eksegesis yang baik adalah kemampuan untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang tepat mengenai teks supaya mendapatkan pengertian yang dimaksud oleh penulis teks tersebut.

Pasal-pasal berikut ini akan membimbing kita melewati masing-masing langkah. Dalam beberapa hal, diperlukan membaca secara luas supaya memahami ciri-ciri khas sifat dari langkah tersebut.

A.    Langkah-langkah Awal untuk semua Tipe Sastra (Genre)

1.      Selidiki konteks sejarah secara umum

2.      Tegaskan batasan-batasan teks.

3.      Jadilah akrab dengan paragraf/perikop anda.

4.      Analisa susunan-susunan kalimat dan hubungan-hubungan sintaksinya.

5.      Membangun teks.

6.      Analisa tata bahasa.

7.      Analisa kata-kata penting.

8.      Selidiki latar belakang sejarah-budaya.

B.     Pertimbangan-pertimbangan Khusus untuk Tipe Sastra (Genre) yang berbeda

9.      (S) Tentukan sifat formal dari surat; (I) Tentukan sifat formal dari perikop atau ucapan; (W) Pahamilah sifat formal kitab Wahyu, tentukan penggunaan gambar itu sekarang, pandanglahpenglihatan secara keseluruhan.

10.  (S) Periksalah konteks sejarah dalam kekhususannya; (I) Analisalah perikop dalam Injil sinopsis; (K) Selidiki persoalan-persoalan sejarah; (W) Tentukan konteks sejarah.

11.  (S) Tentukan konteks sastra; (I) Analisis perikop dalam konteks naratif; (K) tentukan konteks sastra; (W) tentukan konteks sastra.

12.  Pertimbangkan konteks Teologi dan Alkitab secara luas.

13.  Kumpulkan kepustakaan dari sumber-sumber tambahan dan bacalah secara luas, bandingkan dan sesuaikan, terapkan penemuan-penemuan dalam karya Anda, ketahuilah kapan mengutip, ketahuilah penggunaan-penggunaan keterangan.

14.  Siapkan terjamahan akhir.

15.  Tulislah karya Anda.

EKSEGESIS DAN TEKS ASLI

Pasal ini berisi bermacam-macam pertolongan untuk eksegesis yang harus dilakukan dalam berbagai tempat dalam tahap yang digambarkan pada pasal 1. Ada dua maksud mengapa melakukan ini dalam pasal kedua: (1) untuk menghindarkan mahasiswa yang melakukan eksegesis terhenti dengan semua detail di dalam Pasal 1. (2) menyajikan suatu pendekatan sesungguhnya tentang “bagaimana melakukan” kompenen-kompenen ini- bagiamana membaca apartus teks Yunani, bagaimana mendapatkan kemungkinan terbaik dari dalam Kamus BDAG, dan seterusnya.

ANALISA SUSUNAN KALIMAT

Tujuan dari langkah 4 dalam proses eksegesis adalah untuk membantu melihat susunan-susunan paragraf dan aliran argumentasinya, disamping itu juga memaksa kita untuk membuat beberapa keputusan awal tata bahasa (mengenai permasalahan tata bahasa dan bagaimana sintaksis dilibatkan). Apa yang ada setelah ini adalah gambaran besar, hubungan-hubungan sintaksis dari berbagai kata dan kelompok-kelompok kata. Sehingga pada akhirnya, apapun yang dilakukan haruslah dapat dilakukan dan berguna bagi kita.

Mulailah dengan subjek, predikat dan objek

Sering kali amat membantu bila dari ujung sebelah kiri atas subyek (jika dinyatakan) dan predikat dari anak kalimat utama berama dengan obyek (atau predikat benda).

Subordinasi dengan insidensi

Orang- dapat menaruh kebawah (subordinasi) melalui indensasi semua kata-kata yang berfungsi menerangkan (misalnya, kata-kata keterangan, ungkapan-ungkapan kata depan [termasuk paling banyak kasus kepemilikan/genetif], ungkapan-ungkapan kata kerja yang berfungsi sebagai kata sifat (partisip), dan anak-anak kalimat keterangan lainnya), anak-anak kalimat sifat, dan anak-anak kalimat benda, semuanya lebih tepat ditempatkan di bawah kata atau kelompok kata yang sedang ditunjukan/sedang diubahnya.

Pisahkanlah tanda-tanda susunan

Ini adalah langkah yang sangat penting, sebab banyak keputusan-keputusan sintaksis-tata bahasa yang penting harus dibuat. Semua tanda-tanda susunan (misalnya: kata-kata ganti penunjuk) harus dipisahkan entah di atas atau di sebelah kira, dan diperjelas dengan tanda garis bawah, sehingga dapat ditarik garis-garis dari (mialnya) kata penghubung kepadan kata yang mengawalinya atau kelompok kata yang ia hubungkan atau yang ada di bawahnya (sub-ordinasi).

Berikan tanda warna pada kata-kata dan motif-motif yang muncul berulang kali

Hal ini bertujuan untuk mencari tema-tema atau ide-ide penting dalam aliran argumentasinya.

MEMBANGUN TEKS

Bagian ini mebutuhkan penyelidikan berkaitan dengan persoalan teks asli, seperti teks manuskrip yang paling mirip mewakili kata-kata sebenernya dari penulisan asli. Bagian ini bertujuan untuk membantu mempelajari cara membuat keputusan-keputusan demikian. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam membangun teks seperti:

1.      Pelajari dengan seksama konsep-konsep dasar tentang penyelidikan teks PB.

2.      Siapkan varian-varian teks bersama dengan bukti pendukungnya.

3.      Menilai masing-masing varian melalui kriteria penilaian bukti eksternal.

4.      Menilai masing-masing varian atas dasar gaya penulisan dan perbendaharaan kata dari penulis.

5.      Menilai masing-masing varian kriteria-kriteria kemungkinan transkripsional.

ANALISA TATA BAHASA

Tata bahasa berkaitan dengan semua unsur-unsur dasar bagi pemahaman hubungan-hubungan kata-kata dan kelompok-kelompok kata dalam sebuah bahasa. Tata bahasa terdiri dari morfologi (analisis sistematis dari golongan-golongan dan susunan-susunan kata –- infleksi-infleksi dari kata-kata benda, konjungsi-konjungsi dari kata kerja, dsb.) dan sintaksis (penyusunan-penyusunan dan hubungan-hubungan antar kata-kata dalam kerangka-kerangka yang lebih besar.

Bagian ini ditulis untuk konsep mereka yang pemula dalam bahasa Yunani atau mereka yang merasa akrab dengan unsur-unsur dasar tata bahasa Yunani, namun yang masih tetap dibingungkan oleh banyak istilah dan banyak nuansa. Dengan demikian, langkah-langkah yang diusulkan di sini dimulai pada tingkat dasar dan bertujuan untuk membantu kita dalam menggunakan alat-alat pembantu, lalu akhirnya mengarahkan kemampuan kita untuk memisahkan antara yang penting dan yang tidak penting. Berikut ada hal yang harus diperhatikan saat menganalisa tata bahasa seperti:

1.      Menyajikan informasi tata bahasa untuk kata-kata di dalam teks pada sebuah lembaran informasi tata bahasa.

2.      Membiasakan diri dengan beberapa tata bahasa dasar dan alat-alat bantu tata bahasa lainnya.

3.      Memisahkan kata-kata dan anak-anak kalimat yang membutuhkan keputusan tata bahasa antara dua atau tiga pilihan.

4.      Menetapkan keputusan-keputusan tata bahasa.

ANALISIS KATA-KATA

Kata-kata merupakan bangunan dasar bagi penyampaian makna. Dalam eksegesis khususnya, penting untuk mengingat fungsi kata-kata dalam suatu konteks. Dengan demikian walaupun ada kata yang memiliki rentang arti yang dangkal atau luas, tujuan pembelajaran kata dalam eksegesis adalah mencoba memahami setepat mungkin apa yang sedang disampaikan penulis dengan menggunakan kata tertentu. Tujuan dari bagian ini yaitu untuk membantu kita belajar memisahkan kata-kata yang membutuhkan penyelidikan khusus, untuk membantu kita secara lebih baik dan tepat guna memakai dua alat dasar dalam penyelidikan kata untuk PB. Sebelum meneruskan langkah-langkah ini, ada 2 hal yang perlu diperhatikan. Pertama, hindari bahaya untuk menjadi “senang aka nasal kata.” Kedua, hindari bahaya analisis berlebihan.

Pemahaman tepat pada banyak bagian akan bergantung pada analisis yang cermat mengenai kata-kata. Analisis serupa ini terdiri dari tiga langkah.

1.      Memisahkan kata-kata penting dalam teks yang membutuhkan penyelidikan khusus.

2.      Membangun rentang arti bagi sebuah kata penting dalam konteksnya sekarang ini.

3.      Menganalisis konteks dengan cermat untuk menetapkan rentang arti yang paling mungkin dalam bagian yang sedang dieksegesis.

LATAR BELAKANG SEJARAH BUDAYA

Sifat dasar Alkitab menuntut seorang ekseget memiliki beberapa keterampilan dalam menyelidiki latar belakang sejarah-budaya dari teks PB. Bagaimanapun, PB tidak datang dalam bentuk ungkapan, pernyataan yang padat dan ringkas tentang sikap hidup atau kebenaran umum. Tanpa batas waktu; setiap teks ditulis dalam kerangka waktu atau ruang yang ada pada abad pertama. Sesungguhnya, para penulis PB merasa tidak perlu menjelaskan praduga-praduga budaya umum bagi mereka sendiri dan bagi para pembaca. Hanya adat kebiasaan lokal yang tidak dipahami dalam konteks luas, akan diberikan penjelasan tambahan (contohnya Mrk. 7:3-4); namun contoh-contoh ini jarang.

Ada beberapa persoalan yang ekseget modern hadapi. Pertama, kita juga memiliki sejumlah asumsi-asumsi sejarah sosial-budaya, yang tanpa sengaja menyebabkan gagasan-gagasan dan adat kebiasaan kita berjalan mudur ke dalam zaman abad pertama. Sehingga salaj satu dari kesulitan-kesulitan yang ada bergantung pada kesadaran kita akan apa yang perlu diselidiki, untuk mengatasi asumsi apa yang sedang dikatakan penulis-penulis PB.

Kedua berkaitan dengan luasnya tugas penyelidikan dan kurangnya bahan-bahan yang bisa didapatkan. Tetapi sekalipun apa yang tersedia berada jauh diluar jangkauan kita; kita bergantung pada orang lain untuk melakukannya, dan mereka menjadi penafsiran-penafsiran data.

Ketiga, bagian yang rumit mengenai isu ini adalah, pada satu sisi, kita perlu membaca secara luas pokok-pokok yang lebih besar tentang sejarah sosiologi-budaya yang berakibat pada para komunitas orang Kristen mula-mula, sementara itu pada sisi yang lain, ada hal-hal khusus yang berhubungan dengan paragraph yang sedang dieksegesis yang memerlukan investigasi.

Ada beberapa yang harus diperhatikan saat ekseget mencari data mengenai sejarah-budaya.

1.      Sadarilah berbagai sumber yang merupakan jalan masuk ke dalam “dunia” PB.

2.      Perhatikan studi-studi khusus tentang sosiologis-budaya.

3.      Perhatikan penggunaan PL dan PB (termasuk intertekstualitas).

4.      Menentukan beberapa bimbingan untuk penerapan bagi teks-teks khusus.

5.      Evaluasi pentingnya data latar belakang untuk memahami teks.

ANALISA PERIKOP

Penyelidikan perkataan atau cerita dalam Injil yang ada terdiri dari tiga pernyataan dasar, yaitu: Pertama, pemilihan apakah ada signifikansi yang nyata dari perkataan atau yang ditemukan dalam Injil yang sedang dieksegesis. Kedua, penyesuaian apakah ada perbedaan-perbedaan dalam bahasa atau urutan kata antar Injil tersebut dengan Injil yang lain, yang disignifikan dalam makna perikop tersebut dalam Injil yang sedang dieksegesis. Ketiga, penyusunan apakah signifikan bagi ketetapan pemuatannya di tempat ini (pertanyaan mengenai konteks sastra di tempat ini). Dengan demikian ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menganalisa perikop.

1.      Pilih sebuah sinopsis.

2.      Tempatkan teks dalam sinopsis.

3.      Pisahkan persesuaian dan perbedaan-perbedaan dalam kata-kata di antara perikop tersebut dan paralel sinopsisnya.

4.      Tetapkan jenis dari tradisi-tradisi perikop yang tampak.

5.      Selidiki urutan perikop dalam Injil yang sedang dieksegesis.

6.      Ditetapkan apakah penyesuaian perikop dari Injil tesebut adalah penting bagi penafsiran teks yang dipilih.

7.      Pikirkan kembali tempat perikop dalam konteks kesusastraannya sekarang ini dalam Injil tersebut.

BIMBINGAN SINGKAT UNTUK EKSEGESIS KHOTBAH

Jika persiapan khotbah tidak melibatkan penulisan satu atau dua karya eksegesis dalam tiap minggunya, hal ini merupakan suatu keberuntungan bagi seorang pengkhotbah. Namun, banyak pelayan gerejawi yang sudah mengecap pendidikan teologi, yang tentunya telah belajar untuk menulis karya-karya eksegesis, tidak terlatih sama baiknya untuk menerapkan semua kemahiran eksegesis itu untuk tugas yang lebih umum dalam mempersiapkan sebuah khotbah.

Eksegesis dalam mempersiapkan khotbah tidak berbeda jenis dari apa yang di minta dalam penulisan sebuah karya eksegesis, namun berbeda dakam tuntutan waktu dan tujuannya. Oleh karena itu, pasal ini adalah versi campuran dari panduan penuh yang digunakan untuk karya-karya eksegesis, yang digariskan dalam Pasal I dan II.

Tugas Eksegesis

            Definisi khotbah alkitabiah PB adalah sebuah tugas yang mengemban perjumpaan antara manusia pada abad ini dengan Firman Allah yang disampaikan mula-mula pada abad pertama. Tugas eksegesis adalah menemukan firman itu dan artinya dalam gereja abad pertama; tugas berkhotbah adalah untuk mengenal dengan baik eksegesis teks dan orang-orang yang kepadanya firman itu sekarang akan disampaikan lagi, sebagai firman hidup bagi mereka.

            Tempat memulai sesungguhnya dimulai dari memili sebuah teks. Ada dua hal yang harus diperhatikan dalam memilih teks. Pertama, kita sedang menyelidiki teks Alkitab lalu kemudian mengetahui kebutuhan untuk menerapkan bagian itu kepada jemaat. Kedua, kita mengetahui sebuah kebutuhan tertentu di antara jemaat dan kita datang kepada Alkitab untuk mencari sebuah firman yang akan disampaikan demi kebutuhan khotbah tersebut. Garis besar yang terkait itu mengasumsikan pendekatan pertama, yaitu, teks Alkitab itu sendiri yang menetapkan arah dari khotbah kita. Adapun yang harus diperhatikan saat mengeksegesis untuk berkhotbah sebagai berikut

Persiapan Awal

1.      Bacalah konteks yang lebih luas

Seorang pengkhotbah tidak perlu kawatir ketika menghadapi teks yang mungkin sulit untuk mendapatkan maknanya. Ketika kita mendapatkan kesan umum mengenai di mana teks itu cocok dalam kitab yang mau dikhotbahkan. Ingatlah selalu bahwa teks itu hanyalah sebagian kecil dari keseluruhan teks dan penulis Alkitab tidak pernah bermaksud atau melihat teks itu berdiri sendiri terlepas dari bagian lainnya dari apa yang sedang dia lakukan.

Dengan demikian seharusnya pengkhotbah secara teratur mempraktikan untuk membaca teks dalam konteksnya yang lebih luas, dan membacanya berulang kali, mungkin bisa dilakukan dengan terjemahan yang berbeda.  Jikalau yang dieksegesis surat-surat yang pendek, maka cobalah untuk membaca keseluruhan surat tersebut, pikirkan dengan cermat mengenai argumentasi penulis dan bagaimana teks itu cocok di dalamnya. Namun jikalau suratnya panjang, solusi terbaik adalah membaca berulang kali bagian yang di dalamnya argumentasi itu ditemukan (misalnya 1 Pet. 1:1-3:12 atau 22). Jikalau sedang berurusan dengan Injil, pilihlah sebuah bagian logis lebih besar sebagai konteksnya (misalnya, Mrk 8:27-10:16).

2.      Bacalah Teks berulang kali

Dalam pembacaan ini, berbeda dari sebelumnya. Kali ini pengkhotbah harus berusaha untuk mendapatkan isi mendasar dari teks tersebut. Caranya baca teks dengan bersuara. Cobalah untuk merasakannya sebagai satu unit yang menyampaikan firman Allah kepada kita dan jemaat. Agar lebih mendalam, coba juga untuk membaca terjemahan dari beberapa bahasa sehingga inti teks didapatkan.

Seorang pengkhotbah harus berhati-hati juga dalam menghadapi kemungkinan bahwa akan dibutuhkan penyesuaian berkenaaan dengan batasan-batasan teks kita, karena pembagian pasal dan ayat yang kita miliki sekarang ini adalah tambahan pada teks aslinya dan tidak selalu dipercayai. Periksalah beberapa ayat sebelum teks tersebut dimulai dan dilakukan juga untuk beberapa ayat setelah teks itu berakhir.

3.      Buatlah terjemahan sendiri

Belajar melakukan hal ini sekalipun pengetahuan bahasa Yunani kita lemah atau tidak aktif. Untuk tugas ini, gunakan salah satu dari alat-alat bantu seperti BibbleWork8. Kita dapat dengan mudah memeriksanya, bila perlu melalui salah satu terjemahan-terjemahan modern yang baik.

4.      Kumpulkan daftar pilihan

Dalam proses membuat terjemahan, kita perlu memiliki sebuah daftar pilihan-pilihan-pilihan penerjemahan yang bersifat tekstual, tata bahasa atau gaya penulisan/linguistik. Daftar ini tidak perlu panjang: hanya pokok-pokok penting yang harus dimasukkan.

5.      Menyelidiki susunan kalimat

Cara lebih lanjut melihat teks dalam bentuk awalnya juga dapat memberkan nilai yang besar. Adalah penting untuk tidak hanya menyadari detail-detail yang perlu diselidiki, tetapi juga memiliki pemahamannya yang baik mengenai susunan-susunan teks dan alur argumentasinya.

6.      Mulailah dengan menggunakan daftar naskah khotbah

Dengan cara yang sama seperti ketika mengumpulkan daftar pilihan yang disebut dalam pembahasan no 4 diatas, siapkan sebuah kertas untuk mencatat pengamatan-pengamatan dari usaha eksegesis mengenai teks yang dirasa akan berguna untuk disebutkan dalam khotbah kita.

Hal-hal mengenai isi

Langkah-langkah dalam bagian ini berkaitan dengan berbagai jenis detail yang menyusun isi dari teks kita yaitu mengenai apa-nya teks. Pada dasarnya, pertanyaan-pertanyaan ini mencakup empat sisi, untuk teks apa pun dari PB yaitu masalah teks, tata bahasa lingusitk, sejarah-budaya.

1.      Perhatikan pokok-pokok teks yang penting.

2.      Perhatikan tata bahasa yang tidak biasa, membingungkan, dan yang sama penting.

3.      Buatlah sebuah daftar istilah-istilah penting.

4.      Lakukan penyelidikan kecil mengenai istilah apapun yang penting.

5.      Selidiki persoalan penting sejarah-budaya.

Persoalan-persoalan Kontekstual

            Menentukan persoalan-persoalan isi hanyalah separuh dari tugas eksegesis. Sekarang, kita harus memberikan perhatian khusus pada persoalan-persoalan sejarah dan konteks kesusastraan. Konteks sejarah berkaitan dengan lingkungan sejarah secara umum juga kejadian khusus dari dokumen. Konteks sastra berkaitan dengan bagaimana teks cocok secara khusus dengan tempatnya dalam argumentasi atau cerita. 

Literatur Tambahan

            Ini merupakan kesimpulan dari tugas dasar kita atas teks itu. Dengan bantuan beberapa alat bantu eksegesis, seharusnya kita merasa sudah memiliki pemahaman yang baik tentang teks, baik dalam kekhususannya maupun tempatnya dalam Alkitab. Kita hanya perlu meluangkan sedikit waktu untuk memeriksa beberapa literatur tambahan.

Konteks Alkitab-Teologi

            Sebelum beralih kepada beberapa perhatian mengenai penerapan, perlu memikirkan cara bagaimana menghubungkan teks ini dengan Kitab Suci dan teologi Kristen.

Penerapan

            Seharusnya berpikir bersamaan mengenai bagaimana teks dan bagian-bagian lainnya itu bisa diterapkan dalam kehidupan kita sendiri dan jemaaat. Tetapi kini kita perlu fokus secara langsung kepada penerapan.

Luangkan waktu untuk merenungkan teks dan berdoa

            Berkhotbah bukanlah sekedar urusan pikiran dan pembelajaran, tetapi juga urusan hati dan doa. Ketika pikiran kita dipenuhi teks, kita juga harus menghidupkan teks itu bagi diri kita sendiri. Dengan demikian bukanlah sekedar teori saja namun juga ada praktek pribadi.

Mulailah dengan satu maksud

            Gambarkan dalam daftar khotbah dan catatan-catatan lainnya yang sudah dibuat ketika mengerjakan tugas eksegesis, duduklah dengan menetapkan pokok-pokok utama, tujuan, respons.

 

Post a Comment

0 Comments